MEXICO CITY, SENIN Konsistensi Lewis Hamilton sepanjang musim 2018 membuahkan gelar kelima juara dunia. Dalam kondisi sesulit apa pun, pebalap Mercedes itu selalu menunjukkan upaya untuk tidak kehilangan poin terlalu banyak. Dia membalap dengan kedewasaan sehingga tidak membuat banyak kesalahan yang merugikan.
Finis di posisi keempat di Sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez, Meksiko, Minggu (28/10/2018), jauh dari target Hamilton untuk memastikan juara dunia F1 2018 dengan kemenangan. Hamilton pun tampak kecewa meski gelar juara dunia 2018 menjadi miliknya.
”Saya masih punya pekerjaan yang harus dilakukan. Saya harus kembali ke pabrik dan menggerakkan pasukan pekan depan untuk mencari tahu bagaimana kami bisa kembali dan memenangi dua balapan berikutnya,” ujar Hamilton.
”Saya tidak tahu mengapa saya sangat kesulitan pada dua balapan terakhir. Kami semua merasakan sakit karena tidak menang di balapan itu dan kami masih harus memenangi gelar konstruktor,” ujar pebalap asal Inggris itu dikutip Crash, Senin (29/10).
Karakter Hamilton yang tidak cepat puas, seperti terlihat dari kekecewaannya atas kegagalan menang di Meksiko, menjadi salah satu kekuatan Hamilton yang memaksa semua anggota tim Mercedes terus memutar otak untuk membuat performa mobilnya selalu bagus.
”Anda tahu, Bono mengatakan di radio bahwa gelar juara dunia itu tidak dimenangi di sini. Itu dimenangi melalui banyak kerja keras sepanjang balapan ke balapan. Karena itu, saya sangat bersyukur untuk semua kerja keras di markas kami,” ujar Hamilton mengutip pernyataan vokalis band U2, Bono, seperti dikutip Motorsport.
Hamilton telah memenangi 9 dari 19 balapan F1 musim 2018 yang sudah digelar. Dia pun hanya sekali gagal finis (DNF) dan sekali finis di bawah empat besar.
Pesaing terdekat Hamilton, pebalap Ferrari Sebastian Vettel, juga tercatat hanya sekali gagal finis pada musim ini. Namun, Vettel baru menang 5 kali dan 3 kali finis di bawah empat besar. Vettel kehilangan kendali perburuan gelar juara setelah performa mobil Ferrari menurun sejak seri China, 15 April.
Masalah itu berlarut-larut hingga seri Spanyol, 13 Mei, atau tiga putaran balapan, hingga ditemukan perbaikannya.
Beberapa hasil buruk Vettel juga berasal dari kesalahan pebalap asal Jerman itu sendiri yang cukup sering bersenggolan dengan rivalnya sehingga mobilnya melintir. Beberapa insiden itu antara lain di Italia saat bersenggolan dengan Hamilton, di Jepang bersenggolan dengan Max Verstappen (Red Bull), dan di Austin bersenggolan dengan Daniel Ricciardo (Red Bull).
Salah satu faktor penting lain dibalik gelar juara dunia 2018 Hamilton adalah kinerja tim teknik Mercedes yang tampak lebih mumpuni ketimbang tim Ferrari. Hal itu terlihat dari inovasi yang dilakukan Mercedes pada tengah musim ini.
Inovasi itu antara lain desain pelek yang baru dan kecepatan tim untuk segera menemukan masalah yang membuat performa mobil mereka kalah dari pesaingnya. Hamilton hanya kehilangan dua seri balapan akibat masalah di mobilnya.
Dengan kombinasi konsistensi pebalap dan tim, wajar gelar juara dunia musim ini menjadi milik pebalap andalan Mercedes, Lewis Hamilton. (OKI)