JAKARTA, KOMPAS Pekan ke-20 menjadi momentum kebangkitan bagi beberapa sekolah sepak bola atau SSB peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Pada laga di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (13/1/2019), SSB dengan peringkat lebih rendah mampu tampil mengejutkan bagi SSB berperingkat lebih baik.
SSB Siaga Pratama, kemarin, semakin menahbiskan dirinya sebagai tim ”Pembunuh Raksasa” setelah menang atas pemuncak klasemen sementara, Salfas Soccer, 2-0. Tim asuhan Iwan Darmanto itu sebelumnya juga menundukkan tim papan atas Ragunan Soccer School.
Pada laga kemarin, Siaga Pratama memberikan perlawanan gigih pada Salfas Soccer. Bermain di lapangan yang tergenang air karena hujan, Siaga Pratama dan Salfas Soccer bermain agresif. Sepasang gol dari M Rifqi pada menit ke-11 dan Alfin Esa di menit ke-42 pada akhirnya mengakhiri perlawanan Salfas Soccer.
Meskipun kalah, Salfas tetap berada di puncak klasemen. Adapun bagi Siaga Pratama, kemenangan ini menjaga asa untuk tetap bertahan di Liga Kompas pada musim berikutnya. Hasil positif ini memang tidak serta-merta membuat peringkat Siaga Pratama melesat.
Sanksi pengurangan poin akibat salah seorang pemainnya bermain di liga lain membuat Siaga Pratama masih tertahan di papan tengah.
”Walaupun kami tetap harus mengikuti babak play off karena sanksi, saya minta pemain tetap fokus pada pertandingan di depan. Jangan berpikir terlalu jauh,” ucap Iwan Darmanto.
Suntikan motivasi yang diberikan Iwan mampu membakar semangat para pemain. Menurut Iwan, pemain usia belia harus terus diberikan motivasi di samping mengikuti latihan secara rutin.
Pemain sayap Siaga Pratama, Andika Fardan, mengatakan, walau lawan yang mereka hadapi termasuk tim-tim kuat, ia dan rekan-rekannya tak pernah gentar, tetapi tidak juga meremehkan lawan. Andika percaya, jika setiap pertandingan dijalani dengan sepenuh hati, hasil positif akan mereka raih.
Selain Siaga Pratama, SSB Astam juga menjaga asa bertahan di Liga Kompas seusai menundukkan tim papan atas Matador Mekarsari dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang Astam diciptakan Aditiya Daffa pada menit ke-9.
Astam menaklukkan Matador Mekarsari yang tengah diliputi rasa percaya diri tinggi seusai mengemas kemenangan telak 2-0 atas Mandiri Selection SS pada pekan ke-19. Modal kerja sama tim para pemain Astam juga membuat mereka percaya diri.
Astam yang berada di posisi ke-15 tak terpengaruh oleh peringkat Matador yang berada di posisi ke-6. Setelah laga kemarin, Astam naik ke posisi ke-14 dan Matador turun ke posisi delapan.
Sepanjang laga, Matador mendominasi pertandingan, tetapi Astam tampil lebih efisien. Permainan umpan-umpan pendek yang diperagakan Matador tak mampu menembus pertahanan rapat Astam. Duet pemain serang Matador, Garda Madani Sopian dan Topan Abdillah, kesulitan menciptakan peluang berbahaya.
Terus menekan, Matador dikejutkan oleh gol Aditiya Daffa. Hingga akhir laga, pemain Matador berupaya keras menyamakan kedudukan, tetapi belum membuahkan hasil. Upaya-upaya mereka terbentur tembok kokoh Astam. Kebuntuan itu membuat beberapa pemain Matador frustrasi.
Puncaknya, Matador harus bermain dengan 10 orang menjelang laga berakhir. Hal itu karena pemain belakang Matador, Muhammad Atha Naufal, melanggar keras pemain Astam, Fakhrizal Jatmiko.
Hingga akhir laga, Astam menjaga keunggulan 1-0. Meski berhasil mengatasi Matador, Astam hanya mengemas 2 poin akibat sanksi pengurangan 1 poin setiap pekan. ”Kami tampil tidak dengan kekuatan penuh. Ada lima pemain absen karena sakit,” ujar Meika Suwasdika, pelatih Matador Mekarsari. (IGA)