Komite Paralimpiade Nasional Indonesia mengirimkan 18 atlet tunagrahita ke kejuaraan dunia INAS Global Games di Brisbane, Australia, 12-19 Oktober 2019. Ini untuk persiapan Paralimpiade 2020 dan ASEAN Para Games 2020.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS - Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia mengirimkan 18 atlet tunagrahita mengikuti kejuaraan dunia INAS Global Games di Brisbane, Australia, 12-19 Oktober 2019. Selain untuk berburu tiket ke Paralimpiade Tokyo 2020, hasil kejuaraan ini juga menjadi ajang uji coba bagi para atlet tunagrahita untuk menghadapi gelaran ASEAN Para Games di Filipina 2020.
Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun mengatakan, ada enam cabang olahraga dipertandingkan dalam INAS (The International Federation for Athletes with Intellectual Impairments) Global Games 2019 yaitu, tenis meja, atletik, renang, angkat berat, boccia dan basket.
Dari enam cabang itu, atlet-atlet Indonesia akan berlomba pada tiga cabang, yaitu atletik, tenis meja, dan renang. “Ini pertama kali Indonesia mengikuti INAS Global Games,” ujar Senny di Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/10/2019).
Sekretaris Jenderal NPC Indonesia Rima Ferdiyanto mengatakan, INAS merupakan organisasi internasional yang menaungi atlet-atlet tunagrahita. Karena itu, cabang yang dipertandingkan di INAS Global Games diperuntukkan khusus bagi atlet-atlet tunagrahita, down syndrom, dan autis.
Indonesia hanya mengirimkan atlet tunagrahita sesuai dengan yang akan dipertandingkan di ajang Paralimpiade 2020. “Untuk INAS Global Games ini, NPC mengirimkan 18 atlet, terdiri dari 8 atlet atletik, 4 atlet tenis meja, dan 6 atlet renang,” kata Rima.
Rima mengatakan, kejuaraan dunia ini merupakan salah satu pintu masuk bagi para atlet untuk memperoleh tiket ke Paralimpiade 2020. Melalui kejuaraan ini, atlet bisa mendapatkan poin tambahan untuk berburu tiket.
“Kalau ikut INAS Global Games ini, dan meraih hasil bagus, akan mendukung mereka lolos ke Paralimpiade. Ini sekaligus juga untuk try out dan menambah pengalaman tanding mereka menghadapi ASEAN Para Games 2020 apabila akhirnya tidak tembus ke Paralimpiade,” ujar Rima.
Rima mencontohkan, tim renang ingin mencari poin tambahan agar ada lebih dari empat atlet lolos ke Paralimpiade 2020. Saat ini baru ada empat atlet renang yang sudah mengantongi tiket Paralimpade. Untuk itu, NPC mengirimkan enam atlet renang ke INAS Global Games.
“Untuk renang, dari enam atlet yang kami kirimkan ke INAS Global Games, yang sudah pasti lolos Paralimpiade 2020 baru Suci Indriani. Yang lainnya, Muhammad Bejita, Kevin Ode Natama, Meliana Ratih Pratama, Daniel Nugroho Wijayanto, dan Irfan Septiana harus berjuang untuk mencari poin,” tutur Rima.
Suci (18) mengaku sudah siap berlaga di INAS Global Games. Ia akan turun pada nomor renang gaya bebas, dada, dan kupu-kupu di kelas S14 (klasifikasi untuk atlet tunagrahita). Suci mengatakan tak mengkhawatirkan lawan-lawan yang akan dihadapi dan hanya akan fokus berusaha yang terbaik. “Targetnya semoga dapat medali,” ujarnya.
Rima menambahkan, para atlet akan menghadapi persaingan berat. Pasalnya, kejuaraan INAS Global Games diikuti atlet-atlet kelas dunia yang juga akan bertanding pada Paralimpiade 2020. Karena itu, jika gagal mendapatkan poin tambahan untuk menembus Paralimpiade, atlet tetap mendapatkan bekal berharga untuk menghadapi ASEAN Para Games di Filipina 2020. “Yang dikirim ke INAS Global Games ini merupakan atlet-atlet unggulan,” katanya.
Menurut Rima, NPC menargetkan Indonesia bisa mempertahankan capaian juara umum di ASEAN Para Games. Sebanyak 300 atlet telah digembleng menjalani pemusatan latihan nasional di Solo sejak Mei 2019. Mereka akan berlaga pada 16 cabang, yaitu panahan, atletik, catur, bulu tangkis, judo buta, boccia, balap sepeda, sepak bola 7 a-side, goal ball, angkat berat, voli duduk, renang, tenis meja, trilomba, basket kursi roda, dan tenpin bowling. “Targetnya merebut 100 medali emas untuk tembus juara umum,” ujar Rima.