Selain ikut bertarung pada ajang Pra-Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional, atlet pelatnas akan mengikuti program pemusatan latihan selama satu bulan di Korea Selatan pada bulan depan.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Cabang olahraga taekwondo semakin memantapkan persiapannya menuju SEA Games 2019. Sebanyak 20 atlet pelatnas yang disiapkan untuk berlaga di Filipina ikut bertarung pada ajang Pra-Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional atau PON di Indoor Stadium Sport Center, Tangerang, Banten, Jumat (27/9/2019).
Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia HM Thamrin Marzuki mengatakan, 20 atlet yang telah dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games akan terus mendapatkan pendampingan melalui pelatihan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan. Atlet yang sudah masuk pelatnas tersebut diperoleh dari hasil kejuaraan nasional tahun lalu.
”Selain memantapkan persiapan atlet pelatnas, kami juga akan memantau atlet Pra-PON yang menonjol untuk kami rekrut,” kata Thamrin seusai membuka acara Pra-Kualifikasi PON 2019 cabang olahraga taekwondo.
Atlet yang menonjol pada Pra-PON dapat menjadi pelapis atau bahkan menggantikan posisi atlet pelatnas yang dirasa kurang siap. Mereka dapat menjadi lapis kedua yang selama ini dipandang Thamrin masih lemah.
Melihat prestasi atlet taekwondo Indonesia yang berhasil meraih dua emas pada dua ajang SEA Games sebelumnya, Thamrin menargetkan pada SEA Games tahun ini dapat meraih tiga medali emas sekalipun Kementerian Pemuda dan Olahraga hanya menargetkan dua emas.
Untuk mematangkan persiapan, atlet pelatnas juga akan mengikuti program pemusatan latihan selama satu bulan di Korea Selatan pada bulan depan. Setelah pulang dari Korea Selatan, mereka akan mendapatkan program pemantapan agar tidak cedera jelang pertandingan SEA Games.
Pra-Kualifikasi PON
Terkait Pra-Kualifikasi PON, Thamrin mengapresiasi peran pemerintah provinsi dalam mengembangkan olahraga taekwondo di daerah masing-masing. Hal ini terlihat dari antusiasme tiap provinsi dalam mengikuti Pra-Kualifikasi PON.
Total ada 519 atlet dari seluruh provinsi yang bertarung untuk memperebutkan tiket lolos ke PON 2020 di Papua.
Ada dua kategori yang dipertandingkan dalam ajang ini, yaitu kyorugi atau tanding dan poomsae atau jurus. Kategori kyorugi dibagi menjadi delapan kelas putra dan putri. Peserta yang masuk delapan besar di setiap kelas akan lolos ke PON 2020.
Sementara kategori poomsae dibagi menjadi empat kelas, yakni individu putra dan putri serta beregu putra dan putri. Peserta yang masuk lima besar tiap kelas akan lolos ke PON 2020.
Salah satu pelatih taekwondo DKI Jakarta, Sukardi, menargetkan anak asuhnya dapat lolos ke PON. Pada ajang ini, timnya membawa 24 atlet. Salah satu yang menonjol ialah Bassam Raihan. Pemuda 18 tahun tersebut turun di kelas kyorugi putra. Ia menjadi andalan DKI Jakarta dan merupakan salah satu atlet pelatnas SEA Games 2019.
Sukardi mengatakan, timnya siap mengikuti PON sebab telah melakukan pemusatan latihan selama dua bulan. Dalam pemusatan latihan tersebut, pelatih dan pemain berlatih bersama agar dapat padu.
Ia juga memuji program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa serta Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar DKI Jakarta yang terus menghasilkan atlet-atlet berbakat. Alhasil, regenerasi atlet taekwondo DKI Jakarta dapat terus berjalan.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Marciano Norman mengakui, persaingan olahraga taekwondo di Indonesia semakin ketat karena semua provinsi aktif mengembangkan olahraga ini di daerah masing-masing. Dari Pra-PON akan muncul beberapa atlet baru yang bisa menjadi pelapis atau andalan tim nasional di masa depan.
Ia berharap akan muncul juara baru yang kelak dapat menjadi aset nasional dan dapat menjadi andalan di berbagai turnamen internasional. Selain itu, prestasi atlet di Pra-PON menjadi bukti kesungguhan tiap provinsi dalam mempersiapkan atlet nasional.