YOGYAKARTA, KOMPAS – Kekuatan servis dan pengembalian bola menjadi kunci kemenangan Surabaya Bhayangkara Samator atas BNI 46 pada laga final kategori putra Proliga 2019. Samator yang nyaris tersingkir pada babak empat besar akhirnya bisa menambah koleksi gelar juara menjadi tujuh.
Di GOR Among Raga Yogyakarta, Minggu (24/2/2019), Samator membuat BNI 46 tersungkur dengan skor 3-1 (23-25, 25-20, 26-24, 25-17). Kerja sama tim yang solid membuat Rivan Nurmulki dan Rendy Febriant Tamamilang mampu membuahkan banyak skor untuk Samator dan ikut mengantarkan tim itu kembali menjadi juara Proliga.
Rivan dan Rendy bahkan mendominasi kontribusi poin untuk timnya dibandingkan dengan dua pemain asing mereka, Reidel Toiran Alfonso Gonzales dan Yosvani Gonzales Nicolas. Rivan tercatat menyarangkan 20 poin dari spike dan Rendy membuahkan 13 poin dari spike yang diambil dari belakang lapangan. Rivan dan Rendy juga menyumbangkan lima poin dari blok yang mematikan lawan. Sementara Rivan membuahkan tiga servis lompat yang sulit dikembalikan lawan.
Kemenangan ini menjadikan Samator juara Proliga untuk ketujuh kali sejak tim dari Sidoarjo, Jawa Timur, itu bergabung di Proliga pada 2002. Sejak bergabung dengan Proliga, Samator dan BNI 46 tidak pernah absen dari kejuaraan tertinggi bola voli itu.
Kedua tim tersebut juga paling banyak lolos ke final dan paling banyak meraih gelar juara. Samator kini tercatat tujuh kali juara dari 12 kali lolos ke final, sedangkan BNI lima kali juara Proliga dari sepuluh kali lolos ke final. Kedua tim adalah rival lama yang paling sering bertemu di final, yakni enam kali, yaitu pada 2003, 2006, 2007, 2010, 2016, dan 2019. Kemenangan Samator atas BNI pada final Proliga 2019 membuat kedudukan antara kedua tim di final kini imbang, 3-3.
Pengolah statistik
Pelatih Samator Ibarsjah Djanu Tjahyono memuji penampilan timnya. Secara kemampuan, para pemain Samator memiliki kelebihan di servis dan penerimaan bola pertama yang memudahkan variasi dalam permainan. Tahun ini Samator juga mulai menggunakan bantuan teknologi untuk membaca statistik lawan secara real time dari lapangan.
”Alat tersebut dibuat oleh teman-teman di Universitas Negeri Surabaya dan memudahkan kami membaca kekuatan dan kekurangan lawan,” kata Ibarsjah.
Melalui teknologi tersebut, Samator bisa membaca kemampuan setiap pemain lawan, baik kekurangan maupun kelebihannya. Alat itu juga bisa mendeteksi kekurangan dan kelebihan individu Samator. Teknologi semacam itu sudah digunakan tim-tim di luar negeri, sementara Indonesia masih menggunakan catatan manual.
Manajer Samator Nanang Masbudi mengatakan, teknologi itu digunakan Samator sejak babak empat besar untuk meraih tiga kemenangan dari empat pertandingan. Setelah Proliga ini, para pemain Samator akan menimba ilmu di level Asia. ”Kami akan membawa Samator mengikuti kejuaraan Asia di Taipei, Taiwan, pada April nanti. Samator mewakili Indonesia untuk kejuaraan antarklub,” ujarnya.
Pelatih BNI 46 Samsul Jais mengakui, anak asuhnya tertekan oleh permainan Samator. Samsul mengaku sulit mengangkat permainan karena para pemainnya tidak bisa bermain variasi. Di Proliga 2019 ini, Sigit Ardian tercatat sebagai pencetak skor terbaik dan Veleg Dhani Ristan sebagai libero terbaik. Keduanya dari BNI 46.
Pada laga perebutan tempat ketiga, juara Proliga 2017 Jakarta Pertamina Energi mempertahankan posisi ketiga yang mereka raih tahun lalu dengan menumbangkan Palembang Bank SumselBabel, 3-1 (23-25, 28-26, 25-21, 25-17) . Spiker jangkung Pertamina Alexander Minic yang mencetak 20 poin pada laga ii pun terpilih sebagai spiker terbaik.