JAKARTA, KOMPAS Era baru tim nasional sepak bola U-22 Indonesia bersama pelatih Indra Sjafri dimulai hari Senin (7/1/2019). Indra, yang sukses dengan timnas U-19, dibebani target medali emas pada SEA Games Filipina 2019.
Kedisiplinan akan menjadi kunci meraih prestasi yang tidak lagi pernah diraih nyaris dalam tiga dekade terakhir itu.
Akhir tahun lalu, Indra dipromosikan PSSI sebagai pelatih timnas U-22 setelah membawa timnas U-19 finis delapan besar pada Piala Asia U-19 2018. Selain meraih emas pada SEA Games 2019, Sjafri juga diharapkan meloloskan ”Garuda Muda” ke babak utama Piala Asia U-23 2020. Turnamen ini sekaligus menjadi ajang kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Kualifikasi Piala Asia U-23 akan dimulai 22 Maret. Garuda Muda tergabung di grup neraka bersama Thailand, Brunei Darussalam, dan Vietnam sebagai tim tuan rumah. Hanya dua tim teratas di Grup K ini yang berhak lolos ke babak utama yang digelar di Thailand pada 2020.
Menurut Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria, Jumat (4/1), lolos ke Piala Asia U-23 serta medali emas SEA Games merupakan target yang diharapkan bisa diraih Garuda Muda bersama Indra.
”Sebetulnya ada satu agenda penting (timnas U-22) lainnya pada 2019, yaitu Piala AFF U-23. Namun, target sebenarnya SEA Games dan Piala Asia,” kata Tisha didampingi Indra dalam jumpa pers kemarin.
Sepak bola Indonesia bisa dikatakan sangat merindukan medali emas SEA Games. Medali yang dimonopoli Thailand itu terakhir kali diraih Indonesia pada 1991 ketika Aji Santoso, eks pelatih Garuda Muda, masih bermain bola. Menariknya, SEA Games saat itu juga digelar di Filipina, tuan rumah edisi 2019 ini.
Luis Milla, pelatih asal Spanyol yang menangani timnas U-22 sebelum Indra, juga sempat dibebani target emas pada SEA Games 2017 di Malaysia. Namun, pelatih yang sangat disukai publik sepak bola Tanah Air itu gagal memenuhi target tersebut. Garuda Muda hanya bisa meraih perunggu setelah dikalahkan tuan rumah Malaysia pada babak semifinal.
Indra mengakui, target itu tak akan mudah dicapai. Tingginya ekspektasi publik bisa menjadi tekanan ekstra baginya. Namun, ia menjanjikan upaya yang terbaik dari timnya untuk memenuhi target-target besar itu.
”Tim yang akan saya ba- ngun nanti akan diperkuat para pemain terbaik dari berbagai macam sumber. Semua pemain juga dipastikan dimatangkan oleh kompetisi, baik di Liga 1, 2, 3, atau liga luar,” ujarnya.
Mantan pelatih Bali United itu menambahkan, dirinya tidak akan mengubah gaya melatihnya yang selama ini diterapkan di timnas U-19. Gaya yang telah menjadi ciri khasnya itu adalah kedisiplinan.
Selain kerap memarahi pemainnya dan menyita telepon genggam mereka pada malam hari, Indra juga kerap melakukan hal tidak lazim, yaitu latihan pada pagi buta.
Ia tidak menampik jika hal tersebut bisa saja diterapkan di tim barunya nanti. ”Kedisiplinan itu sangat penting dan tidak mengenal usia. Nanti, setelah tim terbentuk, kami akan berkumpul untuk membahas regulasi internal.
Jika mayoritas nanti menyetujui latihan pagi, misalnya, ya, itu harus dipatuhi. Itu adalah kesepakatan bersama,” tuturnya.
Indra kini telah memanggil 38 nama untuk seleksi tahap pertama. Seleksi itu digelar mulai 7 Januari. (JON)