Juventus menjauh di puncak Liga Italia seusai membekap Parma 2-1 di Turin, Senin dini hari WIB. Seluruh gol Juve diborong Cristiano Ronaldo, striker yang menyamai pencapaian David Trezeguet, 15 tahun silam.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
TURIN, SENIN – Juventus berlari di puncak klasemen Liga Italia seusai menaklukkan Parma 2-1 di Turin, Senin (20/1/2020) dini hari WIB. “Si Nyonya Besar” kini unggul empat poin dari rivalnya, Inter Milan, yang ditahan Lecce 1-1 pada Minggu malam.
Megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo, lagi-lagi menjadi pahlawan kemenangan Juve di laga itu dengan memborong seluruh gol bagi juara bertahan Liga Italia itu. Gol pertamanya dicetak dua menit menjelang turun minum. Bola hasil tendangannya mengenai pemain Parma sehingga berbelok arah dan sulit dijangkau kiper Luigi Sepe.
Parma sempat membuat pendukung tuan rumah terdiam sesaat. Penyerang pengganti, Andreas Cornelius, mencetak gol melalui tandukkan kepalanya memanfaatkan umpan sepak pojok rekannya, Matteo Scozzarella, di menit ke-55. Namun, Juve tidak lantas tinggal diam dan berbalik unggul melalui sontekan Ronado yang memanfaatkan asis Paulo Dybala.
Ronaldo pun kini mencatatkan tren performa yang istimewa. Ia tidak pernah absen mencetak gol di tujuh laga terakhir Liga Italia bersama Si Nyonya Besar. Total telah 16 gol ia cetak di Liga Italia musim ini, 11 di antaranya tercipta di tujuh laga terakhir. Ronaldo tercatat sebagai pemain Juve pertama setelah David Trezeguet di 2005 yang mampu mencatatkan performa konsisten itu.
“Dua gol itu sangatlah penting karena ini sungguh laga yang sulit. Parma sangat terorganisasi dan sulit ditaklukkan. Namun, kami berjuang hebat dan mampu memenanginya,” tutur Ronaldo seusai laga itu.
Ronaldo menambahkan, hal terpenting adalah tiga timnya meraih tiga poin, tidak peduli siapa yang mencetak gol di laga yang digelar di Stadion Juventus, Turin, itu.
“Kami tahu Inter imbang dan Lazio menang. Jadi, sangatlah penting membangun keunggulan,” ujarnya mengenai keunggulan empat poin di timnya di puncak klasemen Liga Italia saat ini.
Meskipun menang, Pelatih Maurizio Sarri mengkritik penampilan timnya. Menurutnya, timnya sempat tertekan oleh Parma di menit-menit akhir laga itu. Itu terjadi karena timnya tidak mengikuti sepenuhnya instruksinya. Juve, yang nampak kelelahan, mengendurkan intensitas serangannya. Mereka pun memilih bertahan di pengujung laga itu.
“Saya lebih memilih kebobolan melalui serangan balik ketimbang menghabiskan 10-15 menit tersisa dengan bermain bertahan. Namun, secara umum kami tampil baik musim ini. Saya kira, kami masih mampu meningkatkan cara membaca permainan, khususnya di menit-menit akhir,” ujar Pelatih Juventus Maurizio Sarri seusai laga itu seperti dikutip Football-Italia.
Ancaman Lazio
Juve kini mengemas 51 poin atau unggul empat poin dari Inter dengan koleksi 47 poin. Adapun Lazio menempel keduanya dan berpeluang menyalip ke peringkat kedua. Lazio, yang kini mencatatkan 11 kemenangan beruntun, kini mengumpulkan 45 poin. Namun, Lazio—yang telah dua kali membekap Juve musim ini—memiliki tabungan satu laga.
Lazio menggilas Sampdoria 5-1 pada Sabtu lalu. “Lazio kini dalam tren performa spektakuler. Kami hanya berharap itu tidak berlangsung lama,” ujar Sarri saat ditanya apakah Inter atau Lazio yang lebih berbahaya sebagai pesaing gelar juara Liga Italia di mata Juve saat ini.
Sementara itu, meskipun kalah, Pelatih Parma Roberto D\'Aversa bangga dengan penampilan timnya. “Kami membuat para pendukung Juve sempat terlihat gugup di akhir laga. Itu menegaskan performa kami,” tuturnya. (Reuters)