JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional menjamin penyelenggaraan PON 2020 di Papua berlangsung aman. Pelatih, atlet, official, dan masyarakat Indonesia diminta tidak perlu cemas.
Ketua PB PON Papua Yunus Wonda menepis berbagai isu yang berhembus bahwa daerahnya tidak bisa menyukseskan PON 2020. “Kalau Bapak dan Ibu mendengar ada penembakan di Papua, di Jawa juga ada. Tidak perlu khawatir. Seharusnya PON dijadikan momentum menyatukan bangsa,” ujarnya dalam rapat anggota tahunan KONI di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Yunus menjelaskan, pihaknya telah menyiapakan pelayanan keamanan, sejak kedatangan delegasi, selama di penginapan dan arena pertandingan, pada upacara pembukaan dan penutupan, serta rute perjalanan hingga kepulangan delegasi.
“Masyarakat Papua, bersama Pemerintah Provinsi Papua, TNI dan Polri, menjamin keamanan selama PON 2020,” katanya.
PON Papua akan bergulir pada 20 Oktober-2 November 2020, mempertandingkan 47 cabang dengan 69 disiplin dan 768 nomor pertandingan. Pesta olahraga ini akan melibatkan hingga 23.136 orang, terdiri atas atlet, pelatih, ofisial, panitia pelaksana, wasit, juri, tenaga pendamping, hingga delegasi resmi daerah peserta.
Sepanjang tahun ini, PB PON melakukan pertemuan ketua kontingen untuk membahas konfirmasi peserta, persiapan penyelenggaraan, arena pertandingan, dan pelayanan. Kualifikasi PON 2020 berlangsung pada Januari-Desember 2019. Pendaftaran cabang olahraga’, nomor pertandingan, dan jumlah atlet dilakukan pada 1 Februari-30 Maret 2020. Pendaftaran nama atlet dilakukan 1 April-30 Juni, dan pendaftaran akreditasi pada 1 Juli-30 Agustus.
Koordinasi dan konsolidasi jadwal pertandingan akan dilakukan pada Juli 2020 bersamaan dengan pertemuan ketua kontingen kedua. Pada Agustus 2020, PB PON bekerja untuk memastikan keabsahan peserta, dan memastikan pelayanan transportasi, akomodasi, dan konsumsi.
Pelaksanaan PON Papua akan terbagi dalam enam klaster, yakni Biak, Jayawijaya, Mimika, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Merauke. Menurut Yunu, saat ini tersedia setidaknya lima pilihan maskapai penerbangan dari Makassar, Surabaya, dan Jakarta, ke daerah-daerah di Papua.
“Kalau dulu masalah transportasi ke Papua menjadi kendala, sekarang tidak lagi. Saya pastikan transportasi ke Papua sudah tidak seperti tahun 1970-an,” ujarnya.
Yunus menjelaskan, kesiapan arena pertandingan, konsumsi, dan akomodasi mencapai 60 persen. Arena-arena yang dibangun menggunakan APBD ditargetkan selesai pada Desember 2019, menyusul arena lainnya yang dibangun menggunakan APBN selesai pada Juli 2020.
Yunus berharap, KONI Pusat tidak melakukan perubahan atau penambahan cabang olahraga mengingat sebagian besar arena pertandingan sudah selesai dikerjakan. “Penambahan cabang olahraga akan memengaruhi anggaran, juga menyita waktu. Daripada berisiko dan mempengaruhi anggaran, kami berharap tidak ada lagi perubahan rencana cabang yang akan dimainkan,” katanya.
Delapan besar
Wakil Ketua KONI Pusat Suwarno mengusulkan agar daerah hanya mengirimkan atlet yang termasuk dalam peringkat delapan besar nasional ke Papua. “Ini untuk memangkas jumlah atlet dan pelatih ke Papua karena di sana akomodasi dan transportasi terbatas,” katanya.
Suwarno mengatakan, kuota atlet di PON Papua hanya 7.338 atlet untuk 47 cabang olahraga’, berkurang dari 9.229 atlet pada PON Jawa Barat 2016 yang mempertandingkan 44 cabang. “Kuota atlet berkurang sekitar 2.000 orang, meskipun cabang bertambah,” katanya.
Untuk melaksanakan PON 2020, Suwarno berharap tuan rumah Papua meningkatkan koordinasi dengan cabang olahraga, terutama terkait pengadaan peralatan dan perlengkapan pertandingan. “Pemerintah sudah melimpahkan peralatan dan perlengkapan tanding kepada induk organisasi cabang olahraga. Pemerintah tidak akan membelikan peralatan baru untuk Papua. Perlu ada koordinasi dengan cabang olahraga agar masalah ini teratasi,” katanya.
Menurut Yunus, pihaknya akan mengadakan rapat untuk membahas APBD Perubahan agar dapat membeli peralatan dan perlengkapan baru. Secara paralel, dia akan berkoordinasi dengan cabang olahraga dan PB PON Jabar untuk meminjam perlengkapan dan peralatan yang sudah ada.