Pengelolaan peralatan olahraga bekas Asian Games dan Asian Para Games 2018 harus segera diperjelas pengelolaannya agar tidak terbengkalai dan rusak.
JAKARTA, KOMPAS--Proses hibah peralatan olahraga bekas Asian Games dan Asian Para Games 2018 masih diliputi sejumlah masalah, mulai dari data inventarisasi yang belum sesuai antara cabang dan panitia penyelenggara ajang, rebutan alat antara pusat dan daerah, hingga cabang yang tidak siap untuk menampung alat-alat tersebut karena ketiadaan gudang.
Sejumlah problem itu muncul karena pemerintah tidak memiliki perencanaan yang matang setelah Asian Games dan Asian Para Games 2018, terutama pengelolaan peralatan ”warisan” kedua ajang itu. Sebagai solusi, pemerintah harus bertindak cepat agar alat-alat modern berharga mahal itu tidak terbengkalai. Dengan pengelolaan yang baik, peralatan itu menjadi modal bagi peningkatan prestasi olahraga.
Kemenpora memanggil perwakilan pengurus cabang, perwakilan Pusat Pengelolaan Kawasan Gelora Bung Karno (PPK GBK), serta perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan guna membahas percepatan hibah peralatan itu, Kamis (8/11/2018). Kemenpora berupaya agar proses hibah itu selesai sebelum masa sewa gudang penyimpanan peralatan itu habis pada 30 November.
Apabila proses hibah melewati masa sewa gudang itu, Kemenpora kebingungan menyediakan tempat penyimpanan alat-alat olahraga yang jumlahnya 15.000 unit senilai sekitar Rp 237 miliar itu. Peralatan yang terdiri dari perangkat inti hingga penunjang pertandingan itu disimpan di Gudang Bhanda Ghara Reksa di Kelapa Gading, Jakarta, Gudang Goro di Kelapa Gading, Gudang NIC di Jakarta dan sekitar Bogor, serta beberapa masih melekat di arena- arena di GBK.
Proses hibah alat itu berjalan lambat mengingat baru satu cabang yang sudah bisa diproses hibahnya. Sementara 10 cabang baru mengajukan surat hibah dan 14 cabang baru dijadwalkan inventarisasi. Sekitar 15 cabang belum memproses apa pun.
Pengurus Besar Persatuan Bisbol dan Sofbol Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) belum mengajukan surat hibah karena belum memiliki tempat untuk menyimpan alat. Semua alat penunjang pertandingan masih melekat di arena di GBK.
”PPK GBK meminta alat-alat itu diambil dan disimpan PB Perbasasi. Itu tidak mungkin sebab alat-alat itu sudah melekat di stadion. Ukurannya juga sangat besar, seperti pagar saja panjangnya, mencapai 250 meter. Kalau diangkut, biayanya besar sekali dan tidak ada tempat untuk menyimpannya. Lagi pula, alat-alat itu sangat penting sebagai pelengkap arena sehingga berstandar internasional,” ujar Wakil Ketua Umum PB Perbasasi Leo Agus.
Sementara Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia belum mengajukan surat hibah karena tidak mengetahui pasti jumlah dan harga alat. ”Dari rapat pertama, saya sudah menanyakan angka pastinya berapa. Karena angka dari Kemenpora berbeda dengan angka di kontrak vendor Inasgoc (Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia). Persoalan angka yang tidak akurat bisa mempersulit kami ketika diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan,” kata Sekjen PP Pertina Shelly Miranda.
Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta dan Sumatera Selatan, tuan rumah Asian Games 2018, menginginkan peralatan itu. ”Kami juga butuh peralatan itu untuk Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar, termasuk untuk Sekolah Khusus Olahraga Ragunan,” kata Kepala Seksi Sarana Dispora DKI Jakarta Tri Mursilah.
Menanggapi sejumlah persoalan itu, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menyampaikan, pihaknya akan melakukan pendekatan ke PPK GBK agar cabang-cabang yang berlatih di kawasan itu memungkinkan menyimpan alat di sana. Kemenpora juga akan meminta data lebih rinci terkait alat-alat yang dikelola Inasgoc. ”Prinsipnya, alat-alat itu akan kami salurkan kepada pihak yang lebih membutuhkan, terutama untuk pembinaan atlet,” ujarnya.
Pengamat olahraga Fritz E Simanjuntak mengatakan, sejumlah masalah itu terjadi karena pemerintah tidak memiliki perencanaan yang jelas terhadap warisan Asian Games dan Asian Para Games, terutama peralatannya.
”Kalau pemerintah punya perencanaan baik, peralatan itu dikelola sendiri oleh Kemenpora, terutama digunakan di pemusatan latihan yang sudah direncanakan di Cibubur, Jakarta Timur,” katanya.