Carolina Marin mendapat suntikan motivasi dan semangat untuk mempertahankan medali emas Olimpiade, salah satunya dari dukungan para penggemarnya. Tunggal putri Spanyol itu juga memiliki banyak penggemar di Indonesia.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Carolina Marin, merasa terkesan dengan dukungan penonton di Istora Senayan, Jakarta. Bagi tunggal putri asal Spanyol ini, dukungan dari para penggemar menjadi suntikan semangat untuk mempertahankan emas Olimpiade.
Pada Jumat (17/1/2020), Marin sukses menembus semifinal turnamen bulu tangkis Indonesia Masters di Istora. Ia mengalahkan tunggal putri Korea Selatan berusia 17 tahun, An Se-young, 21-17, 21-16. Begitu dipastikan melaju ke semifinal, Marin mengangkat kedua tangan ke atas kepala. Ia melambaikan tangan kepada penonton di Istora yang dengan penuh semangat memberikan dukungan selama pertandingan.
Marin mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara favorit untuk menjalani turnamen. “Penonton sungguh luar biasa mendukung saya. Saya sangat senang dengan support dari penonton Indonesia. Indonesia menjadi arena pertandingan yang paling saya suka,” ujar pemain berusia 26 tahun itu.
Dukungan yang sama, menurut Marin, juga ia terima di negara asalnya, Spanyol. Sejak Marin menjadi juara Olimpiade, banyak orang yang membicarakan prestasinya. Berkat Marin, tingkat popularitas bulu tangkis di Spanyol meningkat karena anak-anak muda berlatih bulu tangkis.
Beberapa pemain muda asal Spanyol yang turun di Kejuaraan Dunia Yunior BWF 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, mengaku menjadi pemain karena terinspirasi dengan perjuangan Marin yang sukses menjadi dua kali juara dunia dan tiga kali juara Eropa sebelum meraih emas Olimpiade.
“Saya merasa sangat bahagia dengan dukungan orang-orang Spanyol yang selalu mengikuti karier bulu tangkis saya. Selama ini bulu tangkis kurang popular di sana, tetapi kini sudah banyak orang mulai bicara soal bulu tangkis. Saya sangat bangga,” katanya.
Carolina Marin merupakan pemain yang membuat kejutan pada Olimpiade Rio 2016. Ia menjadi pemain bulu tangkis pertama non-Asia yang mempersembahkan medali emas tunggal putri setelah mengalahkan wakil India, PV Sindhu, dalam pertarungan rubber-game, 19-21, 21-12, dan 21-15.
Sebelumnya, pemain yang berasal dari Huelva, Spanyol, ini tak pernah bercita-cita menjadi pemain bulu tangkis. Sejak kecil, hingga berusia 13 tahun, Marin berlatih menjadi penari flamenco di kampung halaman. Suatu hari, ia berlatih bulu tangkis sebagai olahraga rekreasi di klub bulu tangkis IES La Orden. Namun, oleh pelatihnya, Rivas, dia diarahkan menjadi pemain profesional.
Keseriusan Marin berlatih mengantar ia meraih medali perak perdana untuk Spanyol pada Kejuaraan Bulu Tangkis Yunior Eropa 2009. Ia kemudian menyepuh medali perak menjadi emas pada Kejuaraan Bulu Tangkis European U-17 pada tahun yang sama.
Meski cabang bulu tangkis di Spanyol kurang setenar olahraga lain, seperti sepak bola atau tenis, menurut Marin, atlet-atlet muda bisa berprestasi asalkan mau bekerja dan berlatih keras. Atlet-atlet muda juga diminta mengikuti banyak turnamen internasional untuk menambah jam terbang. “Untuk menjadi yang terbaik, kita harus melakukan yang terbaik,” katanya.
Setelah Olimpiade 2016, penampilan Marin sempat menurun antara lain karena cedera lutut. Tahun lalu, di Indonesia Masters 2019, Marin mengalami cedera ACL saat bertanding melawan mantan pemain nomor satu, Saina Nehwal (India).
Cedera itu memaksa Marin absen dari turnamen internasional selama delapan bulan, termasuk mundur dari Kejuaraan Dunia 2019. Absen mengikuti turnamen membuat peringkatnya anjlok, dari nomor dua dunia (29 Januari 2019) menjadi terlempar ke luar 20 besar dunia.
Marin kembali bersaing di level elite di Vietnam Terbuka pada September 2019 di mana ia tersisih di babak pertama. Namun, selanjutnya di China Terbuka 2019, Marin membuktikan ketangguhannya dengan menjadi juara.
Marin menuturkan, dalam lima bulan ini ia akan fokus mengikuti turnamen internasional. Setelah Mei, Marin akan mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo yang akan bergulir pada 24 Juli-9 Agustus 2020. “Saya belum tahu bagaimana persiapan menuju Olimpiade. Yang penting sekarang saya fokus pada pertandingan yang harus saya jalani terlebih dahulu,” ujar Marin.