JAKARTA, KOMPAS –Jelang Kejuaraan Dunia 2018 di Taiwan, performa taekwondoin Indonesia di nomor poomsae atau jurus, kian meningkat. Teknik dan kekompakan mereka juga kian matang, terutama atlet beregu putri.
Pada latihan di Gedung PP PON, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (9/11/2018), gerakan atlet beregu putri tampak kompak, mengalir, dan bertenaga. Tim yang terdiri atas Defia Rosmaniar, Rachmania Gunawan Putri, dan Ruhil itu juga mampu menjaga keseimbangan dengan baik.
”Penampilan beregu putri menunjukkan peningkatan. Saya optimistis mereka bisa juara,” kata pelatih timnas taekwondo Indonesia, Shin Seun-jung.
Rachmania (19) yang menggantikan Mutiara Habiba, peraih emas bersama Defia dan Ruhil pada Kejuaraan Terbuka Poomsae Austria 2017, mampu mengimbangi gerakan rekan-rekannya. Padahal, ia tengah dalam proses pemulihan cedera hamstring paha belakang kaki kanannya.
Selain nomor beregu putri, Rachmania bakal mengikuti nomor poomsae recognizes perorangan putri. ”Kalau untuk individu, yang penting tampil maksimal. Kalau bisa peringkat lima atau delapan besar,” ujar peraih emas pada Kejuaraan Terbuka Poomsae Tokyo 2018 itu.
Kematangan memperagakan jurus juga ditunjukkan taekwondoin Abdurrahman Wahyu (23). Shin memuji Wahyu yang bisa menjaga tempo gerakan, tenaga, dan ekspresi wajah. ”Cepat dan bertenaga. Itu kunci kemenangan di poomsae,” kata Shin.
Kejuaraan Dunia Poomsae di Taiwan akan digelar 15-18 November 2018, diikuti lawan tangguh dari negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Lawan terberat antara lain dari Korea Selatan, Iran, dan Thailand.
Pada kejuaraan ini, Indonesia mengirimkan lima atlet senior di pelatnas, yakni Defia, Rachmania, Ruhil, Wahyu, dan Abdurrahman Darwin yang akan turun di nomor poomsae gaya bebas individu. Selain itu juga ada enam atlet yunior yang juga diturunkan dalam kejuaraan dunia itu. Atlet-atlet yunior ikut berlatih bersama Defia dan kawan-kawan dengan harapan dapat memotivasi mereka sebelum menjalani kejuaraan internasional perdananya. Meski tidak ditargetkan meraih medali, keenam atlet yunior diharapkan bisa tampil maksimal.
”Mereka semakin matang dan percaya diri karena diberi banyak masukan dari seniornya,” kata pelatih yunior dari SKO Ragunan, Laras Fitriana Noviaty.
Adapun keenam atlet yunior akan mengikuti perlombaan di nomor kadet putri, yunior perseorangan putra dan perseorangan putri, individual gaya bebas, dan beregu gaya bebas.
Laras mengatakan, keikutsertaan atlet yunior di nomor gaya bebas poomsae dipersiapkan sebagai regenerasi atlet unggulan pada kategori tersebut. “Indonesia belum memiliki keunggulan di nomor poomsae gaya bebas. Oleh karena itu, mereka diharapkan mampu menjadi pelopor,” kata Laras.
Ibnu Muhammad (16), atlet yunior yang mengikuti individu gaya bebas poomsae, mengaku berupaya fokus dan tampil maksimal di kejuaraan dunia pertamanya itu. Meski lawan-lawan yang dihadapi tidak mudah, Ibnu melihat hal itu sebagai tantangan yang memacunya untuk memberikan penampilan terbaik. (E14)