Bagi sejumlah suporter Manchester United, Natal tahun ini tiba lebih cepat. Penyebabnya tidak lain adalah kabar dipecatnya Jose Mourinho sebagai Manajer MU, Selasa (18/12/2018).
”Ini (pemecatan Mourinho) adalah kado Natal terbaik yang bisa didapatkan fans MU!” kicau Lawal Hussaini, seorang pendukung MU, dalam kicauan di akun Twitter-nya, kemarin.
Kabar pemecatan Mourinho itu menjadi viral di sejumlah media sosial di dunia. Manajer berjuluk ”Si Spesial” itu dipastikan berpisah dengan ”Setan Merah” menyusul kekalahan 1-3 dari Liverpool di Liga Inggris, Senin diri hari.
Sempat digadang-gadang sebagai pengganti ideal dari Sir Alex Ferguson, manajer legendaris MU, Mourinho terus kehilangan dukungan dari fans, pemain, dan manajemen klub. Hal itu menyusul buruknya performa klub terkaya di dunia itu sepanjang musim ini.
MU kini tersungkur di peringkat keenam Liga Inggris setelah hanya bisa mengemas 26 poin dari 17 laga. Ini adalah start terburuk tim bergelimang sejarah dan prestasi itu dalam kurun 28 tahun terakhir.
Fans jengah, tim favorit mereka tidak hanya ”hobi” kalah, tetapi juga tampil menjemukan hampir di setiap laga. ”Mourinho pergi. Ya, Tuhan, saya tak percaya ini sungguh terjadi. Kami kini terbebas dari mimpi buruk,” kata Michael Poutney, fans MU lain.
Sukacita sebagian fans MU itu jadi duka Mourinho. Manajer yang mengejutkan dunia menyusul kesuksesannya membawa Inter Milan juara Liga Champions 2010 dengan filosofi cerdik ”menang tanpa menguasai bola” itu harus kembali mengakui kekalahan terbesar dalam kariernya.
Untuk kali kedua dalam hidupnya, Si Spesial kehilangan pekerjaannya jelang Natal. Ini seperti deja vu dari pengalamannya terdahulu, yaitu saat masih menangani Chelsea.
Persis dengan situasi saat ini, Mourinho dipecat Chelsea pada 17 Desember 2015. Ketika itu ”The Blues” di ambang zona degradasi menyusul sembilan kekalahan dari 16 laga. Mourinho juga dirongrong sejumlah pemainnya, serupa yang saat ini dilakukan bintang MU, Paul Pogba.
Stan Collymore, mantan pemain Liga Inggris, mengingatkan bahaya deja vu ini pada Agustus 2018. Ia berkata, Mourinho perlu meninggalkan MU secepat mungkin dan mengambil cuti setidaknya semusim dari sepak bola untuk menjernihkan pikiran, membuang agresivitas, dan mengisi kembali energinya.
Sepanjang 18 tahun karier manajerialnya belum sekali pun Mourinho melakukan sabatikal seperti pernah dilakukan manajer hebat lainnya, seperti Pep Guardiola, Luis Enrique, atau Zinedine Zidane.
Di lain pihak, MU perlu sangat cermat mencari pengganti. Tiga manajer setelah Ferguson, termasuk David Moyes dan Louis van Gaal, gagal mengembalikan kejayaan klub itu.
Mauricio Pochettino, Manajer Tottenham Hotspur, adalah kandidat ideal. Filosofinya serupa Ferguson. Hingga tibanya Pochettino, Ole Gunnar Solksjaer, anak ideologis Ferguson, diplot sebagai manajer sementara. (Yulvianus Harjono)