JAKARTA, KOMPAS Provokasi tim bola voli putra TNI AL merontokkan mental bertanding tim Ganevo Yogyakarta. Ganevo yang sebelumnya dikenal memiliki pertahanan kokoh dan serangan yang tajam harus menelan kekalahan 1-3 (25-20, 19-25, 24-26, 21-25) dalam laga delapan besar Livoli Divisi Satu, Jumat (16/11/2018), di GOR Dimyati, Tangerang, Banten.
Setelah memenangi set pertama, Ganevo tidak mampu menjaga konsistensi permainan. Sejak set kedua, Ganevo justru tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya karena termakan selebrasi yang provokatif dari pemain TNI AL setiap kali mereka bisa meraih poin.
Smes-smes keras M Ashfiya, yang kerap menghasilkan poin pada pertandingan sebelumnya, pada laga ini tidak banyak membantu tim Ganevo untuk keluar dari tekanan. Serangan demi serangan Ganevo banyak yang bisa dipatahkan oleh blok lawan.
Kondisi Ganevo kian terpuruk karena pemain andalannya, Ade Candra Rahmawan, tidak dapat melanjutkan pertandingan karena cedera engkel pada set pertama.
Keluarnya pemain senior ini ternyata berdampak besar pada performa tim. Apalagi, provokasi dari tim TNI AL ternyata efektif untuk meruntuhkan mental Ganevo hingga permainannya tidak bisa berkembang.
Selebrasi provokatif yang dilakukan I Putu Randu Wahyu dan kawan-kawannya di TNI AL semakin gencar dan panas dilakukan pada set ketiga. Bahkan, wasit harus mengeluarkan kartu kuning kepada pemain TNI AL, Galuh Maulana Yusuf, karena berlebihan melakukan selebrasi.
TNI AL yang tengah ”membara” terus bermain menekan hingga menutup laga dengan kemenangan. Mereka pun berhak melaju ke semifinal.
Terkait selebrasi yang dilakukan timnya, pelatih kepala tim TNI AL, Alex Bonapea, mengatakan, hal itu merupakan ekspresi spontan dan bagian dari penyemangat diri.
”Jiwa korsa mereka keluar, itu semangat yang bagus untuk tim. Namun, saya setuju dengan keputusan tegas wasit yang memberi kartu kuning,” kata Alex seusai laga.
Sementara pelatih kepala Ganevo, Koko Prasetyo, mengakui, mental para pemain muda di timnya kurang kuat menghadapi tekanan. Apalagi, timnya termakan provokasi tim lawan sehingga kehilangan konsentrasi.
”Ketika menghadapi tim yang seimbang dan memiliki level yang sama, pertandingan akan ditentukan oleh kesiapan dan mental bertanding. Di situ kami kalah,” kata koko.
Pada laga lain, tim putra Mabes TNI menang 3-2 (20-25, 27-25, 25-20, 18-25, 15-13) atas Asabri. Kemenangan itu membawa Mabes TNI ke semifinal.
Pelatih kepala Asabri, Aris Rizqon, mengatakan, timnya sudah mengerahkan kemampuan terbaik. Namun, ia mengakui bahwa anak asuhnya bermain kurang tenang hingga banyak melakukan kesalahan.
Sementara di pihak lawan, tim Mabes TNI justru bermain percaya diri. ”Kami bermain tanpa beban. Kuncinya adalah permainan kolektif. Tidak ada satu atau dua pemain yang menjadi andalan. Semua pemain berkontribusi besar,” kata pelatih kepala Mabes TNI Hadi Mulyono. (E20)