Anthony Joshua Disambut Tidak Ramah di Amerika Serikat
Oleh
LUSIANA INDRIASARI
·3 menit baca
NEW YORK, RABU--Insiden terjadi saat juara dunia tinju kelas berat asal Inggris, Anthony Joshua, dipertemukan dengan penantangnya, Jarrell ”Big Baby” Miller, di depan wartawan untuk pertama kalinya, di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat, Rabu (20/2/2019) WIB. Saat Joshua naik ke panggung, Miller yang lebih dulu berada di panggung maju dan mendorong Joshua.
Sambutan tidak ramah ini diterima Joshua menjelang debutnya di Benua Amerika. Sejak awal karir hingga merebut dan mempertahankan gelar juara dunia, petinju kelahiran Watford, Inggris, 15 Oktober 1989 ini menjalani 22 laga di Inggris. Promotor Eddie Hearn kemudian berusaha mempromosikan Joshua agar lebih dikenal di AS dengan membawanya ke New York dan dijadwalkan bertemu Miller pada 1 Juni 2019.
Untuk kep[entikan laga tersebut itulah Joshua dipertemukan dengan Miller. Setelah mendorong Joshua, Miller tak berhenti melontarkan makian. Hal itu juga dilakukannya saat memberi pernyataan kepada media. “Saya bernafas, makan dan tidur selalu melihat Anthony Joshua. Gambaran dia ada di mana-mana. Ini lebih dari sekedar perebutan sabuk. Saya akan bermain tanpa aturan dan kalian akan tahu petinju macam apa saya ini,” kata Miller.
Joshua hanya mengatakan beberapa patah kata. Dengan tenang ia mengatakan akan membuat KO Miller yang diejeknya lamban dan memiliki pukulan lembut. “Saya menganggap serius Miller, namun ia tidak sepandai saya. Saya akan memukul KO dia. Seratus persen. Pukulannya seperti peri dan dia adalah petinju dengan pukulan paling lemah di kelas berat,” kata AJ.
Drama
Publik tinju AS menuduh insiden di atas panggung itu sebagai drama untuk mendongkrak penjualan tiket pertarungan Joshua-Miller. Hearn dituding berada di balik skenario perseteruan itu untuk memancing perhatian calon penonton AS.
Sejak awal Miller memang tidak disukai publik sebagai lawan Joshua. Sebagai pemegang empat sabuk juara dunia kelas berat versi WBA Super, WBO, IBF dan IBO, Joshua dianggap tidak pantas menghadapi Miller, yang baru kali ini menjadi penantang juara dunia. Padahal, rekor bertanding Miller (30) cukup memukau. Dia memiliki rekor 23 kali menang dan saru kali imbang, dengan 20 kemenangan KO. Namun, ini kesempatan pertamaya bertarung untuk kejuaraan dunia.
Seperti ditulis lama The Guardian, konflik di depan media bisa berhasil di negara lain. Namun di AS, drama semacam itu sudah lumrah dan menjadi bagian dari “ritual” sebelum pertarungan.
Joshua, yang belum terkalahkan dari 22 pertarungan, berambisi menyatukan keempat gelarnya dengan gelar juara dunia tinju kelas berat WBC yang berada di tangan Deontay Wilder. Namun, raja tinju Inggris ini sangat frustasi karena tidak kunjung mendapatkan lawan sepadan, sejak ia menghentikan Alexander Povetkin di ronde ketujuh pada pertarungan September tahun lalu.
Negosiasi dengan Wilder belum juga mencapai kesepakatan sehingga Wilder akhirnya memilih bertarung melawan Tyson Fury dengan hasil seimbang. Wilder dan Fury pun berencana bertanding ulang, meski rencana ini juga belum jelas. Adapun Hearn juga belum menyetujui pertarungan Joshua dengan Fury, meskipun publik sangat ingin melihat keduanya bertarung.
Kalaupun ketiga petinju itu saling ingin bertarung, kesepakatan antara Joshua, Wilder, dan Fury bakal semakin alot karena mereka kini telah dikontrak jaringan televisi berbeda yang beroperasi di AS. Wilder telah lama bekerja sama dengan Showtime Fox, sedangkan Joshua beberapa bulan lalu menandatangani kontrak dengan DAZN, dan Fury baru saja bergabung dengan ESPN. Dengan bergabung dengan saluran televisi yang menyiarkan mereka secara ekslusif, para petinju itu tentu memiliki posisi tawar yang sama-sama tinggi.