Ada satu pelajaran penting dari kisah suksesnya sebuah pertarungan di pentas kompetisi bola basket terakbar di dunia ini, NBA. Salah satunya adalah tidak ada alasan yang bisa mengubah apalagi menghentikan pertarungan seperti yang sudah dijadwalkan NBA.
Itu sebabnya, sekalipun pada pertarungan Kamis (14/3/2019) malam waktu Amerika Serikat atau Jumat waktu Indonesia ada beberapa tim yang rencana perjalanannya terganggu, tetap saja tim yang menjadi tamu harus sudah berada di arena untuk kemudian siap bertarung. Meski ada tim yang pemainnya belum mendapat istirahat yang cukup.
Hal ini, antara lain, dihadapi Dallas Mavericks yang sudah harus berada di Pepsi Center, Denver, Colorado, untuk menghadapi tuan rumah Denver Nuggets. Sebenarnya, tim sudah menjadwalkan agar mereka meninggalkan Dallas menuju Denver pada Rabu sore waktu AS. Namun, Bandara Internasional Denver membatalkan penerbangan, baik yang datang maupun pergi, akibat cuaca buruk.
Hal ini memaksa Mavericks baru bisa terbang pada Kamis pagi waktu AS atau Kamis tengah malam WIB. Akhirnya, tim baru meninggalkan Denver pukul 8 pagi dan tiba di Denver pukul 9 pagi.
Menurut Rick Carlisle (59), Pelatih Dallas Mavericks yang juga sudah menghabiskan waktu hampir 35 tahun di pentas NBA, baik sebagai pelatih maupun pemain, penerbangan mereka tertunda akibat badai salju yang terjadi. Ini hal baru bagi dirinya.
”Saya tidak pernah mendengar ada kejadian ini sebelumnya bersama tim saya. Terutama pada era modern ini, ketika kita menggunakan pesawat pribadi atau pesawat carteran,” kata mantan pemain Boston Celtics ini, seperti dikutip espn.com dan AP.
”Pasti merupakan hari yang berbeda dari biasanya. Ini merupakan situasi yang tidak biasa. Beberapa orang mendapat beberapa foto dari udara, yang memperlihatkan deretan mobil yang meluncur di semua tempat. Pasti ini hari Rabu yang merupakan crazy day,” ujar Carlisle.
Dallas Mavericks memang harus tetap datang meskipun mereka sebenarnya sudah tidak punya harapan sedikit pun untuk lolos ke babak play off. Namun, semua jadwal yang ditetapkan harus diselesaikan.
Tak bisa keluar bandara
Hal ini tidak jauh berbeda dengan Minnesota Timberwolves yang harus berangkat ke Salt Lake City untuk menghadapi Utah Jazz di Vivint Smart Home Arena, di Utah, Kamis malam waktu setempat atau Jumat siang WIB.
Parahnya badai salju yang terjadi di Denver juga membuat penerbangan tim Timberwolves baru bisa tiba di Salt Lake City pada Rabu waktu setempat pukul 10 siang.
Karl-Anthony Towns dan kawan-kawan tidak bisa keluar dari bandara selama hampir 10 jam akibat angin kencang yang menghambat mereka menuju penginapan.
”Kami tahu, datang ke sini banyak persoalan yang menjadi lawan kami. Namun, kami tetap profesional. Makanya kami harus berangkat dan menyelesaikan tugas kami,” tutur pemain center yang menjadi bintang NBA All Star 2019 hasil pilihan pertama Timberwolves dari NBA Draft 2015 itu.
Pada akhirnya, Minnesota Timberwolves harus menyerah 100-120. Utah Jazz mampu memperbaiki posisinya ke urutan ke-6 Wilayah Barat setelah mengoleksi rekor menang-kalah yang sama dengan San Antonio Spurs, 39-29.
Akan tetapi, Spurs harus tergeser ke urutan ke-7 klasemen sementara Wilayah Barat karena head to head Spurs vs Jazz masing tertinggal 1-2 dari tiga pertemuan yang sudah berlangsung pada musim NBA 2018-2019 ini.