BEKASI, KOMPAS Setelah dua hari seleksi nasional, tim catur Indonesia akhirnya mendapatkan 14 pecatur terbaik untuk pelatnas SEA Games Filipina 2019. Mereka terdiri dari tujuh pecatur putri dan tujuh pecatur putra. Terdapat wajah baru pecatur putri yang bergabung ke pelatnas, sedangkan pecatur putra didominasi wajah lama.
Sebanyak 38 pecatur terbaik nasional, 19 pecatur putri dan 19 putra, mengikuti seleksi nasional yang diselenggarakan Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat, 28-29 Januari 2019. Seleksi dilakukan dengan format catur cepat sembilan babak.
Pada hari pertama, para pecatur cenderung bermain aman dan mencari remis. Poin mereka pun sangat ketat. Pada Selasa (29/1/2019), mereka bermain lebih serius untuk masuk tujuh besar.
Tujuh peringkat teratas putri ditempati pecatur Jawa Tengah, WIM Shanti Nur Abidah (6 poin); WFM Samantha Edithso (Percasi/6); WIM Chlesie Monica Sihite (Kalimantan Timur/6); Gracelia Paramesthi Samekto (Bali/6); WIM Dewi AA Citra (Jawa Barat/6); WFM Ummi Fisabillah (DKI Jakarta/5,5); dan WFM Dita Karenza (Jawa Barat/5,5).
Di bagian putra adalah IM Anjas Novita (Jabar/6,5 poin), FM Azarya Jodi Setyaki (DKI/6), IM Sean Winshand C (DKI/5,5), IM Muhammad Luthfi Ali (Jabar/5,5), IM Yoseph Theolifus Taher (Jabar/5,5), FM Arif Abdul Hafiz (Jabar/5,5), dan IM Farid Firmansyah (Jabar/5,5).
Pecatur putri asal Bali, Gracelia, adalah wajah baru pada pelatnas catur Indonesia. Walau dianggap pendatang baru, juara Kejurnas Catur U-17/2018 itu tidak grogi menjalani seleknas tersebut.
Pecatur berusia 16 tahun itu mendapat hasil cukup baik, yakni empat kali menang, empat kali remis, dan hanya sekali kalah. Gracelia mengatakan, dirinya memang ingin sekali masuk pelatnas karena berharap mendapatkan sistem pelatihan yang lebih baik. Selama ini, ia lebih banyak berlatih mandiri di daerah.
”Saya ingin sekali masuk pelatnas supaya bisa meningkatkan kemampuan, pengalaman, dan juga jaringan perkenalan baru. Di pelatnas juga ada potensi bertanding ke luar negeri,” tuturnya.
Hal fenomenal lain adalah pecatur cilik Samantha Edithso (10). Pecatur termuda itu tidak demam panggung dan meladeni lawan yang lebih senior. Juara dunia catur klasik U-10 2018 itu empat kali menang, sekali bye, dua kali remis, dan dua kali kalah.
”Target realistis saya adalah lolos ke pelatnas, tetapi saya inginnya juara. Hasil peringkat kedua ini sudah lumayan bagus,” kata Samantha.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan, peta persaingan catur putri dan putra berbeda. Di kelompok putri, persaingan masih longgar dan membuka peluang nama baru di tingkat nasional.
Adapun di kelompok putra, persaingannya sangat ketat. ”Catur bukan olahraga instan. Butuh proses panjang untuk mencapai level nasional, kecuali pecatur tertentu yang sangat potensial, seperti Samantha,” tuturnya.
Ke-14 pecatur itu akan bergabung dengan empat pecatur yang sudah lebih dulu lolos, yakni GM Susanto Megaranto, IM Novendra Priasmoro, IM-WGM Irene Kharisma Sukandar, dan WGM Medina Warda Aulia.
Indonesia menargetkan satu dari lima emas yang diperebutkan pada SEA Games 2019. Peluang Indonesia ada di nomor rapid dan blitz. (DRI)