Menunggu Titik Balik Lillard-McCollum di Moda Center
SEMBILAN belas tahun lalu, Portland Trail Blazers melangkah ke babak final play off NBA untuk Wilayah Barat. Saat itu posisi Scottie Pippen dan kawan-kawan dari Blazers berada di urutan tiga. Keadaaan itu mirip dengan posisi Damian Lillard dan kawan-kawan yang musim ini berada di urutan 3 Wilayah Barat.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·4 menit baca
SEMBILAN belas tahun lalu, Portland Trail Blazers melangkah ke babak final play off NBA untuk Wilayah Barat. Saat itu posisi Scottie Pippen dan kawan-kawan dari Blazers berada di urutan tiga. Keadaaan itu mirip dengan posisi Damian Lillard dan kawan-kawan yang musim ini berada di urutan 3 Wilayah Barat.
Setidaknya impian Damian Lillard dan kawan-kawan membawa final play off NBA 2019 Wilayah Barat ke kandang sendiri di Moda Center, Portland, Oregon sudah tercapai. Laga penting ini berlangsung Sabtu (18/5/2019) malam waktu AS atau Minggu (19/5/2019) pagi waktu Indonesia. Laga ini merupakan gim ketiga babak final play off NBA 2019 Wilayah Barat antara Porland Trail Blazers melawan Golden State Warriors.
“Saya benar-benar menantikan ksempatan bermain di depan pendukung kami sendiri. Dan membangun apa yang telah kami lakukan,” tutur CJ McCollum, pemain Portland Trail Blazers kepada wartawan.
Di gim kedua sebelumnya, di Oracle Arena, Oakland, California, Kamis (16/5/2019) malam waktu AS, Blazers kalah dari tuan rumah Warriors. Namun meski kalah 111-114, tetapi Golden State Warriors sempat tertinggal 17 poin menjelang akhir kuarter ke dua. Sayangnya, keunggulan itu perlahan-lahan menyusut hingga akhir kuarter tiga Warriors mampu menyeimbangan kedudukan menjadi 89 sama.
Sekali pun pada kuarter empat McCollum dan kawan-kawannya kembali membawa Blazers unggul hingga 8 poin, saat pertarungan kuarter empat masih tersisa 4 menit 28 detik. Dengan kedudukan 108-100. “Tetapi dua sampai tiga menit terakhir, mereka kemudian lebih banyak membuat permainan dari pada kami,” tambah McCollum yang laga kedua mencetak 22 poin.
Posisi tertinggal 0-2 dari Warriors bukanlah hal yang mudah. "Tetapi itu lah kenyataannya. Jadi sekarang kami harus mendapatkan kemenangan di rumah.”
Perseteruan kakak beradik
Perjuangan Portland Trail Blazers pada era Damian Lillard, CJ McCollum serta era Scottie Pippen tentu berbeda jauh. Di mana saat itu Blazers harus menghadapi Los Angeles Lakers yang menjadi pimpinan Wilayah Barat dan kemudian keluar sebagai jawara NBA.
Tentunya setelah mengalahkan Scottie Pippen dan kawan-kawan 4-3, kemudian Kobe Bryant, Shaqielle O’Neal dan kawan-kawannya, di partai final NBA 2000, menang 4-2 atas Indiana Pacers.
Tetapi satu hal yang membuat istimewa pada babak final play off NBA untuk Wilayah Barat ini, yakni sejarah di mana untuk pertama kalinya dua tim kakak beradik saling berhadapan. Ketika Stephen Curry harus menghadapi Seth Curry.
Pada gim kedua Seth Curry (26) mampu memperlihatkan permainan terbaiknya. Setelah mampu membuat 16 poin. Dia juga berhasil tiga kali mencuri bola yang dikuasai kakaknya, Stephen Curry (31). Di laga kedua, sang kakak Stephen Curry mengibaratkan Seth Curry sebagai seekor hama tanaman yang layak dilawan.
"Dia membuat tiga lemparan tiga angkanya yang besar pada kuarter ke empat yang sangat tepat waktu,” tutur Stephen Curry kepada wartawan seperti yang juga dikutip espn.com maupun AP.
Seperti biasanya, laga Warriors melawan blazers ini selalu disaksikan kedua orang tua Stephen maupun Seth. Yakni papanya, Dell Curry serta ibunda mereka, Sonya Curry yang berdarah Haiti itu.
Warriors masih mengandalkan kesolidan ‘splash brothers’ yaitu Stephen Curry dan Klay Thompson. Sementara Draymond Green, Andre Iguodala, Andrew Bogut tetap dipercaya Steve Kerr bermain sebagai pemain utama.
Ketika tertinggal ‘splash brothers’ ini lah yang kemudian mengembalikan marwah Golden State Warriors. Untuk mampu meraih kemenangan lagi, sekali pun sudah tertinggal hingga 17 poin tadi. Di mana Stephen Curry membuat 37 poin, sementara Thompson mencetak 24 angka.
Itu artinya jumlah poin dari ke dua pemain NBA All Star Warriors ini mencapai 61 angka. Sedangkan jumlah Lillard dan McCollum hanya mencapai 45 angka saja. Karena Lillard membuat double double, dengan 23 poin, diikuti 22 poin dari McCollum.
“Kami telah berada dalam situasi ini beberapa kali. Jadi kami tahu bagaimana kami harus bermain. Kami harus bermain dengan disiplin dan keputusasaan seperti yang kami lakukan hanya untuk sebagian pertarungan ke dua saja,” kata Curry.
Pemain terbaik (MVP) NBA 2015 dan 2016 ini siap dengan segala kemungkinan. “Kami harus bermain seperti itu sepanjang pertandingan. Dan itu lah yang akan terjadi di Portland,” kata Stephen Curry.
Karena menjadi tantangan tidak hanya bagi CJ McCollum dan kawan-kawannya, tetapi juga bagi Terry Stotts, sang pelatih Blazers, untuk bisa mendapat poin, setelah tertinggal 0-2. Atau malah kembali harus menyerah kalah.