SAKHIR, SELASA — Pebalap muda Jerman, Mick Schumacher, mendekati jejak ayahnya, Michael Schumacher, pada ajang balap mobil Formula 1. Mick akan menjajal mobil baru tim Scuderia Ferrari, SF90, pada tes resmi F1 musim 2019, Selasa (2/4/2019), di Bahrain.
Sepekan ke depan akan menjadi pekan monumental bagi pebalap berusia 20 tahun itu. Mick, yang disebut-sebut mewarisi bakat ayahnya yang merupakan juara dunia F1 tujuh kali, juga akan menjalani debutnya pada balap Formula 2, akhir pekan ini, di Bahrain. Mick tergabung bersama pebalap Indonesia, Sean Gelael, di tim Prema Racing Formula 2.
Statusnya sebagai pebalap Akademi Ferrari sejak Januari 2019 lalu membuat Mick berkesempatan menjajal mobil F1, SF90, pada awal kariernya di Formula 2. ”Saya sangat bersemangat dan berterimakasih kepada Ferrari atas kesempatan ini. Saya tidak sabar menjalani pengalaman hebat itu,” ujarnya, seperti dikutip BBC, Selasa (26/3).
Mick berkesempatan menjajal SF90, salah satu mobil yang disebut-sebut tercepat pada F1 musim ini, seharian penuh. Keesokan harinya, ia akan menguji mobil F1 C38 milik tim Alfa Romeo. Alfa adalah tim yang berafiliasi dengan Ferrari. Callum Ilott, jebolan Akademi Ferrari lainnya, mendapat giliran menjajal mobil itu pada uji coba bulan Mei.
Kepala Tim F1 Ferrari Mattia Binotto mendukung langkah timnya yang memberikan kesempatan kepada sejumlah pebalap muda, seperti Schumacher, untuk menjajal SF90. Mobil terbaru Ferrari itu sangat diharapkan mengakhiri sebelas tahun paceklik gelar juara F1 tim Italia itu. Mobil yang sama dipakai dua pebalap Ferrari di F1, Sebastian Vettel dan Charles Leclerc.
Serupa Mick, Leclerc merupakan alumnus Akademi Ferrari. Ia tampil di Formula 2 pada 2017 dan langsung menjadi juara dunia bersama tim Prema Racing. Kesuksesan itu mengantarkannya promosi ke F1. Ia menjalani debutnya di F1 pada 2018 bersama tim Alfa Romeo.
”Mick dan Callum adalah para pebalap yang tengah menanjak. Saya yakin, menjalani tes resmi, seperti di Bahrain dan Barcelona (Spanyol), bakal sangat berguna bagi karier mereka dalam tahapan saat ini,” ujar Mattia.
Mick diprediksi akan mengikuti jejak ayahnya, Michael, yang tampil di F1 pertama kali bersama tim Jordan pada 1991. Seperti ayahnya, juara Formula 3 Eropa musim lalu itu memulai kariernya dari balapan karting. Namun, ia menggunakan nama ibunya, Betsch, pada balapan itu untuk menghindari sorotan publik.
Mick kini digadang-gadang menjadi juara dunia Formula 2 musim ini. Potensi itu diperlihatkannya saat menjadi yang tercepat pada latihan pramusim di Jerez, Spanyol, akhir Februari lalu. Jika sukses di ajang itu musim ini, Mick sangat berpeluang meloncat ke F1 pada musim depan, seperti halnya dilakukan Leclerc.
Mick tidak bisa menutupi ambisinya untuk bergabung dengan Ferrari pada masa depan. ”Ferrari memiliki tempat yang besar di hati saya sejak lahir dan juga di keluarga saya. Dapat dipastikan saya akan melakukan segalanya untuk memenuhi mimpi saya, yaitu tampil di F1,” tutur Mick di akun Instagram-nya.
GP Bahrain
Lomba balap jet darat F1 musim ini memasuki seri kedua, akhir pekan ini, di Bahrain. Tim Ferrari berupaya merebut podium juara dalam balapan itu. Seperti dikutip dari Wheels24, Binotto berkata, timnya telah melakukan ”koreksi” menyusul kegagalan di GP Australia, dua pekan lalu. Saat itu, Binotto, Vettel, dan staf tim bingung kenapa mobil mereka tidak secepat seperti di hasil tes pramusim.
”Sebagai tim, kami akan memastikan telah memahami dan memperbaiki area-area yang lemah di Australia. Di Bahrain, kita akan melihat hasil koreksi itu meskipun di sisi lain para kompetitor kami tetap akan sangat kuat,” ujar Binotto optimistis. (AFP)