LAS VEGAS, SELASA Petinju yang juga senator Filipina, Manny Pacquiao (40), tidak tertarik dengan julukan legenda tinju yang melekat pada dirinya. Pacquiao kembali ke ring untuk mempertahankan gelar juara dunia WBA di kelas welter demi kecintaannya pada tinju.
”Saya sangat mencintai tinju dan tinju sudah menjadi bagian dari hidup saya. Tidak terpisahkan. Untuk itu saya berada di sini. Saya sama sekali tidak tertarik untuk meneruskan julukan sebagai legenda tinju,” kata Pacquiao di Las Vegas, Amerika Serikat, Selasa (15/1/2019).
Pacquiao berada di Las Vegas untuk menghadapi penantangnya, Adrien Broner (29), di MGM Grand Garden, Sabtu (19/01) waktu setempat. Seperti dikutip laman worldboxingnews, Pacquiao mengatakan, dirinya jatuh cinta pada tinju ibarat jatuh cinta kepada perempuan sehingga dalam hal ini tidak pernah merasa tua dan bosan.
Dalam usianya ini, dia merasa sudah menuntaskan segala hal yang ia inginkan dalam hidup. Ia merasa sudah berada di level sempurna, termasuk kondisi fisiknya jelang pertarungan melawan Broner.
Pacquiao mengatakan, rutinitas latihan ia jalani seperti saat ia masih berumur 30 tahun. Dalam satu hari ia menjalani dua sesi latihan, pagi hari berlatih joging dan sore hari berlatih tinju. Namun, dia mengakui ada beberapa penyesuaian latihan, terutama untuk menangani pemulihan kondisi.
Kekuatan
Broner tidak kalah serius dalam persiapan. Broner disebut-sebut berlatih dengan gaya Floyd Mayweather untuk menaklukkan Pacquiao. Mayweather adalah petinju yang pada 2015 melucuti semua gelar Pacquiao dari tiga badan tinju dunia, WBA, WBC, WBO.
Seperti ditulis majalah Boxing Monthly, meski berusia lebih muda, Broner belum tentu bisa mengalahkan Pacquiao. Selama ini ia hanya mampu menyarangkan dua pukulan KO pada sebelas pertarungan dalam kurun lima tahun terakhir.
Broner bahkan tidak bisa menjatuhkan Shawn Porter (AS), Marcos Maidana (Argentina), atau Mikey Garcia (AS).
Hal itu disebabkan Broner tidak memiliki kekuatan pukulan yang dahsyat. Karier Broner selama ini dibentuk oleh kecepatan, kelincahan, dan teknik bertinju yang ia miliki.
Kenyataan ini membuat Broner tampak lemah ketika memasuki pertarungan gencar. Pacquiao sadar betul dengan kelemahan sekaligus kelebihan Broner.
”Dia masih muda dan cepat. Saya tidak bisa memandang rendah kemampuan Broner,” kata Pacquiao kepada Boxing Monthly. Pacquiao dengan rekor 60 kali menang, 7 kalah, dan 2 kali seri, termasuk menang KO 39 kali dan kalah KO 3 kali, merupakan salah satu petinju dengan pukulan paling ditakuti di dunia.
Namun, Broner tetap yakin bisa menghabisi Pacquiao. ”Saya akan melakukan apa yang harus saya lakukan, yaitu menggulung Pacman. Saya punya reputasi menang melawan petinju kidal,” kata Broner. (IND)