Elegi Trisula Liverpool
Finalis Liga Champions musim lalu, Liverpool, berada dalam posisi sulit. Mereka harus tampil habis-habisan pada laga terakhir fase grup melawan Napoli atau tersingkir lebih awal.
PARIS, KAMIS Liverpool sekali lagi kehilangan daya gebraknya saat tampil di kandang lawan. Di Stadion Parc des Princes, Paris, Perancis, Kamis (29/11/2018) dini hari WIB, trisula ”The Reds” yang biasanya tampil garang justru menyuguhkan sebuah elegi yang mengiringi perjalanan terjal mereka di fase grup Liga Champions musim ini.
Trisula Liverpool tersebut, Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah, tidak lagi setajam pada musim lalu. Mereka gagal menusuk gawang Paris Saint-Germain di Parc des Princes malam itu dan Liverpool kalah 1-2.
Dari total tujuh tembakan percobaan Liverpool, hanya satu tembakan yang tepat mengarah ke gawang. Itu pun tendangan James Milner dari titik penalti yang berbuah satu gol pada pengujung babak pertama. Sebelumnya, PSG telah unggul dua gol dari Juan Bernat pada menit ke-13 dan Neymar pada menit ke-37.
”Saya merasa trisula Liverpool tidak lagi menyatu seperti musim lalu,” kata mantan bek Liverpool, Stephen Warnock, seperti dilansir laman BBC. Hanya Mane yang tampil baik saat menghadapi PSG, sedangkan Firmino kehilangan sentuhannya, dan Salah belum kembali ke bentuk permainan terbaiknya.
Apabila dibandingkan dengan musim lalu, koleksi gol trio Mane, Firmino, dan Salah pada Liga Champions musim ini sangat sedikit. Pada fase grup musim lalu, ketiga penyerang itu bisa mencetak total 14 gol, sedangkan saat ini mereka baru mencetak total lima gol. Dengan satu laga tersisa, yaitu melawan Napoli, pencapaian gol musim lalu akan sulit terulang.
Sebaliknya, trio penyerang PSG, Neymar, Kylian Mbappe, dan Edinson Cavani, justru semakin berbahaya. Neymar semakin produktif, Mbappe semakin kencang berlari ketika membawa bola, dan Cavani semakin pintar mencari celah di depan gawang lawan.
Strategi Tuchel
Namun, keberhasilan PSG malam itu justru berkat kecerdikan Pelatih PSG Thomas Tuchel dalam mengeksploitasi kelemahan lini tengah Liverpool. Ada dua pemain PSG yang berperan besar dalam hal ini, yaitu Marquinhos dan Marco Verratti.
”Kami bertahan dengan formasi 4-4-2. Ada dua gelandang bertahan yang bertugas, yaitu Marquinhos dan Verratti. Saat menyerang, kami hanya membutuhkan satu gelandang bertahan,” kata Tuchel, seperti dilansir laman UEFA. Ketika menyerang, Marquinhos turun ke belakang sebagai bek tengah dan tim bermain dengan tiga bek.
Cara bertahan PSG inilah yang membuat Liverpool membikin sejarah buruk di Liga Champions. Untuk pertama kalinya Liverpool kalah pada laga tandang fase grup. Sebelumnya mereka kalah di kandang Napoli, 0-1, dan di kandang Red Star Belgrade, 0-2.
Tiga kekalahan pada laga tandang ini membuat kans The Reds untuk melangkah ke babak 16 besar mengecil. Mereka harus menang atas Napoli pada laga terakhir nanti di Stadion Anfield. Tugas ini tidak mudah karena Napoli yang kini diasuh Pelatih Carlo Ancelotti semakin solid. Pada laga lainnya, Kamis dini hari WIB, Napoli menggilas Red Star Belgrade, 3-1.
Saat ini Napoli masih kokoh di puncak klasemen Grup C dengan 9 poin, sedangkan PSG naik ke posisi kedua dengan 8 poin. Liverpool berada di posisi tiga dengan 6 poin.
Liverpool setidaknya harus menang atas Napoli dengan skor minimal 1-0 agar bisa finis dengan 9 poin. Apabila menang dengan skor 2-1 atau 3-2, Napoli tetap unggul atas Liverpool melalui perhitungan head to head untuk menentukan peringkat tim yang memiliki poin sama. PSG juga akan lolos apabila bisa mengalahkan Red Star.
Bagi Pelatih Liverpool Juergen Klopp, laga terakhir nanti bagaikan sebuah final besar. Ia sangat berharap atmosfer di Anfield bisa membantu timnya bangkit kembali seperti yang pernah terjadi pada musim 2004-2005.
Waktu itu, Liverpool juga menghadapi laga hidup-mati pada akhir fase grup saat melawan Olympiakos di Anfield. Mereka kemudian bisa menang 3-1 dan sampai berhasil meraih trofi. Momen itu menjadi motivasi bagi The Reds yang musim lalu dikalahkan Real Madrid pada laga final.
”Kami harus membuat laga terakhir nanti spesial jika ingin lolos ke babak berikutnya,” kata Klopp. Satu hal yang membuat mereka cemas adalah penampilan Napoli yang terus membaik.
”Kami hanya butuh tampil bagus dan menang di Anfield. Sesederhana itu,” kata Ancelotti. Satu hal yang membuat Ancelotti percaya diri adalah fakta bahwa mereka bisa berada di puncak klasemen sementara, fakta yang tidak diduga banyak pihak.
Napoli di bawah asuhan Ancelotti semakin bisa bermain efektif. Di Serie A, Napoli juga belum terkalahkan dalam enam laga terakhir. Mereka kini berada di peringkat kedua klasemen di bawah Juventus.
Pada laga kemarin, striker Napoli, Dries Mertens, tampil tajam dengan mencetak dua gol dan Marek Hamsik menambah satu gol lagi. (AP/REUTERS/DEN)