Tanpa Saddil, Persela Pertahankan Rekor Tak Terkalahkan di Kandang
LAMONGAN, KOMPAS — Persela Lamongan mempertahankan rekor belum terkalahkan di kandang pada Go-Jek Liga 1 musim kompetisi 2018. Tim berjuluk ”Laskar Jaka Tingkir” itu, pada laga di Stadion Surajaya, Lamongan, Jumat (2/11/2018) malam, mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 3-0. Dua gol Persela diciptakan Dendy Sulistyawan menit 30 dan 77, satu gol lagi kontribusi Muhammad Guntur Triaji menit 36.
Hasil pertandingan itu menunjukkan kasus hukum yang membelit salah satu pemain Persela Saddil Ramdani, tidak memengaruhi performa tim. Saddil, yang saat ini juga memperkuat skuad Tim Nasional untuk Piala AFF 2018 tersandung kasus hukum. Ia dilaporkan melakukan tindak penganiayaan terhadap perempuan ASR (19). Saddil ditetapkan tersangka dan ditahan Kepolisian Resor Lamongan.
Pelatih Persela Aji Santoso menuturkan, ia menginstruksikan para pemainnya tetap fokus pada pertandingan, tidak perlu ikut kepikiran kasus Saddil. Timnya harus menang agar mengamankan posisi di papan tengah klasemen sementara.
Laga melawan Sriwijaya terasa menegangkan bagi Aji karena anak asuhnya harus menang. Ia berharap mentalitas dan spirit tim yang bagus tidak hanya ditunjukkan di kandang, tetapi juga pada laga tandang. Pemain harus sama-sama nyaman saat bertanding di kandang maupun kala melakoni laga tandang.
”Jika pada laga kali ini kami kalah, laga selanjutnya makin berat untuk berjuang tetap di papan tengah, tidak merosot ke papan bawah. Untung dengan dua hari persiapan, pemain bisa menjalankan instruksi dengan baik,” kata Aji.
Aji menegaskan, kasus yang menimpa Saddil tidak memengaruhi tim karena semua klub tidak boleh menurunkan pemain yang masuk timnas untuk bermain di Liga. Ia berharap kasus yang menimpa Saddil menjadi pelajaran bagi semua pemain muda tidak hanya di Persela. Pemain harus berpikir lebih jauh sebelum bertindak.
Pelatih Stiwijaya FC Angel Alfredo Vera akan maksimalkan lima laga sisa di Go-Jek Liga 1 2018. ”Saya paham ia, pemain muda yang masih perlu bimbingan. Pemain tetap harus ramah dan rendah hati pada siapa pun,” kata Aji.
Pencetak gol Dendy Sulistyawan menyatakan, kasus Saddil juga sempat dipikirkan pemain lain. Namun, para pemain tetap berupaya fokus menang dalam pertandingan.
”Ini pelajaran berharga juga buat kami semua pemain muda agar sebelum bertindak, dipikirkan dulu. Bersyukur kasus ini tak memengaruhi tim dan kami menang,” ujarnya.
Pelatih Sriwijaya FC Angel Alfredo Vera menilai kali ini Persela bermain bagus. Timnya juga punya beberapa peluang mencetak gol, sayangnya gagal mencuri poin. Mental pemainnya turun begitu kebobolan dua gol di babak pertama.
Serangan Sriwijaya mulai meningkat dan beberapa kali mengancam gawang Persela di babak kedua. Ia percaya penuh pada pemain muda, tetapi sayangnya kurang pengalaman. ”Ini jadi bahan evaluasi dan koreksi di pertandingan selanjutnya. Kami masih percaya dan optimis pada lima laga sisa,” kata Alfredo.
Saddil sedang labil
Saddil Ramdani (19) dilaporkan menganiaya teman wanitanya, ASR (19), warga Mlaras Sumobito, Kabupaten Jombang, Rabu (31/10/2018). Menurut pengakuan Saddil, kasus itu bermula dari berebut telepon genggam dengan ASR. Saddil menyatakan siap menjalani dan mengikuti semua proses hukum yang sedang menimpanya.
Ia mengaku khilaf saat insiden terjadi sehingga terjadi cekcok berakhir keributan dengan ASR di mes Persela. Bagian muka ASR terkena cakaran Saddil. Saddil menjalani pemeriksaan dan ditahan Jumat (2/11/2018) siang.
Menurut Saddil, ia mengenal ASR dan sempat dekat, tetapi komunikasinya terputus beberapa bulan terakhir. Kasus itu sebagai pelajaran berharga baginya. Ia telah meminta maaf kepada ASR dan keluarganya. Ia mengaku tidak bisa fokus karena sedang lelah dan banyak pikiran.
”Saya sudah berniat baik berdamai, tetapi ditolak. Jadi saya terima proses ini,” kata Saddil.
Saddil sendiri bergabung di skuad Timnas untuk Asian Games lalu, dilanjutkan timnas U-19 untuk Piala Asia hingga Oktober. Ia seharusnya Jumat (2/11/2018) sudah mulai masuk pemusatan latihan Timnas di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, untuk Piala AFF 2018. Piala AFF itu sendiri berlangsung 8 November hingga 15 Desember 2018. Timnas harus bertolak ke Singapura pada 6 November untuk menghadapi Singapura 9 November mendatang.
