Tim Debutan Jakarta Garuda Menggebrak di Laga Perdana
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Tim debutan Jakarta Garuda yang diisi oleh 12 pemain berusia di bawah 20 tahun tampil mengejutkan hari kedua Proliga 2019 seri perdana di GOR Among Raga, Yogyakarta, Sabtu (8/12/2018). Tim yang dibentuk PB PBVSI untuk regenerasi tersebut berhasil memberikan perlawanan sengit kepada tuan rumah Jakarta Pertamina Energi, meski akhirnya harus mengakui keunggulan lawan, 2-3 (20-25, 25-23, 25-20, 12-25, 14-16).
Pelatih Jakarta Garuda Eko Waluyo mengatakan, para pemainnya memiliki keunggulan fisik yang lebih prima dan bertenaga. Mayoritas pemain juga baru pertama kali main di Proliga, sehingga tamnpil dengan semangat tinggi.
"Di samping itu, saya juga tidak membebani mereka. Saya hanya minta mereka menikmati permainan. Bahkan, mereka mau bergaya apapun setelah membuat poin saya bebaskan. Terbukti, mereka jadi senang dan bisa memberikan perlawanan sengit," ujarnya.
Namun, tim itu masih butuh banyak pembenahan. Salah satunya adalah mental bertanding yang cepat puas. Hal itu terlihat pada set keempat, saat mereka telah memimpin 2-1. Mereka menurunkan tempo permainan dan kalah telak dari lawan. Pada gim kelima, mereka sudah sulit unggul dari lawan yang mulai menemukan permainannya. "Rasa cepat puas ini lumrah untuk pemain muda. Tapi, seiring banyak bermain, mereka akan lebih berkembang," katanya.
Pemain Jakarta Garuda Alfin Daniel Pratama menyampaikan, dirinya memang gugup di awal permainan. Tetapi, setelah tim berhasil menyamakan skor 1-1 pada gim kedua, rasa gugup itu pun hilang. Selanjutnya, permainan menjadi seperti biasa. "Kami begini juga karena semua pemain muda, sehingga cepat klop, tidak ada rasa canggung di antara kami. Kalau ada pemain lebih senior, pasti terasa lebih canggung saat main," ungkapnya.
Permainan Jakarta Garuda memang menghibur. Bahkan, seisi arena yang tadinya mendukung Jakarta Pertamina Energi berbalik mendukung Jakarta Garuda. Penonton kagum dengan permainan penuh energi, atraktif, kompak, dan pantang menyerah dalam mengejar bola yang ditunjukkan pemain-pemain muda tersebut.
Pelatih Jakarta Putut Marhaeno menyampaikan, dirinya mengapresiasi permainan pemain-pemain muda itu. Menurutnya, selain unggul fisik, gebrakan Jakarta Garuda juga terasa akibat pemain timnya terbawa permainan lawan. "Lawan kan masih muda-muda. Mereka mainnya cepat dan berenergi. Pada tiga set awal, pemain kami terbawa permainan itu. Namun, di dua set terakhir, kami kembali bermain dengan cara sendiri," tuturnya.
Putut menyampaikan, tahun ini, timnya punya target juara. Jadi, mereka harus selalu merebut kemenangan di tiap pertandingan, terutama saat menjadi tuan rumah. "Tadi, kami berusaha analisa permainan mereka. Prinsipnya, mereka masih cenderung kurang variatif. Akhirnya, kami bisa membaca permainan mereka dan menang," tegasnya. (DRI)