PEKANBARU, KOMPAS - Tim putra Surabaya Bhayangkara Samator memenangi pertandingan melawan Jakarta Garuda, 3-1, dalam lanjutan kejuaraan bola voli Proliga 2019 di Pekanbaru, Riau, Jumat (18/1/2019). Kemenangan itu memperbesar peluang Samator untuk menempati salah satu tim elite pada babak empat besar.
”Kami senang dapat menang pada pertandingan pertama di Pekanbaru dengan status tuan rumah. Menang membuat langkah selanjutnya menjadi lebih mudah. Meski menang, masih banyak kesalahan pemain yang mesti diperbaiki,” kata Pelatih Samator Ibarsyah Djanu Tjahjono seusai pertandingan.
Tim Jakarta Garuda adalah tim terlemah di kelompok putra. Hingga kemarin, Garuda sudah bertanding tujuh kali, tetapi belum pernah menang.
Di kelompok putri, tim Jakarta Pertamina Energi juga memenangi pertandingan melawan tim terbawah di klasemen sementara, Jakarta Elektrik PLN, 3-0. Tambahan tiga poin membuat tim putri Pertamina mengamankan satu tempat di posisi empat besar.
Keunggulan tim putri Pertamina lebih disebabkan tambahan darah segar dari pemain asal Republik Dominika, Bethania de La Cruz yang baru pertama kali membela Pertamina di Proliga. Bethania memiliki spike keras yang tidak mampu
diblok pemain PLN.
Pelatih Pertamina M Anshori tidak dapat menutupi perasaan senang melihat penampilan apik Bethania. Pemain berkulit gelap setinggi 188 cm itu mampu tampil dominan dan menyumbangkan banyak angka dalam tiga set permainan. Tugas pemain asing Pertamina lainnya, Anna Stepaniuk asal Ukraina, menjadi lebih ringan.
”Meski menang, kami masih memiliki beberapa kelemahan, terutama komunikasi antarpemain. Kami berharap di Solo (seri ketiga putaran kedua), kendala komunikasi sudah lebih bagus sehingga kami dapat lebih bersiap pada pertandingan empat besar,” ujar Anshori.
Di Solo nanti, kata Anshori, timnya sudah menjadi lebih percaya diri menghadapi tim kuat Jakarta PGN Popsivo Polwan dan BNI 1946 yang menempati posisi teratas klasemen sementara. Sisa dua pertandingan tersebut bakal menjadi tes kemampuan sekaligus menjadi bekal menghadapi tim elite pada pertandingan empat besar.
Sebaliknya, pelatih putri PLN, Oktavian, sudah memperkirakan timnya bakal kalah dari Pertamina Energi. Ia juga memuji Bhetania yang dianggapnya memiliki kemampuan di atas rata-rata pemainnya.
Kapten tim putri PLN, M Jutarat asal Thailand, mengatakan, timnya belum kompak. Komunikasi pemain senior dan yunior pun belum baik.
Pelatih Jakarta Garuda Eko Waluyo menyatakan sangat mengapresiasi perjuangan keras anak asuhnya yang bertanding dalam empat set melawan Samator yang lebih diunggulkan. Meski kalah, anak asuhnya sudah menunjukkan perbaikan, terutama dalam kekompakan tim dan kekuatan serangan.
”Anak-anak juga sudah mampu bermain lepas, bahkan dapat mengimbangi permainan Samator. Pada set pertama, kami kalah dengan angka 25-27. Kelemahan anak-anak terutama pada pengembalian servis keras dari lawan. Pada set ketiga, anak-anak dapat bangkit dan menang, tetapi kalah pada set keempat,” kata Eko.
Dalam pertandingan kemarin, Garuda sebenarnya mampu memberikan perlawanan sengit terhadap Samator. Pada set pertama, Garuda bahkan sempat memimpin 22-20.
Hanya saja, kesempatan menutup set dengan kemenangan disia-siakan oleh Fahri Septian dengan servis keras yang gagal. Sementara servis keras pemain Samator, Haris Anggoro, tidak mampu dikembalikan oleh pemain Garuda. Pada set kedua, Garuda juga banyak membuat kesalahan pada servis.
Adapun pada set ketiga, pertahanan Garuda sangat lemah. Setidaknya terdapat 10 serangan lawan yang tidak mampu di blok dengan baik. Bahkan, ada lima smes Samator yang berhasil masuk tanpa blok sama sekali. Pada set keempat, tim Garuda seakan kehilangan motivasi. Selisih angka sangat besar sejak awal. Samator menang dengan skor 25-12. (SAH)