Novendra Priasmoro akan menjadi grand master putra kedelapan di Indonesia jika mampu meraih norma GM ketiga dan mendapat tambahan rating di Hongaria. Namun, dia harus mampu mengendalikan rasa percaya diri yang kadang menjadi bumerang.
BUDAPEST, SABTU – Pecatur Indonesia, IM Novendra Priasmoro, mengejar gelar grand master (GM) dengan mengikuti turnamen catur First Saturday kategori grand master di Budapest, Hongaria, 2-12 Februari 2019. Novendra hanya memerlukan satu norma grand master dan 48 poin rating untuk menjadi GM terbaru Indonesia.
Novendra sudah mengantongi dua norma GM dan hanya memerlukan satu norma lagi untuk memenuhi syarat pertama menjadi GM. Novendra yang memiliki rating 2.452 poin juga harus menggenapi ratingnya menjadi 2.500 sebagai syarat kedua menjadi GM.
”Saya siap bertarung sepanjang Februari sampai Maret untuk mengejar norma GM ketiga dan tambahan 48 poin. Saya ingin segera menjadi GM terbaru Indonesia,” ujarnya.
Pada Sabtu (2/2/2019) waktu Budapest atau Minggu (3/2) dini hari WIB, Novendra menyelesaikan laga perdana melawan IM Zhao Yuanhe (2.396) dari China. Laga itu berakhir remis, merugikan Novendra karena rating-nya untuk sementara berkurang 0,80 poin.
Namun, hasil remis itu layak didapatkan karena kedua pecatur bermain imbang sejak awal. Novendra yang memainkan buah putih memulai laga dengan langkah bidak di depan raja dan membentuk pertahanan Petroff untuk mencari keunggulan posisi.
Posisi Novendra unggul tipis pada langkah ke-42. Namun, Zhao membalikkan keadaan pada langkah ke-50 dengan mematikan bidak putih. Saat kedua pecatur kehabisan semua perwira, Zhao unggul dengan lima bidak berbanding empat bidak Novendra. Keduanya pun adu sprint untuk menukar bidak menjadi menteri.
Zhao tetap unggul karena mempunyai satu menteri dan satu bidak, sedangkan Novendra hanya satu menteri. Melihat kualitasnya tidak menguntungkan, Novendra berinisiatif menekan raja hitam. Setelah sekak berulang lima kali, kedua pecatur sepakat remis. Laga itu berlangsung lebih dari 5 jam dengan 85 langkah.
”Laga pembuka sering menyulitkan Novendra. Pada babak kedua, Novendra ditantang pecatur tuan rumah GM Attila Czebe (2.392). Semoga Novendra dapat bangkit dan meraih kemenangan,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang pembinaan Prestasi PB Percasi.
Adapun Novendra perlu membenahi rasa terlalu percaya diri yang beberapa kali malah merugikan. Seperti pada Kejuaraan Catur Asia Kontinental di Makati, Filipina, akhir 2018, Novendra bermain terlalu percaya diri. Hal ini membuatnya cenderung lengah dan menuai hasil negatif.
Tampil sebagai unggulan ke-28 dari 64 peserta dan memetik hasil baik pada laga awal, penampilan Novendra menurun pada babak selanjutnya. Dia pun mengakhiri turnamen pada posisi ke-58 setelah sembilan babak. ”Sebenarnya Novendra adalah pecatur potensial. Namun, sering kali ia terlalu percaya diri. Ini kelemahan yang harus dibenahi,” kata Kris.
Tambah pengalaman
Pecatur Indonesia lainnya, Aditya Bagus Arfan (1.992), juga mengikuti turnamen di Budapest pada kategori rating. Seperti Novendra, Aditya (13) mendapat dukungan United Tractors Indonesia.
”Jika Novendra mengejar norma GM ketiga dan tambahan rating, Aditya hanya ditargetkan menambah pengalaman dan poin rating. Dengan bertarung di Eropa, dia diharapkan semakin matang dan siap menjadi pecatur masa depan,” ujar Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi.
Pada babak pertama, Aditya bertemu Fide Master (FM) Istvan Mayer (1.896) dari Hongaria. Mayer adalah satu-satunya pecatur yang rating-nya di bawah. Aditya unggul posisi pada langkah kesebelas dan menghalangi Mayer melakukan rokade. Pengorbanan gajah Aditya pada langkah ke-20 membuat Mayer kehilangan benteng dan menyerah pada langkah ke-22.
”Kemenangan ini menjadi modal berharga Aditya untuk menjalani laga babak kedua melawan Zoltan Darazs (2.063) dari Hongaria,” kata Kristianus.