Tim Putri Tanpa Target di Ajang Kualifikasi Olimpiade
tim nasional bola voli putri Indonesia tidak menetapkan target khusus pada ajang kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. hal itu karena lawan-lawan yang akan dihadapi kekuatannya jauh di atas Indonesia.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim bola voli putri Indonesia mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di Nakhon Ratchasima, Thailand, 6-12 Januari, dengan persiapan yang minim. Indonesia berhak mengikuti kualifikasi Olimpiade setelah menduduki peringkat kedelapan Kejuaraan Asia Bola Voli Putri 2019 yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, pada Agustus tahun lalu.
Untuk bersaing di Thailand, tim ”Merah Putih” menyiapkan 14 pemain terdiri atas Amalia Fajrina, Megawati Hangestri, Novia Andriyanti, Wilda Siti NS, Arsela Nuari Purnama, Alya Anastasia, Yulis Indahyani, Tri Retno Mutiara, dan Dita Azizah. Selain itu, Tisya Amallya, Shella Bernadetha, Ajeng Viona, Agustina Wulandari, dan Ratri Wulandari.
Amalia dan kawan-kawan bersaing dengan tujuh tim lainnya untuk memperebutkan satu tiket ke Tokyo 2020. Pada babak penyisihan, Indonesia bermain di pul B bersama Korea Selatan, Kazakhstan, dan Iran. Adapun tuan rumah Thailand bertanding di pul A bersama dengan Australia dan Taiwan.
Peringkat pertama dan kedua masing-masing pul berhak menjalani pertandingan di babak semifinal. Pada Senin (6/1/2020), Indonesia menjalani laga perdana berhadapan dengan Korea Selatan. Selanjutnya, Amalia dan kawan-kawan akan bertanding melawan Kazakhstan pada Selasa (7/1), dan Iran pada Rabu (8/10).
Pelatih kepala tim bola voli Indonesia Octavian mengatakan, tidak ada persiapan khusus menghadapi tim putri Korea Selatan. ”Persiapan kami minim, saya akan berusaha melakukan banyak rotasi pemain di setiap setnya agar semua pemain bisa bertanding,” ujarnya, dihubungi dari Jakarta, kemarin.
Oktavian menjelaskan, dengan persiapan yang minim, ia meminta para pemain bisa bermain lepas dan mengambil kesempatan terbaik untuk menambah jam terbang.
Pendamping tim, Ernita Pongky mengatakan, materi pemain tim ”Merah Putih” tidak banyak berubah. Pemain-pemain ini berpengalaman tampil di SEA Games 2019. Menurutnya, tidak ada target yang hendak dicapai oleh Amalia dan kawan-kawan, mengingat lawan yang dihadapi berat, terutama Korea Selatan dan Thailand.
”Namun, kami pernah mengalahkan Kazakhstan dan Iran, saat Kejuaraan Asia 2018. Ini menjadi catatan menarik bagi kami,” kata Ernita dari Thailand.
Ernita menjelaskan, tim voli putri Indonesia masih tertinggal cukup jauh dari tim voli putri Korea Selatan, seperti kalah materi pemain dan pengalaman. ”Korsel itu sudah bermain di level dunia. Kami harus lebih baik di receive (penerimaan bola) dan defense (pola bertahan) agar bisa nyerang. Kalau untuk serangan, kami sudah bagus,” ujarnya.
Perbaikan teknik dan pola permainan itu sudah dilakukan sejak persiapan menghadapi SEA Games 2019. Tim voli putri Indonesia sudah berlatih bersama selama kurang lebih lima bulan untuk SEA Games. Dalam pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara ini, tim putri Indonesia gagal melaju ke babak final setelah kalah head to head (pertemuan) dari Vietnam. Selama bertarung di babak penyisihan grup, Indonesia hanya meraih satu kemenangan dan dua kali menelan kekalahan.
Setelah SEA Games 2019, Amalia dan kawan-kawan kembali ke klub masing-masing untuk persiapan kejuaraan bola voli Proliga. Mereka kembali dikumpulkan awal tahun ini untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Menurut Ernita, kemampuan fisik dan keterampilan para pemain dalam kondisi yang sangat bagus. Tetapi, untuk bersaing di kualifikasi Olimpiade ini, atlet-atlet harus meningkatkan kekompakan.