Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tak lagi dibebani target di akhir musim. Namun, motivasi mereka untuk menjadi juara tak pernah padam.
FUZHOU, MINGGU Motivasi juara tak pernah padam dari hati ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Meski tak lagi dibebani target oleh pelatih, semangat itu mengantar mereka ke podium juara China Terbuka dan mereka perlihatkan di lapangan.
Kehilangan gim pertama pada final melawan He Jiting/Tan Qiang yang didukung penuh penonton di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China, Minggu (11/11/2018), Kevin/Marcus tidak gentar. Teriakan penyemangat ”jia you” untuk lawan dibungkam Kevin/Marcus dengan kemenangan 25-27, 21-17, 21-15.
Ini menjadi gelar ketiga beruntun mereka di Fuzhou, setelah 2016 dan 2017 saat masih bernama China Super Series Premier, dan gelar ketujuh dari delapan final turnamen BWF.
Hasil tersebut sama seperti yang diperoleh pada 2017. Ditambah medali emas Asian Games Jakarta-Palembang 2018, ganda berjuluk Minions itu sebenarnya telah mengumpulkan delapan gelar juara.
Mereka berpeluang melampaui pencapaian tahun lalu pada dua turnamen tersisa yang akan diikuti. Pekan ini, Kevin/Marcus akan mengikuti Hong Kong Terbuka, ditutup dengan Final BWF World Tour di Guangzhou, China, 12-16 Desember. Pada kedua turnamen itu, Kevin/Marcus menjadi juara bertahan.
Asisten pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Aryono Miranat, yang mendampingi pemain ganda putra di China, mengatakan, banyak faktor yang membuat Kevin/Marcus bisa konsisten pada level tinggi dalam dua tahun terakhir. ”Mental mereka bagus, punya semangat juang tinggi. Mereka juga disiplin dan bisa menjaga fokus,” katanya.
Meski telah meraih delapan gelar juara, Marcus menilai, masih banyak yang harus mereka perbaiki. ”Kami masih sering membuat kesalahan, masih banyak kekurangan. Kami harus lebih siap lagi, terutama minggu depan di Hong Kong,” tuturnya dalam laman resmi PP PBSI.
Menjelang akhir gim pertama, misalnya, mereka menyia-nyiakan game point, 22-21, dan membuang beberapa game point berikutnya karena kesalahan. ”Pada gim pertama kami lebih tertekan, mereka tenaganya kuat, jadi kami harus mengeluarkan banyak tenaga juga dan bersiap menghadapi tekanan,” tutur Marcus.
Memasuki gim kedua dan ketiga, seperti diceritakan Kevin, mereka mencoba bermain lebih tenang dan mengurangi kesalahan. ”Kami juga lebih siap dengan serangan-serangan mereka. Mereka tampil baik, cepat, dan pukulannya kencang,” kata Kevin.
Konsisten
Konsistensi penampilan juga diperlihatkan pemain nomor satu dunia, tunggal putra Jepang Kento Momota dan ganda campuran China Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Kemenangan atas Chou Tien Chen (Taiwan), 21-13, 11-21, 21-16, menjadi gelar ketujuh Momota tahun ini, termasuk saat menjadi juara dunia.
Zheng/Huang lebih fenomenal dengan meraih gelar kesembilan dari 11 final. Di luar pengunduran diri pada babak pertama saat tampil di Korea Terbuka, mereka hanya dua kali gagal ke final ketika tersingkir pada semifinal Kejuaraan Asia dan Indonesia Terbuka. (iya)