JAKARTA, KOMPAS Keberadaan pemain baru telah memberikan dampak positif bagi sejumlah tim yang berlaga di Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Para pemain baru yang punya semangat segar dan keterampilan cukup mumpuni mampu mengangkat permainan sejumlah tim. Tak pelak, tim bersangkutan punya harapan untuk mencapai peringkat lebih baik pada akhir musim nanti.
Dalam regulasi kompetisi, Liga Kompas Kacang Garuda U-14 membolehkan tim-tim promosi memasukkan maksimal lima pemain baru pada putaran kedua.
Pemain baru itu bisa dari daftar pemain cadangan yang sudah diajukan pada awal musim atau pemain-pemain dari sekolah sepak bola (SSB) yang berlaga di babak play-off tetapi timnya gagal promosi.
Adapun tim reguler bisa memasukkan maksimal tiga pemain baru dari daftar nama pemain cadangan yang sudah diajukan pada awal musim.
Namun, penambahan pemain baru itu tidak boleh melebihi skuad maksimal 30 pemain. Jika kelebihan pemain, setiap SSB bisa mengeluarkan pemain lama dari skuad sehingga pemain baru bisa masuk. Hal itu bisa dilakukan pada pekan ke-16 hingga ke-20, atau lima pekan awal putaran kedua liga.
Sejauh ini, ada tujuh tim yang sudah memasukkan pemain baru, yakni lima tim promosi (Astam, Bina Taruna Cibubur, Big Stars Babek FA, Benteng Muda IFA, dan Salfas Soccer), serta dua tim reguler (Asiop Apacinti dan Pelita Jaya).
Salah satu tim yang merasakan perubahan positif dari pemain-pemain baru itu adalah Salfas Soccer. Tim ini memasukkan lima pemain baru, yaitu 1 kiper, 1 bek, 2 gelandang, dan 1 penyerang.
Permainan mereka mulai menanjak sejak pekan ke-16. Puncaknya, pada pekan ke-18, mereka bisa mengudeta Ragunan Soccer School dari puncak klasemen. Pada pekan ke-19 di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (6/1/2019), Salfas mempertahankan posisinya berkat kemenangan 2-1 atas tim peringkat ke-12 Pelita Jaya.
Pelatih Salfas Soccer Irwan Salam mengatakan, lima pemain baru itu telah menggantikan lima pemain lama. Mereka berasal dari sejumlah SSB yang ikut play-off tetapi gagal promosi. Secara kemampuan, mereka jauh lebih baik dari lima pemain lama yang digantikan.
Hal itu membuat kekuatan tim mereka seimbang antara pemain utama dan pelapis. Untuk itu, dengan adanya regulasi yang mewajibkan memainkan semua pemain di setiap laga, intensitas permainan mereka pun bisa stabil saat ada pergantian pemain.
”Secara fisik dan stamina, para pemain baru itu lebih baik dari pemain lama. Empat dari lima pemain baru itu kelahiran 2004, sedangkan semua pemain lama yang digantikan kelahiran 2005. Hal itu juga menjadi faktor penunjang meningkatnya grafik permainan kami,” ujar Irwan.
Dengan hasil saat ini, Irwan pun kian percaya diri menatap laga-laga selanjutnya. Bahkan, target tim pun berubah dari awal musim hanya menargetkan minimal bertahan di liga dan maksimal masuk lima besar menjadi target juara.
”Kalau anak-anak bisa mempertahankan konsistensi permainan sekarang, saya yakin tim ini bisa juara. Lagi pula, kami diuntungkan dengan kondisi pesaing yang terkena sanksi pengurangan poin (Ragunan Soccer School),” kata Irwan.
Perbaikan performa juga dirasakan tim peringkat ke-7 Big Stars Babek FA. Sejak pekan ke-16, Big Stars bisa menahan tim-tim yang mengalahkan mereka di paruh pertama. Big Stars memasukkan lima pemain baru (1 kiper, 1 bek, 2 gelandang, dan 1 penyerang).
”Sebenarnya kami masih kekurangan penyerang. Kami tidak dapat penyerang yang diinginkan karena sudah memilih bermain di kompetisi lain. Akibatnya, walau tim keseluruhan sudah lebih baik, produktivitas masih kurang optimal,” ujar Pelatih Big Stars Boni Safruddin Wijaya.
Salah satu faktor yang membuat pemain baru bisa memberikan kontribusi adalah adanya semangat besar dari pemain baru untuk menunjukkan kemampuannya. Hal itu yang dilakukan penyerang baru Pelita Jaya, Muhammad Farhan Nawawi. Pada laga kontra Salfas di pekan ke-19, Farhan mencetak satu gol untuk timnya yang akhirnya kalah 1-2.
”Saya bangga sekali dipilih masuk tim di putaran kedua ini. Saya ingin buktikan kepada pelatih bahwa pilihannya tidak salah,” kata Farhan. (DRI/IGA)