Sejak NBA diikuti 30 tim pada 2004, shooting guard Houston Rockets, James Harden, bisa jadi merupakan pemain pertama yang dalam satu musim mampu mencetak 30 poin saat menghadapi 29 tim lawannya. Namun, meskipun mencetak poin tertinggi, bukan berarti Harden langsung membawa timnya menjadi pemenang dalam setiap pertandingan.
Contohnya ketika Houston Rockets harus menghadapi Memphis Grizzlies di FedExForum, Memphis, Tennessee, Rabu (20/3/2019) malam waktu Amerika Serikat atau Kamis (21/3) siang WIB. James Harden dan kawan-kawannya harus menyerah 125-126 dalam pertarungan melalui babak tambahan. Padahal, saat itu Harden mampu mencetak 57 poin, yang menjadi salah satu poin tertinggi yang diciptakannya pada musim ini.
Catatan lain Harden saat itu adalah 8 asis, 7 rebound, 2 kali steal, serta dua kali blok.
Kekalahan lewat babak tambahan ini membuat Rockets belum mendapat tiket ke babak play off. Mereka baru mencatat 45 kemenangan dan 27 kali kalah.
Dalam pertarungan tersebut, Jonas Valanciunas, pemain center asal Lituania, menjadi penentu kemenangan Memphis Grizzlies lewat lemparan bebasnya kala babak tambahan tersisa 0,1 detik saja.
Lemparan bebas tersebut akibat kesalahan Clint Capela, pemain center Rockets asal Swiss, membuat Grizzlies langsung memimpin dan memenangi laga ini dengan skor 126-125. Capela membuat double double setelah mencetak 14 poin, 10 rebound, 3 asis, serta satu kali steal.
Sekalipun demikian, jarak Rockets dengan 5 tim di bawahnya tidak terpaut jauh. Portland Trail Blazers dengan rekor menang kalah 44-27, Utah Jazz dengan 42-29, San Antonio Spurs (42-30), Los Angeles Clippers (42-30), serta Oklahoma City Thunder atau OKC yang berada di urutan ke-8 klasemen sementara Wilayah Barat ini.
Turunnya OKC ke posisi 8 klasemen sementara ini setelah Russell Westbrook dan kawan-kawan harus menyerah dari Toronto Raptors di pertandingan kandang, di Chesapeake Energy Arena, Oklahoma City, Oklahoma.
Westbrook, yang mencetak double double, 42 angka, 11 rebound, 6 asis, serta 1 kali steal, tidak mampu memberikan kemenangan bagi timnya, termasuk ketika lemparan 3 angka Westbrook di penghujung kuarter empat juga gagal berbuah angka.
Fred VanVleet, point guard yang tampil di NBA tanpa melalui NBA Draft 2016, mampu menjadi pemberi kemenangan Raptors lewat dua lemparan bebasnya saat babak tambahan tersisa 12,3 detik. VanVleet, yang membuat 23 angka, 6 asis, dan 2 kali steal, meyakinkan keunggulan Raptors dengan skor 123-114.
Dengan masih ada 10 sisa pertarungan lagi, OKC mempunyai peluang untuk tidak terus berada di posisi ke-8. Apalagi catatan rekor menang-kalah OKC juga yang sama persis dengan yang dikantongi San Antonio Spurs, dan LA Clippers, yaitu 42-30.
Itu artinya setiap hasil pertarungan berikutnya bakal menjadi penentu bagi OKC, Spurs, ataupun Clippers.
Dari United Center, Chicago, Illinois, home base tim yang sudah memenangi 6 gelar NBA di era Michael ’Air’ Jordan, Chicago Bulls mampu meraih kemenangan atas tamu mereka, Washington Wizards.
Hasil pertarungan ini tidak menentukan lagi bagi kedua tim. Washington Wizards (30-42) tetap di urutan ke-11 Wilayah Timur, sementara Chicago Bulls (21-52) masih tetap di urutan ke-13. (ESPN.COM/AP)