Tim berlimpah pemain bola voli tim nasional bukan satu-satunya kunci kemenangan. Harmoni permainan dan kegigihan para pemain menjadi faktor kuat penentu pertandingan.
YOGYAKARTA, KOMPAS Dihuni banyak pemain berlabel pemain tim nasional Indonesia bukan jaminan suatu tim menjadi solid dan mudah meraih kemenangan pada kejuaraan bola voli elite di Tanah Air, Proliga. Lebih dari itu, permainan yang kompak, variatif, dan penuh semangat merupakan faktor lebih penting untuk tim meraih kemenangan.
Fenomena itu tampak dalam dua laga Proliga 2019 seri perdana hari ketiga di GOR Amongrogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (9/12/2018).
Pertandingan antara tim putra Palembang Bank SumselBabel dan Jakarta BNI 46, misalnya, dari 14 pemain yang ada, Palembang Bank SumselBabel hanya diperkuat satu pemain timnas Indonesia, yakni Ramzil Huda. Ia tergabung dalam timnas yang berpartisipasi pada Asian Games 2018.
Sementara Jakarta BNI 46 diperkuat empat pemain timnas Indonesia dari 15 pemain yang ada, yakni Sigit Ardian, M Malizi, Aji Maulana, dan Veleg Dhani Ristan.
Namun, walau dengan pemain yang tak terlalu mewah itu, Palembang Bank SumselBabel bermain lebih militan. Tim itu kompak, bermain dengan taktik variatif, dan penuh semangat sehingga sulit untuk dimatikan.
Sebaliknya, Jakarta BNI 46 bermain tanpa koordinasi, monoton, dan lembek. Akibatnya, mereka gampang untuk dimatikan. Akhirnya, Palembang Bank SumselBabel menang meyakinkan 3-0 (30-28, 25-23, 25-21).
Pelatih Palembang Bank SumselBabel Pascal Wilmar mengatakan, timnya belajar banyak dari kekalahan 0-3 (22-25, 16-25, 17-25) dari Surabaya Bhayangkara Samator pada laga perdana, Jumat (7/12). Saat itu, pemain cenderung tegang dan tidak ada komunikasi yang baik. Akibatnya, mereka sering membuat kesalahan di dua komponen utama untuk meraih poin, yakni servis dan pengembalian bola pertama.
Pada latihan Sabtu dan Minggu, Pascal melanjutkan, dirinya memberi pemainnya waktu bebas, dari seusai latihan setiap pukul 12.00 hingga 22.00. ”Hasilnya, pemain saya jadi lebih santai dan bisa menikmati permainan. Dari situ, komunikasi lancar. Mereka pun bisa bermain sesuai latihan, terutama servis dan bola pertama menjadi lebih baik,” ujarnya.
Kemenangan itu, lanjut Pascal, menjadi modal bagus untuk menghadapi seri kedua di Gresik, Jawa Timur, 14-16 Desember. Pada seri itu, Palembang Bank SumselBabel akan bermain sekali lawan Sidoarjo Aneka Gas Industri, Jumat (14/12).
Kapten Palembang Bank SumselBabel, Bagus Wahyu Ardinto, mengutarakan, salah satu masalah utama timnya adalah komunikasi, terutama dengan pemain asing asal Kuba, Alfredo Zequeira Cairo, yang tidak bisa bahasa Inggris. Akhirnya, komunikasi lebih banyak dengan bahasa isyarat di lapangan.
Pelatih tim putra Jakarta BNI 46, Samsul Jais, menyampaikan, selain kemampuan teknik dan mental, kemenangan dalam olahraga juga tidak terlepas dari faktor keberuntungan.
Kali ini, ia menilai, timnya tidak beruntung. ”Lawan hari ini main sangat baik. Kami sudah mencoba menyerang sana-sini dan ubah taktik, tetapi tetap saja mereka susah untuk dimatikan. Hari ini kami tidak beruntung,” tuturnya.
”Pada seri kedua, tim harus main lebih tenang dan menikmati pertandingan agar permainan bisa mengalir,” ujar Samsul. Pada seri kedua di Gresik, Jakarta BNI 46 akan main dua kali, yakni lawan Jakarta Pertamina Energi pada Sabtu (15/12) dan Surabaya Bhayangkara Samator pada Minggu (16/12).
Meredam Anna Stepaniuk
Pada pertandingan kategori putri, Jakarta BNI 46 yang diperkuat hanya dua pemain timnas Indonesia justru menang 3-0 (25-18, 25-17, 25-20) atas juara bertahan Jakarta Pertamina Energi yang diperkuat tujuh pemain timnas Indonesia.
Pelatih tim putri Jakarta BNI 46, Risco Herlambang, mengatakan, salah satu faktor penentu kemenangan itu adalah timnya sudah memantau permainan Pertamina Energi saat mereka menang 3-0 (25-15, 25-22, 25-23) atas Bandung Bank BJB Pakuan pada laga perdana, Jumat.
Dari pemantauan itu, timnya harus meredam pemain asing andalan Jakarta Pertamina Energi, Anna Stepaniuk. ”Tadi Anna sukses kami redam sehingga lawan tidak berkembang,” ujar Risco. (DRI)