Menanti Nyala Kroasia
Tim nasional Kroasia belum bisa mencetak satu gol pun dalam dua laga kompetitif sejak Piala Dunia Rusia 2018. Meski dijuluki ”yang berapi-api”, mereka justru sedang meredup.
ZAGREB, RABU Sang finalis Piala Dunia Rusia 2018, Kroasia, bersiap menjamu Spanyol dalam laga lanjutan Liga Nasional Eropa di Stadion Maksimir, Zagreb, Jumat (16/11/2018) pukul 02.45 WIB.
Laga ini penting bagi Kroasia untuk membuktikan bahwa mereka masih layak dijuluki vatreni atau ”yang berapi-api”.
Bagi Kroasia, laga kontra Spanyol itu berlangsung tepat empat bulan sejak mereka mengukir sejarah tampil di final Piala Dunia untuk pertama kali. Namun, selama empat bulan setelah Piala Dunia itu, perubahan banyak terjadi. Kroasia tidak lagi segarang saat tampil di Rusia.
Seusai Piala Dunia, Kroasia ditahan imbang 1-1 oleh Portugal dalam sebuah laga persahabatan pada awal September lalu. Padahal, Portugal tidak diperkuat Cristiano Ronaldo.
Saat itu Kroasia memang tidak lagi memiliki striker Mario Mandzukic, bek Vedran Corluka, dan kiper Danijel Subasic yang telah pensiun dari tim nasional. Tanpa Mandzukic yang kini masih bermain untuk Juventus, agresivitas Kroasia sedikit berkurang.
Namun, mimpi buruk Kroasia terjadi di Stadion Manuel Martinez Valero ketika mereka digilas Spanyol 0-6 dalam laga perdana Liga Nasional Eropa, satu pekan setelah melawan Portugal. Mereka mendadak tidak berdaya di depan Spanyol, tim yang kembali bangkit bersama Pelatih Luis Enrique.
Hasil yang buruk kembali diraih Kroasia ketika ditahan imbang Inggris 0-0, juga di Liga Nasional Eropa pada pertengahan Oktober. Satu pekan kemudian Kroasia baru meraih kemenangan atas Jordania, 2-1, pada laga persahabatan.
Oleh karena itu, Kroasia berambisi membalas dendam terhadap Spanyol di Stadion Maksimir. Dukungan publik Kroasia pun sangat tinggi. Federasi Sepak Bola Kroasia, melalui akun resmi Twitter mereka, mengumumkan bahwa tiket laga telah terjual habis sejak Selasa (13/11).
”Sejak dikalahkan Spanyol (September lalu), kami sekarang dalam kondisi yang lebih baik. Kekalahan itu seperti bencana dan kami akan membalas dendam,” ujar Pelatih Kroasia Zlatko Dalic.
Selain memperbaiki harga diri mereka, Kroasia juga sangat membutuhkan tiga poin untuk menjaga kans menjuarai Grup 4 dan melaju ke babak semifinal serta otomatis lolos kualifikasi Piala Eropa 2020.
Menang atas Spanyol saja tidak cukup. Kroasia masih harus mengalahkan Inggris pada laga yang berlangsung dua hari setelah laga kontra Spanyol. Di Liga Nasional Eropa itu, Kroasia tampil di Liga A dan berada di Grup B bersama Spanyol dan Inggris.
Saat ini Spanyol berada di puncak klasemen dengan enam poin, lalu Inggris di peringkat kedua dengan empat poin, dan Kroasia di peringkat ketiga dengan satu poin.
”Banyak orang tidak percaya bahwa kami mampu memenangi kedua laga nanti (kontra Spanyol dan Inggris). Namun, kami akan melakukan hal yang sama seperti yang sudah kami lakukan di Rusia. Satu per satu.
Yang pertama adalah Spanyol,” ujar Dalic yang akhir pekan lalu mendapat penghargaan sebagai pelatih terbaik dari Asosiasi Aliansi Pelatih Sepak Bola Eropa (AEFCA).
Kesiapan Modric
Menghadapi pekan yang sangat krusial seperti saat ini, sosok yang paling dibutuhkan Dalic adalah Luka Modric. Pemain yang meraih penghargaan pemain terbaik FIFA ini menjadi sosok yang bisa mengatur permainan tim dan memiliki kreativitas dalam membangun serangan.
Namun, Modric mengawali musim ini dengan pelan. Di Real Madrid pun ia sempat menjadi kambing hitam ketika klub berjuluk ”Los Blancos” itu mengalami krisis sejak ditangani Pelatih Julen Lopetegui.
Modric lantas mengakui penampilannya sempat menurun. ”Sangat masuk akal jika Anda tidak dapat mempertahankan ritme permainan setelah bermain di Piala Dunia,” ujar Modric seperti dikutip laman Marca.
Meski demikian, Modric mengingatkan bahwa masa pemulihannya telah berhasil. ”Sekarang saya sudah lebih baik, kaki-kaki saya, pikiran saya, semuanya membaik,” katanya.
Dalic pun menambah tiga pemain baru untuk menemani Modric, yaitu Josip Brekalo, Nikola Vlasic, dan Duje Caleta-Car. Laga kontra Spanyol merupakan debut Brekalo di timnas.
Sementara di kubu Spanyol, Enrique kembali memanggil bek Jordi Alba yang ditinggalkan dalam tiga laga Liga Nasional Eropa terakhir. Alba pun membantah jika selama ini ia dan Enrique berselisih.
”Enrique pelatih hebat. Saya rasa ia akan membawa banyak kegembiraan untuk timnas,” ujar Alba seperti dikutip ESPN. Kegembiraan pertama, membuat Kroasia kian redup. (AFP/DEN)