JAKARTA, KOMPAS – Perubahan cuaca yang tak dapat diprediksi membuat pegolf harus cerdik mengatur strategi agar dapat tampil maksimal di turnamen Indonesian Masters 2018. Pada ronde kedua turnamen itu, Jumat (14/12), angin kencang yang bertiup di Royale Jakarta Golf Club, Jakarta Timur, membuat sejumlah pegolf papan atas kehilangan momentum untuk meraih hasil terbaik.
Pegolf peringkat dua dunia, Justin Rose, juga dibuat kewalahan dengan kondisi cuaca berangin itu. Ia mengatakan, hal itu sempat membuatnya tidak fokus dan kehilangan irama bermain. Akibatnya, dia harus puas memperoleh empat pukulan di bawah par 68.
Hasil itu sama dengan yang didapat Justin pada ronde pertama, Kamis. Secara keseluruhan pada dua ronde yang telah dijalani, ia mengumpulkan delapan pukulan di bawah par 136 dan bertengger di posisi kelima bersama dua pegolf lainnya, Josh Younger (Australia) dan Chapchai Nirat (Thailand).
“Pertandingan hari ini lebih sulit dari kemarin karena angin bertiup lebih kencang, tetapi masih ada dua hari tersisa untuk mengejar posisi teratas,” ujar Rose usai bertanding. Menurut dia, kunci meraih lebih banyak poin pada ronde berikutnya adalah memelihara fokus dan ambisi memperbaiki penampilan.
Justin mengatakan, sangat berambisi mempertahankan gelar juara Indonesian Masters yang direbutnya pada 2017. Jika berhasil mempertahankan gelar itu, pegolf asal Inggris itu akan kembali menempati peringkat pertama dunia yang saat ini diduduki pegolf asal Amerika Serikat, Brooks Koepka.
Turnamen bertajuk ”BNI Indonesian Masters presented by BTN, PT Lautan Luas, dan Bank Mandiri” itu, berlangsung pada 13-16 Desember dan diikuti 144 pegolf dari 23 negara. Selain Justin, sejumlah pegolf papan atas dunia, seperti, Henrik Stenson dan Shubhankar Sharma juga turut meramaikan turnamen yang pertama kali digelar pada 2011 itu. Adapun tuan rumah Indonesia mendapatkan jatah 20 pegolf profesional dan 4 pegolf amatir (Kompas, 12/12/2018).
Adapun pegolf andalan tuan rumah, Danny Masrin juga gagal mempertajam capaiannya, yang pada ronde pertama berhasil mencatatkan satu pukulan di bawah par 71. Pada ronde kedua, penampilan Danny justru merosot dan hanya mampu meraih satu pukulan di atas par 73.
“Saya perlu bermain lebih tenang dan menjaga momentum bermain baik,” kata Danny. Tampil baik dengan meraih birdie sebanyak tiga kali pada hole 1 dan 2, penampilan Danny mulai merosot pada hole 5. Pada ronde kedua itu, ia mengakhiri pertandingan dengan empat kali birdie dan lima kali bogey. Hasil itu membuatnya duduk di posisi ke-54 tepat satu posisi di atas garis cut off.
Danny membantah hasil kurang memuaskan itu disebabkan ia tampil gugup karena satu grup dengan Justin Rose dan pegolf papan atas dari India, Shubhankar. “Saya fokus untuk mencapai target mengakhiri setiap ronde di bawah 70 pukulan,” ujarnya.
Sedangkan soal kendala cuaca yang berubah-ubah, Danny berpendapat, seharusnya semua pegolf siap bermain di berbagai kondisi cuaca. “Saya terbiasa dengan hal itu karena setiap turnamen punya tantangannya masing-masing. Bahkan, setiap hole juga memiliki kesulitannya sendiri,” katanya.
Danny merupakan wakil Indonesia satu-satunya yang masih tersisa di turnamen itu. Rinaldi Adiyandono yang pada ronde pertama berhasil tampil baik dengan mengumpulkan empat pukulan di bawah par 68, pada ronde kedua ini juga gagal lolos karena penampilannya menurun dan hanya mampu memperoleh lima pukulan di atas par 77.
Hal senada juga diungkapkan oleh Shubhankar yang menolak menyalahkan cuaca. Ia harus rela angkat koper lebih dulu karena berada di posisi ke-100, di bawah batas cut off. Pada ronde pertama, Shubhankar mencatatkan empat pukulan di atas par 76 dan pada ronde kedua ia mencatatkan even.
Meskipun belum dapat tampil baik di Indonesian Masters 2018, Shubhankar mendapat pelajaran berharga tampil satu grup dengan Justin. “Justin merupakan sosok luar biasa yang memotivasi saya tampil lebih baik setelah melihat dia selalu bekerja keras dan tampil sungguh-sungguh di semua turnamen yang diikuti,” ujar Shubankar.
Sementara itu, posisi teratas Indonesian Masters 2018 sementara ditempati Poom Saksansin (Thailand) yang selama dua ronde berhasil mencatatkan total 14 pukulan di bawah par 130. Dua rekan senegara Saksansin, yaitu Suradit Yongcharoenchai dan Jakraphan Premsirigorn menguntit di posisi kedua. Mereka sama-sama mengoleksi total 11 pukulan di bawah par 133. (PANDU WIYOGA)