Pegolf tenar asal Amerika Serikat, Tiger Woods, berpotensi mencatatkan dirinya sebagai pegolf terbaik sepanjang masa tahun depan. Namun, untuk bisa merealisasikannya bukan perkara mudah.
Oleh
korano nicolash lms
·3 menit baca
Usia bisa jadi sudah tak muda lagi. Namun, bukan berarti usia menghentikan seseorang untuk terus berprestasi. Ini seperti pegolf ternama asal Amerika Serikat, Tiger Woods. Prestasi terus diukirnya, bahkan terbuka peluang ”sang fenomenal” akan dikenang sebagai pegolf terbaik sepanjang masa.
Akhir Oktober lalu, Tiger Woods berhasil memenangi turnamen ZOZO Championship di Accordia Golf Narashino Country Club, Chiba, Jepang. Prestasi itu membuat pegolf yang pada 30 Desember ini akan berusia 44 tahun telah memenangi total sebanyak 82 gelar dari pentas PGA Tour, pentas golf profesional tertinggi di dunia.
Raihan itu menyamai rekor 82 gelar milik Sam Snead, pegolf Amerika Serikat lainnya, yang tak terpecahkan dalam 54 tahun. Itu artinya jika Woods mampu meraih satu gelar saja di pentas PGA Tour tahun depan, dia berhasil memecahkan rekor Sam Snead.
Woods sebenarnya sudah jauh mengungguli Snead jika dilihat dari raihan gelar di turnamen golf utama dunia. Jika Snead yang telah tutup usia saat berusia 89 tahun hanya bisa meraih gelar juara di tujuh turnamen utama dunia, Woods hingga kini sudah mengoleksi 15 gelar dari turnamen mayor tersebut.
Prestasi Woods di turnamen golf utama dunia hanya kalah dari Jack Nicklaus, juga pegolf asal Amerika Serikat. Nicklaus berhasil mengantongi 18 gelar mayor sepanjang karier golf profesional dari 1961 hingga 2005. Raihan itu sekaligus menempatkannya sebagai pegolf yang paling banyak menjuarai turnamen golf utama dunia.
Namun, prestasi cemerlang Nicklaus di turnamen golf utama dunia itu tidak berlaku di pentas PGA Tour. Di PGA Tour, dia tak terlalu bersinar. Sepanjang kariernya, dia hanya mampu meraih 73 gelar PGA, jauh dari capaian Woods.
Maka, bagi Woods, tahun 2020 menjadi momen yang penting. Dia bisa mencatatkan diri sebagai peraih gelar juara PGA Tour terbanyak jika memenangi satu lagi turnamen. Dia juga bisa tercatat sebagai peraih gelar juara turnamen golf dunia jika berhasil memenangkan empat turnamen lagi.
Jika hal itu betul-betul bisa diwujudkannya, ”sang fenomenal” tentu akan dikenang sebagai pegolf terbaik sepanjang masa.
Apa tanggapan Woods terkait hal ini? Tiger Woods kepada Reuters belum lama ini menyatakan keinginan dirinya untuk masuk dalam tim golf Amerika Serikat untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
”Menjadi salah satu anggota tim Olimpiade itulah tujuan utama,” katanya.
Woods menjadikan hal itu sebagai prioritas karena usianya yang sudah tak lagi muda. ”Empat tahun dari sekarang, di Olimpiade berikutnya, saya akan berusia 48 tahun. Dan menjadi salah satu pegolf terbaik Amerika pada usia tersebut tentu akan sulit,” katanya.
Selain itu, dia merasa mengikuti kompetisi golf di Olimpiade sudah lebih dari sekadar bagian dari kehidupannya.
”Golf dalam Olimpiade tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan saya, tetapi juga menjadi aspek yang penting. Ini terutama untuk terus mengembangkan cabang olahraga ini, saya ingin menjadi bagian dari perkembangan olahraga ini,” ujarnya.
Apa pun targetnya, untuk bisa terus berprestasi sama sekali bukan perkara mudah bagi Woods. Dia sudah lima kali menjalani operasi pada lutut kirinya. Saat ini pun, dia tengah menjalani proses penyembuhan punggungnya. Dia baru saja menjalani operasi ketiga untuk punggungnya.