Kemampuan mengatasi tekanan psikologis pada situasi kritis menjadi pembeda yang tegas antara para petenis senior dengan lawan-lawannya yang lebih muda, di ajang Grand Slam.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
MELBOURNE, SENIN - Rafael Nadal dan Stan Wawrinka berhadapan dengan kompetitor yang lebih muda serta memiliki rekor pertemuan bagus atas mereka pada babak keempat Australia Terbuka. Namun, di Melbourne Park, Australia, para senior itu memperlihatkan ketangguhan mental mereka dalam persaingan di arena Grand Slam.
Nadal menunjukkan ketangguhan itu ketika berhadapan dengan Nick Kyrgios di Rod Laver Arena, Senin (27/1/2020). Kyrgios, bintang tuan rumah yang mendapat dukungan lebih banyak penonton, tiga kali mengalahkannya dari tujuh pertemuan. Kyrgios juga memiliki ritme permainan yang sulit ditebak, termasuk dengan servis yang telah menghasilkan 75 as pada tiga pertandingan sebelumnya.
Petenis berusia 24 tahun itu, juga, membuat Nadal kewalahan ketika merebut servisnya pada gim ke-10 set keempat. Itu menjadi serving for the match bagi Nadal dalam keunggulan 5-4. Melalui servis pada gim itu, Nadal seharusnya memenangi pertandingan.
Namun, Kyrgios mencuri servis tersebut dan memaksakan terjadinya tiebreak untuk dua set beruntun. Nadal mengatasi tekanan itu dan menang, 6-3, 3-6, 7-6 (6), 7-6 (4), dalam waktu 3 jam 38 menit.
“Itu pertandingan berat, Nick bermain menakutkan pada skor 5-4. Saya mencoba membangkitkan mental saya dalam keadaan tertekan dan bisa melakukannya,” tutur Nadal pada mantan petenis nomor satu dunia, John McEnroe, yang mewawancarainya.
Dalam tiebreak pada set keempat, Nadal mencoba fokus pada setiap poin dengan tidak banyak membuat kesalahan. Formula ini berhasil mengantarkannya ke perempat final.
Kekuatan mental untuk menjaga fokus menjadi pembeda antara petenis mapan seperti Nadal, Roger Federer, atau Novak Djokovic dengan petenis lain. Saat mengalahkan John Millman (Australia) pada babak ketiga misalnya, Federer menang dalam lima set dengan memenangi enam poin terakhir secara beruntun, setelah tertinggal 4-8 dalam super tiebreak. Artinya, untuk mencapai poin 10 yang dibutuhkan untuk menang, tak sekali pun Federer melakukan kesalahan.
Wawrinka, juga, menemukan cara untuk mengalahkan Daniil Medvedev yang selalu mengalahkannya dalam dua pertemuan sebelumnya. Kemenangan, 6-2, 2-6, 4-6, 7-6 (2), 6-2, selama 3 jam 25 menit, disebut Wawrinka menjadi penampilan terbaiknya sejak menjalani operasi lutut pada pertengahan 2017. Akibat operasi yang membuatnya absen dari kompetisi selama setengah musim itu, Wawrinka khawatir kariernya akan selesai lebih cepat.
Namun, petenis dengan tiga gelar Grand Slam itu tetap memelihara motivasi. Gagal melewati babak ketiga Grand Slam sejak menjadi finalis Perancis Terbuka 2017, dia kembali ke perempat final Perancis dan AS Terbuka 2019, serta Australia Terbuka 2020.
“Saya pikir, terakhir kali saya bermain bagus sebelum laga tadi adalah sebelum operasi. Namun, sejak akhir musim lalu, penampilan saya membaik. Fisik saya lebih baik dibandingkan tahun lalu, begitu juga dengan pergerakan saya,” tutur Wawrinka.
Perkembangan itulah yang membuat petenis berusia 34 tahun itu percaya diri berhadapan dengan Medvedev, finalis AS Terbuka 2019. “Saya telah menemukan jawabannya. Saya kehilangan sedikit kepercayaan diri pada set kedua dan ketiga, tetapi saya tahu ini hanya masalah mental, bukan yang lainnya. Saya pun bisa bangkit pada dua set berikutnya,” kata Wawrinka.
Ketangguhan mental Nadal dan Wawrinka akan kembali dites oleh petenis yang juga lebih muda dari mereka pada perempat final. Nadal akan melawan Dominic Thiem, petenis yang dikalahkannya pada final Perancis Terbuka 2018 dan 2019. Adapun Wawrinka berhadapan dengan Alexander Zverev, petenis 22 tahun yang untuk pertama kalinya lolos ke perempat final Australia Terbuka.
Juara baru putri
Tersingkirnya Angelique Kerber pada babak keempat akan melahirkan juara baru pada tunggal putri. Melihat kejutan yang banyak terjadi hingga empat babak, siapa pun dari delapan petenis yang akan tampil dalam perempat final memiliki kesempatan sama untuk meraih trofi Daphne Akhurst, lambang gelar juara tunggal putri.
Kerber, satu-satunya juara Australia Terbuka tersisa pada babak keempat dikalahkan petenis Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova, 7-6 (7), 6-7 (4), 2-6. Juara Australia Terbuka 2016 itu pun gagal melewati babak keempat Grand Slam sejak menjuarai Wimbledon 2018.
Di antara delapan perempat finalis itu ada finalis Australia Terbuka 2018, Simona Halep; petenis nomor satu dunia yang menjadi harapan tuan rumah, Ashleigh Barty; juara Grand Slam yang mencoba bangkit lagi, Petra Kvitova dan Garbine Muguruza, hingga para debutan perempat final Grand Slam, Ons Jabeur dan Sofia Kenin.
Halep, Muguruza, Kvitova, dan Barty sebenarnya berstatus juara Grand Slam, tetapi di antara mereka belum pernah ada yang menjuarai Australia Terbuka. Halep dan Muguruza, masing-masing, telah menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon, Barty di Perancis Terbuka, sementara Kvitova dua kali menjuarai Wimbledon.
Namun, peluang di antara salah satu juara Grand Slam itu akan tertutup karena pertemuan antara Barty dan Kvitova yang akan terjadi pada perempat final. Ini akan menjadi persaingan ketat antara dua sahabat. Kvitova unggul 4-3, namun Barty memenangi tiga pertemuan terakhir.
“Saya menyayangi Petra, tetapi semoga dia tidak mematahkan hati saya. Saya sangat antusias mendapat kesempatan tampil pada perempat final Grand Slam karena ini bukan kesempatan yang bisa didapat setiap hari,” ujar Barty. (AFP/REUTERS)