DOHA, SELASA – Tim senam artistik putra China secara mengejutkan meraih emas pada Kejuaraan Dunia 2018 di Doha, Qatar. Tim yang bermaterikan pemain baru dan muda itu berhasil menggoyang dominasi Rusia dan Jepang.
Tim China yang diwakili Xiao Ruo Teng (22), Lin Chao Pan (23), Deng Shu Di (27), Sun Wei (23), dan Zou Jing Yuan (20) tampil gemilang pada final beregu Kejuaraan Dunia, Senin (29/10/2018) malam, di Aspire Dome. Mereka mencatatkan nilai 256,634 dari nomor senam lantai, kuda pelana, gelang-gelang, kuda-kuda lompat, palang sejajar, dan palang tunggal.
Xiao dan kawan-kawan unggul tipis dari tim peraih perak Olimpiade Rio 2016, Rusia, yang menempati peringkat, kedua dengan nilai 256,585. Kemenangan itu sekaligus membawa tim China lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Kemenangan membawa angin segar tim China dalam menatap Tokyo 2020. Tiga dari lima pesenam yang tampil di Kejuaraan Dunia merupakan pesenam baru. Ketiganya tidak tampil di Rio. Sementara itu, empat pesenam masih berusia di bawah 25 tahun.
“Kami punya banyak atlet muda untuk berkompetisi selanjutnya. Mereka lebih kuat dan lebih baik. Dan, mampu membantu kami menang kali ini,” kata Pelatih Senam China Ye Zhen Nan, dikutip dari situs resmi Kejuaraan Dunia 2018.
Sementara itu, Ye terpukau dengan perkembangan yang ditampilkan tim Rusia. Sebenarnya, tim Rusia memiliki peluang untuk menjuarai nomor beregu. Pada rotasi terakhir, di palang tunggal, pesenam China, Xiao, sempat terjatuh. Gerakan Xiao hanya menghasilkan nilai 12,600.
Pesenam Rusia, Nikita Nagornny, yang menjadi peserta terakhir harus mencatat nilai 13,782 jika ingin juara. Namun, ia gagal memanfaatkan kesempatan itu dan hanya menghasilkan nilai 13,733. Kegagalan itu disambut pendukung tim China yang bersorak-sorai di Aspire Dome.
“Saya menyesali itu. Tetapi saya sangat bahagia karena bisa juara. Karena banyak pesenam yang baru pertama kali mengikuti Kejuaraan Dunia, tetapi bisa juara,” kata Xiao.
Meski tidak juara, Rusia dan Jepang juga meraih tiket ke Tokyo 2020. Nagornny mengatakan cukup gembira dengan keberhasilan lolos ke Olimpiade.
“Saya sempat berpikir kita sudah memenangi kejuaraan ini. Kita sangat dekat dengan kemenangan. Hal ini akan menjadi pelajaran ke depan,” ucap Nargonny tentang kekalahan 0,049 poin dari tim China.
Sempat memimpin
Nasib kurang baik dialami juara bertahan Olimpiade dan dunia, Jepang, yang menempati peringkat ketiga jepang dengan nilai 253,744. Mereka kembali dikalahkan oleh China setelah hanya puas meraih perak di Asian Games 2018.
Jepang sebetulnya sempat memimpin di final pada rotasi awal, kuda pelana dan gelang-gelang. Namun, mereka membuat banyak kesalahan di sisa rotasi. Mereka pun hanya menyabet perunggu.
Pesenam Jepang Kohei Uchimura menuturkan, kelima atlet Jepang telah melakukan yang terbaik. Akan tetapi, masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki. “Kami akan bekerja bersama untuk meraih emas di Olimpiade nanti,” lanjutnya.
Adapun Kohei mengaku sedang cedera engkel saat tampil di final. Cedera itu didapatnya sebulan sebelum berangkat ke Doha atau setelah perhelatan Asian Games. (AFP/KEL)