LONDON, MINGGU-Petenis Kroasia, Marin Cilic, dinilai sebagai salah satu dari sedikit petenis yang bisa menyulitkan favorit juara Final ATP, Novak Djokovic. Cilic menegaskan, kali ini dia lebih siap untuk mengubah hasil dalam tiga kali keikutsertaan sebelumnya. Pada turnamen yang digelar di The O2 Arena, London, Inggris, 11-18 November, Cilic satu grup dengan Djokovic, Alexander Zverev, dan John Isner dalam Grup Gustavo Kuerten.
Pernah tampil pada 2014, 2016, dan 2017, Cilic paham sengitnya persaingan dalam turnamen yang hanya diikuti delapan petenis terbaik semusim itu. Dalam tiga partisipasi sebelumnya, dia selalu tersingkir pada penyisihan grup yang menggunakan format round robin. Petenis Kroasia itu kalah delapan kali dari sembilan pertandingan.
Petenis pesaingnya tahun ini juga tidak main-main. Dalam statistik pertemuan, Cilic hanya unggul dari Isner. Zverev, lawan pertamanya pada pertandingan Senin (12/11/2018), lima kali mengalahkan Cilic dari enam pertemuan.
”Melawan petenis top selalu menjadi tantangan besar dan laga melawan mereka selalu berlangsung ketat. Perubahan kecil yang kita lakukan pada pertandingan bisa membuat perbedaan,” kata Cilic, Minggu (11/11), dikutip dari laman resmi ATP.
Finalis Australia Terbuka itu menyatakan, persiapan dan kondisinya musim ini lebih bagus. ”Fisik dan mental saya bagus, saya siap menghadapi tantangan. Pengalaman tampil di sini sebelumnya turut membantu dalam persiapan saya,” katanya.
Cilic juga memiliki kenangan indah di London. Dia lolos ke final Wimbledon 2017. Tahun ini, dia menjuarai turnamen pemanasan Wimbledon setelah menggagalkan satu match point Djokovic di final. Setelah tersingkir pada babak-babak awal di Tokyo, Shanghai, dan Basel, Cilic menemukan kembali permainan terbaiknya di Paris, dua pekan lalu. Dia mengalahkan Philipp Kohlschreiber dan juara Final ATP 2017, Grigor Dimitrov, sebelum dihentikan Djokovic pada perempat final. Namun, Cilic mampu memberikan perlawanan ketat terhadap petenis nomor satu dunia itu.
Mantan petenis Inggris yang menjadi analis tenis untuk Sky Sports, Annabel Croft, menilai, Cilic bisa membahayakan Djokovic dan Roger Federer di London. Juara AS Terbuka 2014 itu memiliki servis keras, pergerakan yang baik, dan menyukai tampil dalam lapangan tertutup seperti di O2 Arena.
Pada hari pembuka Final ATP, Minggu malam hingga Senin dini hari WIB, empat petenis dalam Grup Lleyton Hewitt akan bertanding. Kevin Anderson melawan Dominic Thiem, sementara Federer berhadapan dengan Kei Nishikori.
Tsitsipas juara
Pada turnamen Final ATP Next Gen, yang diikuti delapan petenis terbaik berusia 21 tahun ke bawah di Milan, Italia, yang berakhir Minggu dinihari WIB, unggulan pertama Stefanos Tsitsipas menjadi yang terbaik.
Dalam final, petenis Yunani tersebut mengalahkan unggulan kedua asal Australia, Alex de Minaur, 2-4, 4-1, 4-3 (3), 4-3 (3). Tsitsipas pun tak terkalahkan pada lima pertandingan yang dijalani di Milan.
"Sangat menyenangkan. Saya tampil baik selama pekan ini. Di final, saya mencoba tetap tenang meski memiliki dua kesempatan untuk menang," kata Tsitsipas yang menjadi cadangan pada debut turnamen tersebut di 2017.
Gelar di Milan itu menjadi penyempurna pencapaian Tsitsipas pada 2018. Memulai musim dengan berada pada peringkat ke-91 dunia, saat ini Tsitsipas menempati posisi ke-15.
Dia mencapai final pertamanya dalam ATP World Tour di Barcelona. Dalam perjalanan menuju final ATP Masters 1000 Toronto, Tsitsipas mengalahkan empat petenis peringkat 10 besar dunia. Mereka adalah Thiem, Djokovic, Zverev, dan Anderson.
"Saya bersyukur memiliki kesempatan tampil di Milan dan menjadi juara untuk edisi yang kedua. Dengan gelar ini, saya punya kepercayaan diri untuk turnamen-turnamen di depan," katanya. (AP)