Liga bola basket IBL seri ketiga bisa menjadi penentu peta persaingan di babak selanjutnya. Tim-tim yang mampu tampil konsisten berpeluang melangkah jauh hingga babak final kopetisi basket Indonesia ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Hingga usia seri pertama di Semarang, Jawa Tengah, dan seri kedua di Bandung, Jawa Barat, dari total delapan seri reguler liga bola basket tertinggi Indonesia, IBL Pertamax 2020, belum ada tim yang benar-benar dominan. Sepuluh tim peserta sudah sama-sama mengalami kekalahan.
Untuk itu, seri ketiga di Mahaka Square, Kelapa Gading, DKI Jakarta, 31 Januari-2 Februari, berpotensi menjadi ujian konsistensi setiap tim. ”Seri ketiga ini menjadi pembuktian konsistensi tim peserta. Hasil laga-laga ini bisa menjadi tolak ukur tim mana yang punya peluang melangkah jauh di liga musim ini,” ujar Direktur IBL Junas Miradiarsyah ketika dihubungi Kompas dari Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Liga musim ini digelar dua babak, yakni babak reguler yang terdiri atas delapan seri. Lalu, babak penentuan yang terdiri atas play off, semifinal, dan final. Musim ini, manajemen liga mengubah format penggunaan pemain asing, yakni dari maksimal dua pemain asing menjadi tiga pemain asing.
Namun, hanya dua pemain asing yang bisa diturunkan sedangkan satunya cadangan. ”Sekarang, kualitas pemain nasional semakin baik. Ditambah lagi pemain asing semakin banyak dan kompetitif. Itulah yang membuat persaingan kali ini semakin ketat sejak awal. Padahal, musim lalu, sudah terlihat tim yang lebih dominan atau tidak pernah kalah,” ujar Junas.
IBL 2020 diikuti oleh 10 tim peserta. Salah satu peserta adalah Indonesia Patriot yang diisi oleh para pemain timnas dan satu pemain calon naturalisasi, yakni center asal Inggris, Lester Prosper (31). Proses naturalisasi pemain bertinggi 209 sentimeter itu sedang diurus sejak dirinya tiba sebelum liga bergulir.
”Pembentukan dan keikutsertaan Indonesia Patriot merupakan bagian dari persiapan Indonesia mengikuti kualifikasi Piala Asia Basket 2021 dan menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023. Dengan ikut liga, para pemain diharapkan semakin matang dan padu,” tutur Junas.
Membuktikan kapasitas
Para tim peserta pun ingin membuktikan kapasitasnya pada seri ketiga ini. Amartha Hangtuah Jakarta, misalnya, hingga usai seri kedua mereka hanya meraih satu kemenangan dan sudah empat kali kalah sehingga bertengger di peringkat terakhir.
Pada seri ketiga ini, Amartha Hangtuah akan berusaha maksimal merebut kemenangan lebih banyak. Mereka pun akan didukung dua pemain asing, yakni pemain asal Amerika Serikat, Emilio Parks dan Thurron Steven Malory Jr, yang menjalani debut musim ini di Jakarta.
Kedua pemain itu dipersiapkan untuk menghadapi tim peringkat kedua musim lalu, sekaligus peringkat kelima klasemen sementara musim ini Satria Muda Pertamina. Laga kedua tim berlangsung pada hari pertama seri ketiga, Jumat (31/1/2020) pukul 17.00. ”Kedua pemain dalam kondisi bagus. Kami berharap mereka bisa memberikan kontribusi besar untuk tim dari seri ketiga ini,” ujar pelatih Amartha Hangtuah Harry Prayogo.
Adapun tim peringkat ketiga klasemen sementara Pacific Caesar Surabaya tidak mau jemawa walau bertengger di papan atas. Sebab, hal itu bisa menjadi bumerang bagi tim. Apalagi, kompetisi masih sangat panjang. ”Kami akan terus bermain dengan mentalitas underdog,” kata pelatih Pacific Caesar yang berasal dari Amerika Serikat, David Singleton.
Penghormatan untuk Kobe
Pada seri ketiga, manajemen IBL juga akan memberikan suguhan berbeda selain hiburan di sela pertandingan. Menjelang laga, terang Junas, mereka akan melakukan penghormatan untuk legenda basket dunia asal AS Kobe Bryant yang meninggal dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, AS, Minggu (26/1/2020). Sosok berjuluk Black Mamba itu meninggal bersama anaknya, Gianna ”Gigi” Maria-Onore Bryant yang masih berusia 13 tahun.
”Kobe lebih dari sekadar idola. Ia adalah inspirasi dan ikon. Kobe memberikan contoh nyata filosofi basket, antara lain tentang kerja keras disiplin, dan menghargai sesama. Kami ingin memberikan rasa hormat dan apresiasi kepada pemain yang telah menjadi inspirasi semua pencinta basket, termasuk di Indonesia,” tutur Junas.
Menurut Junas, penghormatan itu dalam bentuk menampilkan video singkat mengenai Kobe dan juga aksi mengheningkan cipta selama 24 detik yang terinspirasi dengan nomor punggung identik Kobe selama aktif menjadi pemain. ”Kobe mungkin tidak pernah berinteraksi langsung dalam dunia basket Indonesia. Tetapi, secara tidak langsung, upayanya memopulerkan basket di Asia turut menyebar ke Indonesia,” pungkasnya.