Namun, mulai Jumat (2/11/2018), Saddil malah ditetapkan tersangka dan ditahan Kepolisian Resor Lamongan. Manajemen Persela mengajukan penangguhan penahanan.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Besar Feby Hutagalung, pengajuan itu dikabulkan atau tidak menunggu hasil pemeriksaan dari penyidik.
Penangguhan penahanan bisa dikabulkan jika ada jaminan tersangka tidak mengulangi lagi, tidak melarikan diri, dan tidak menghilangkan barang bukti. Semua diproses sesuai aturan berlaku dan tim penyidik akan melihat apakah bisa ditindaklanjuti atau tidak.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Lamongan, Ajun Komisaris Wahyu Norman Hidayat menyebutkan, ASR datang dan lapor polisi dalam kondisi mukanya terluka di pipi. Awalnya ada upaya damai, tetapi belum ada titik temu.
Saddil sendiri ribut dengan ASR di mes pemain Persela, Gang Magersari, Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan Kota. Ia merasa lelah, kurang fokus, dan takut keributan itu meresahkan warga. ASR belum terima hubungannya diputus sejak enam bulan lalu.
ASR mendatangi mes pemain hingga ada cekcok mulut. Khawatir keributan itu mengganggu pemain lain dan terdengar warga, Saddil berupaya menutup mulut ASR. ASR pun memberontak menyebabkan pipi kanan dan bawah mata malah terkena cakaran kuku Saddil hingga berdarah. Intinya, kasus penganiayaan itu bersumber dari masalah asmara cinta anak muda.
Saddil bisa terjerat Pasal 351 Ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman 2 tahun 8 bulan penjara, atau 352 KUHP dengan ancaman penjara 9 bulan penjara. Saddil ditahan sampai kasus itu dilimpahkan ke jaksa penuntut umum, keculai ada upaya permohonan penangguhan penahanan. Polisi meminta keterangan terlapor, pelapor, korban, dan saksi-saksi serta mengumpulkan alat bukti.
Menurut Norman, awalnya Kamis (1/11/2018) pagi Saddil dan ASR sudah berdamai, tetapi sorenya ibunda ASR mendatangi Polres Lamongan mengajukan sejumlah syarat, di antaranya Saddil harus menikahi ASR, membelikan rumah dan mobil. Hingga pukul 00.00, pertemuan itu buntu karena Saddil keberatan dengan banyaknya tuntutan ibu ASR.
Manajer Persela Lamongan Yunan Achmadi menegaskan, Persela sebagai orangtua akan mendampingi Saddil sebagai anak. Selain pendampingan hukum, klub juga akan mengajukan permohonan penangguhan penahanan terhadap Saddil. ”Kami patuhi proses hukum,” katanya.
Pertanda damai
Namun, hasil pemeriksaan Jumat malam, kedua pihak menunjukkan mulai berdamai. Sayangnya, seusai pemeriksaan, ASR bersama ibunya menutupi wajahnya dan langsung masuk mobil, enggan menemui wartawan.
Upaya damai itu bisa terkonfirmasi lewat status Saddil di Instagram dan Whatsapp (WA). Ia meminta maaf atas kesalahpahaman, baik kepada keluarga korban, manajemen PSSI, manajamen Persela dan penggemarnya.
”Perasaan saya sekarang alhamdulillah baik dan kejadian ini sudah damai secara kekeluargaan. Ini pelajaran bagi saya ke depan agar menjadi pribadi yang baik. Semoga atas kesalahpahaman ini bisa membuat saya menjadi lebih dewasa.
Mohon maaf mungkin saya sudah menyinggung perasaan seseorang atau tutur kata maupun sikap saya yang kurang menyenangkan di hati. Maaf saudaraku dan teman-teman, saya sudah menirukan (menunjukkan—Red), sikap yang kurang baik buat dicontoh.
Semoga kalian tidak seperti yang saya alami, tetap rendah hati, kuat, tetap kerja, tabah maupun bersyukur. Semoga sukses terus, (teri)makasih atas doa dan sarannya. Saya juga manusia yang tak luput dari dosa, kesalahan, maupun kekhilafan. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Terima kasih.”
Saddil merupakan pemain asal Muna, Sulawesi Tenggara. Nama Saddil semakin tenar sejak 2017, yang ketika itu memperkuat timnas untuk Piala AFF U-19. Ia juga jadi andalan di Timnas U-23 dan timnas senior.
Pada 2017, Saddil sendiri digembleng di Aji Santoso International Football Academy (ASIFA) di Malang, Jawa Timur. Saddil merintis karier sepak bola di Muna, lalu pindah ke Kendari untuk menjadi pemain profesional.
Saddil direkomendasikan sang pelatih Asrul dan Abdul Razak untuk ikut ASIFA di Malang, saat ia masih sekolah di SMA 4 Kendari. Akhirnya Saddil pindah ke Malang. Menurut Aji Santoso, Saddil punya bakat dan kualitas bermain bagus. Hanya setahun di ASIFA, Saddil masuk timnas U-19.