Antusiasme Warga Disabilitas untuk Menjadi Atlet Tumbuh
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH/KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Setelah Asian Para Games 2018, antusiasme masyarakat disabilitas untuk menjadi atlet nasional meningkat pesat. Momentum ini harus dijaga karena akan berdampak positif bagi pengembangan prestasi olahraga disabilitas nasional. Pelatih Kepala Bulu Tangkis Paralimpiade Nasional Muhammad Nurachman yang dihubungi dari Jakarta, Kamis (8/11/2018), mengatakan, sangat merasakan antusiasme masyarakat disabilitas untuk berlomba ingin menjadi atlet nasional.
Salah satu indikasinya adalah Pekan Paralimpiade Daerah V Jawa Barat 2018, yang berlangsung sejak awal November 2018. Dalam ajang itu, untuk pertama kalinya klasifikasi SS6 atau atlet bertubuh pendek dipertandingkan. Terdapat 3 atlet putra dan 2 putri Jawa Barat yang ikut serta. Hal ini sangat memberi harapan karena Indonesia kekurangan atlet SS6. Sebelumnya, Indonesia hanya ada satu atlet di kelas itu, yakni Asep Sutisna (47).
Geliat itu disambut baik oleh Nur. Antusiasme yang besar akan memperbanyak calon-calon atlet. Hal itu mempermudah regenerasi di bulu tangkis yang sangat baik untuk peningkatan prestasi. Atlet nasional pun akan semakin terpacu dengan jumlah pesaing yang semakin banyak.
Di tim nasional bulu tangkis, promosi degredasi dilakukan setiap empat bulan. ”Jelas saja semua berebut. Karena dari segi perhatian pemerintah sekarang juga semakin bagus. Terbukti dari bonus yang diberikan sama dengan olahraga umum,” ujarnya.
Indikasi lainnnya adalah meningkat tajamnya jumlah peserta di Peparda Jawa Barat yang digelar di Kabupaten Bogor. ”Jumlah atletnya membludak, meningkat sampai 100 persen dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Pelatih Atletik Paralimpiade Nasional Purwo Adi Sanyoto.
Purwo menuturkan, antusiasme itu membuat masa depan atletik akan lebih cerah. Pada Asian Para Games, atletik menjadi salah satu penyumbang medali terbanyak dengan 6 emas, 12 perak, dan 10 perunggu.
Di cabang basket kursi roda, antusiasme ini membuat 12 atlet timnas dengan mudah merekrut calon pemain. Salah satunya, atlet asal Denpasar, Bali, I Gusti Putu Putra Adnyana telah mendapatkan 10 bibit atlet baru di daerah kelahirannya.
Adnyana tidak butuh usaha keras untuk mengajak para penyandang disabilitas menjadi atlet. Mereka dengan inisiatif langsung menanyakan dan ingin bergabung mempelajari basket kursi roda. ”Banyak juga yang telepon, tanya-tanya bagaimana latihannya, serta latihannya kapan dan di mana. Saya ceritakan. Dan mereka datang. Saya berbagi ilmu mengenai teknik dan aturan olahraga itu ke mereka,” tuturnya.
Pelatih timnas basket kursi roda Indonesia di Asian Para Games 2018 Fajar Brillianto menyampaikan, berdasarkan laporan atlet yang kembali ke daerah masing-masing, semuanya dapat calon atlet basket kursi roda baru. Setidaknya ada empat calon atlet yang berpotensi. ”Timnas akan punya banyak pilihan pemain. Sebelum ini jumlah atlet sangat terbatas,” katanya.
Sekretaris Jenderal NPC Pribadi mengutarakan, momentum ini sangat positif. ”Orang jadi tahu sebenarnya kami tidak main-main. Ini juga merupakan olahraga prestasi,” ujarnya.
Untuk menampung antusiasme, NPC akan memperbanyak kejuaraan di tingkat daerah dan nasional. Mereka juga akan memperkenalkan olahraga baru yang belum terkenal, seperti boccia dan judo. ”Kan cabang baru belum dipertandingkan. Kami sedang mencoba mengenalkan agar semain banyak lagi yang bisa ikut serta,” katanya.