DENPASAR, KOMPAS--Pelita Jaya kembali menunjukkan tajinya sebagai tim besar. Setelah kalah dua kali berturut-turut seri sebelumnya, pada seri ketiga Liga Basket Indonesia IBL Pertamax 2018-2019, Pelita Jaya mengalahkan Pacific Caesar Surabaya dengan selisih 33 poin pada Minggu (15/12/2018), di GOR Merpati, Denpasar Bali.
Anak asuh Fictor “Ito” Roring begitu perkasa dari awal hingga akhir laga. Pelita Jaya hanya tertinggal dari Pacific Caesar pada kuarter pertama, 0-3. Selebihnya, papan skor selalu menampilkan keunggulan Pelita Jaya hingga akhir laga unggul 84-51.
Dari 12 pemain, hanya Respati Ragil Pamungkas dan Amin Prihantono yang tidak mencetak poin. Sisanya sangat subur dengan akurasi tembakan 46 persen. Guard Wayne Bradford menjadi pemain terbaik dengan 21 poin, 4 asis, dan 7 rebound. Bahkan, pemain cadangan seperti Govinda Saputra dan Andakara Prastawa mampu menyumbangkan total 36 poin.
Kemenangan itu menandakan kembalinya kepercayaan diri Pelita Jaya. Sebelumnya, finalis IBL musim lalu itu sempat kehilangan momentum saat kalah berturut-turut dari Satria Muda Pertamina Jakarta dan Satya Wacana Salatiga.
”Akhirnya kami bisa balik dari keterpurukan seri kedua. Saya sangat mengapresiasi tim. Tetapi, potensi ini masih jauh dari kemampuan kami. Masih banyak yang bisa ditingkatkan,” kata Ito, setelah laga.
Menurut Ito, tidak mudah membentuk tim dengan beberapa materi pemain baru. Kehadiran Prastawa dan Kore White membuat Pelita Jaya harus beradaptasi dari awal.
Contohnya, Ito harus mengubah pola pertahanan. Center sebelumnya, CJ Giles bertipe aktif mengeblok lawan. Giles pun sudah pasti menghuni bawah ring. Namun, kehadiran White membuat Pelita Jaya harus lebih bertahan secara tim. ”Kan butuh saling pengertian. Ini baru mulai terbangun. Memang agak telat karena kami sedikit terganggu agenda timnas,” ucap Ito.
Prastawa yang tampil dengan rambut berwarna ungu bermain apik dengan 13 poin dan 4 asis. Prastawa sudah lebih padu bermain bersama Bradford. ”Sudah lebih enak mainnya. Intinya belajar mengerti kemampuan masing-masing,” sebut Prastawa.
Hasil laga itu membuat Pacific Caesar melanjutkan tren buruk dengan tiga kali kalah beruntun. Pacific Caesar mulai kehilangan sentuhannya setelah meraih dua kemenangan pada awal musim.
Pelatih Pacific Caesar Kencana Wukir kurang puas dengan akurasi tembakan pemainnya yang hanya 30,9 persen. Guard Matthew Van Pelt hanya mampu mencetak 12 poin.
Agresitivitas dalam pertahanan pun tidak terlihat. Hal itu mengakibatkan Pelita Jaya mencuri 42 poin dari bawah ring Pacific. Dalam hal rebound, Pacific juga kalah bersaing dari Pelita Jaya, dengan perbandingan 40-56.
”Kami babak belur lagi. Pemain kami tidak ada yang tampil baik, termasuk pemain asing. Kami akan evaluasi apakah nanti ada pergantian atau tidak,” katanya.
Dalam laga lain, Stapac Jakarta kembali bersinar dengan mengalahkan Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja, 81-62. Stapac kini nyaman di puncak klasemen divisi putih, hasil dari 4 kali menang dan 1 kali kalah. Pemain asing Savon Goodman bersinar dengan 16 poin dan 10 rebound. Goodman disokong pemain nasional Abraham Damar Grahita dengan 15 poin dan 4 steal.
”Kami hanya ingin menatap laga esok melawan Satya Wacana. Untuk hari ini, semua sesuai rencana. Semua tampil agresif, itu yang saya butuhkan,” kata pelatih Stapac Giedrius Zibenas.
Satya Wacana harus mengakui keunggulan Bogor Siliwangi, 65-79. Pemain Satya Wacana terlalu percaya diri setelah berhasil mengalahkan Pelita Jaya pada seri kedua. Sebaliknya, ini merupakan kemenangan pertama Siliwangi di bawah asuhan pelatih Paul Mario Watuningas. Paul yang sebelumnya asisten pelatih dipilih menggantikan Ali Budimansyah yang kini menjabat sebagai manajer tim.