Ajang ASEAN University Games Jadi Ujian Fisik dan Mental
Oleh
E20
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Ajang ASEAN University Games di Myanmar, 12-16 Desember 2018, menjadi ajang pemanasan bagi atlet-atlet atletik elite Indonesia seusai libur pasca Asian Games 2018. Sprinter Bayu Kertanegara dan kawan-kawan akan menguji kondisi fisik, teknik, dan mental sebelum mengikuti kejuaraan-kejuaraan internasional untuk mengumpulkan poin ke Olimpiade Tokyo 2020.
“Prakompetisi nanti untuk mengukur kesiapan fisik para atlet. Biar para atlet tidak kaget,” kata Pelatih Kepala sprinter Eni Nuraeni Sumartoyo di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (12/11/2018).
Hasil ASEAN University Games dan kekurangan di Asian Games, lanjut Eni, akan menjadi bahan evaluasi untuk para pelatih dan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk membuat program khusus untuk mengejar target di kejuaraan 2019. Program khusus bagi atlet itu, dirancang untuk meraih poin di kejuaran Asia, dunia, dan kejuaran besar lainnya, sehingga memenuhi target lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Sprinter Bayu Kertanegara mengatakan, meski persiapan tinggal menyisakan satu bulan, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil terbaik di Asian University. Di Asian Games, Bayu bersama Lalu Muhammad Zohri, Mohammad Fadlin, dan Eko Rimbawan, meraih medali perak nomor estafet 4x100 meter.
Bayu mengatakan, setelah menjalani libur kurang lebih dua bulan, ia lebih memfokuskan untuk meningkatkan stamina. Sedangkan persiapan untuk Asian University ia lebih banyak berlatih kekuatan. Pola latihan itu juga dijalankan oleh atlet-atlet lain.
Atlet lari gawang putri Emilia Nova, akan memanfaatkan ajang ASEAN University untuk mengasah mental dan teknik. Peraih medali perak lari gawang putri Asian Games 2018 ini, berharap dapat meraih emas lagi di ASEAN University Games seperti pada 2014 dan 2016.
“Sebenarnya fokus saya di Kejuaran Asia 2019. Namun ASEAN University Games bagus untuk mengukur kemampuan saya,” ujar Emilia yang mengaku masih banyak yang harus ia tingkatkan. Selain kecepatan dan daya tahan, dia juga terus memperbaiki teknik.
Sedangkan atlet lari gawang putra Rio Maholtra menjadikan ASEAN University Games untuk merangsang metal bertanding. Tidak ada target yang ia usung di ajang pemanasan tersebut. Rio hanya ingin memperbaiki catatan waktu. Pada Asian University 2014, Rio meraih perunggu dengan catatan waktu 14,3 detik. Tahun 2016 ia meraih perak dengan catatan waktu 14,2 detik. (Aguido Adri)