Nilai Kerugian Akibat Kebakaran di Semeru belum Dihitung
Nilai kerugian akibat kebakaran lahan di lereng Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hingga kini belum diketahui. Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih fokus melakukan pemadaman.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS - Nilai kerugian akibat kebakaran lahan di lereng Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hingga kini belum diketahui. Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih fokus melakukan pemadaman.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) John Kennedie, Jumat (27/9/2019), di Malang, mengatakan, proses pemadaman masih terus dilakukan. Saat ini masih ada tiga lokasi kebaran lahan, yakni di Jambangan, Cemoro Kandang, dan Ungup-ungup.
“Kami belum menghitung kerugiannya karena saat ini masih fokus pemadaman,” katanya. Selain vegetasi yang terbakar, pihak BBTNBTS berpotensi kehilangan pemasukan dari tiket pendakian. Setiap hari kerja rata-rata ada 200 orang pendaki dalam sehari, sedangkan pada akhir pekan rata-rata 600 pendaki.
Jika harga tiket pada hari kerja untuk pendaki lokal Rp 19.000 per orang maka ada Rp 3,8 juta (Rp 19.000 x 200) yang didapat dalam sehari. Sedangkan pada hari libur harga tiket 24.000 per orang sehingga ada Rp 14,4 juta (Rp 24.000 x 600). Sementara aktivitas pendakian ke Semeru ditutup 22 September akibat kebakaran lahan.
Sejauh ini titik api yang berhasil dipadamkan ada di daerah Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-ayek, Pusung Gendero, dan Watutulis. Semua ada di wilayah Kabupaten Lumajang dengan luas area terdampak sekitar 80 hektar.
Kami belum menghitung kerugiannya karena saat ini masih fokus pemadaman, kata John Kennedie
Angin kencang
Proses pemadaman sendiri terkendala medan curam dan angin kencang. Pemadaman dilakukan secara manual dengan cara membuat sekat bakar dan memadamkan api dengan peralatan seadanya. Untuk mendukung proses pemadaman, Jumat pagi dilakukan salat minta hujan (Istisqo) di halaman Posko Ranupane karena sampai hari ini di lokasi belum turun hujan.
Menurut John Kennedie jumlah personel yang diturunkan untuk memadamkan api mencapai 316 orang, terdiri dari petugas BBTNBTS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Lumajang, TNI dan Polri, Manggala Agni, Perhutani, dan relawan.
Sementara itu, Jumat siang, BPBD Kota Batu dibantu personel TNI/Polri, memadamkan kebakaran lahan di kawasan hutan pinus di Petak 232 B, Resor Pemangkuan Hutan Oro-oro Ombo, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Beruntung api bisa dikendalikan sehingga tidak sampai meluas. BPBD Batu mencatat luas lahan yang terbakar di kaki Gunung Panderman itu mencapai 2 hektar.
“Penyebab kebakaran karena faktor manusia yang membuka lahan sehingga menyebabkan kebakaran hutan,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu A Choirur Rochim. BPBD kembali mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi mengakibatkan kebakaran lahan.