PURWODADI, KOMPAS Kejuaraan Nasional Gulat Senior U-23 di GOR Simpang Lima, Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Kamis-Minggu (6-9/12/2018), diharapkan menjadi momentum pembinaan gulat nasional. Dari kejuaraan ini diharapkan dapat terjaring calon atlet-atlet gulat nasional dari daerah.
Kejurnas diikuti 250 peserta dari 23 provinsi dengan mempertandingkan 21 kelas yang terbagi dalam tiga kategori, yakni gaya bebas putra, gaya bebas putri, dan greco roman. Usia peserta berkisar 16-25 tahun.
”Dengan adanya kejuaraan sejak usia muda, kami berharap atlet makin terasah. Ini juga bagian persiapan jelang SEA Games 2019,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) Muhammad Amir, kemarin.
Pada tahun depan PP PGSI juga berencana menggelar kejurnas di Jakarta yang akan dijadikan ajang untuk seleksi atlet yang bakal dikirim ke SEA Games 2019. Selain itu, juga akan digelar Pra-Pekan Olahraga Nasional gulat di Kalimantan Selatan.
”PP PGSI ingin mencari bibit muda sebab atlet usia 20 tahun akan lebih mudah digenjot ketimbang di atas 25 tahun. Kami juga ingin menginventarisasi sejauh mana kemampuan pegulat U-23 kita,” kata Ketua Pelaksana Kejurnas Gulat Senior U-23 Ukky Juli Setyawan.
Pada Asian Games 2018, kontingen gulat Indonesia gagal menyumbang medali lantaran kalah bersaing, terutama dengan negara-negara Asia Barat serta pecahan Uni Soviet. Salah satu faktor penyebabnya, postur tubuh atlet Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih kecil dibandingkan postur tubuh negara-negara itu.
Meski demikian, Ukky berpendapat, kekurangan postur tubuh yang lebih kecil itu bisa diatasi dengan pembinaan berkelanjutan. ”Atlet Korea Utara, dengan postur yang tak terlalu besar, nyatanya mampu bersaing.
Indonesia pun memiliki potensi untuk menyetarakan level dengan Iran, misalnya. Asal, persiapan sudah dilakukan 4-8 tahun sebelumnya,” ucap Ukky.
Jatim juara
Dalam kejurnas kemarin, kontingen Jawa Timur menyabet gelar juara umum dengan 9 medali emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Peringkat kedua ditempati Kalimantan Timur yang mengoleksi 8 emas, 3 perak, dan 6 perunggu; disusul Jawa Barat di tempat ketiga dengan 2 emas, 4 perak, dan 6 perunggu.
Salah satu emas Jatim disumbang Varadisa Septi Putri Hidayat, yang mengalahkan Kharisma Tantri asal Jabar pada final gaya bebas putri 76 kilogram.
Sempat tertinggal 0-3, Varadisa sabar meladeni permainan lawan hingga akhirnya menang 9-3. Dia memanfaatkan stamina Kharisma yang terkuras.
Varadisa berharap kemenangan itu menjadi modal penting agar dapat lolos dalam seleksi nasional SEA Games 2019. ”Saya harap bisa terpilih, juga membawa nama harum Indonesia di tingkat internasional,” katanya.
Pelatih gulat Jatim, Fathur Rahman, menilai, kejuaraan gulat di Indonesia perlu diperbanyak agar dapat dijadikan ajang evaluasi bagi para atlet.
Sementara pelatih gulat Kaltim, Rohandi Yusuf, mengatakan, kejurnas U-23 memberi kesempatan bagi di daerah untuk mengembangkan potensi. Dengan demikian, tidak hanya atlet senior melulu yang diasah. (DIT)