JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah anggota Komisi X DPR RI menyayangkan keterbatasan anggaran bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga pada 2019. Padahal, Kemenpora dinilai cukup sukses sepanjang tahun 2018, terlihat dari prestasi tertingginya sepanjang sejarah keikutsertaan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, sekaligus sukses menjadi tuan rumah yang baik.
Hal itu mengemuka dalam rapat kerja Komisi X dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Ruang Rapat Komisi X DPRI RI, Jakarta, Kamis (25/10/2018). Kemenpora dan Komisi X DPR RI menyepakati pagu anggaran Kemenpora untuk tahun 2019 sebesar Rp 1,951 triliun. Jumlah ini jauh lebih sedikit daripada anggaran tahun 2018 yang mencapai Rp 5,037 triliun.
Walaupun anggaran terbatas, anggota Komisi X meminta Kemenpora tetap bekerja keras dan membuahkan hasil optimal. Mereka minta Kemenpora mempersiapkan program prioritas agar Indonesia meraih prestasi yang baik di SEA Games 2019 maupun ASEAN Para Games 2019. Hingga kini, mereka menilai Kemenpora belum memiliki program rinci menuju kedua ajang tersebut.
Komisi X juga meminta Kemenpora tidak setengah-setengah dalam mempersiapkan PON 2020/Perparnas 2020. Hingga saat ini, arena yang disiapkan untuk dua ajang itu belum yang rampung. Bahkan, nomor pertandingan untuk ajang tersebut belum ditetapkan. Hal itu bisa berpengaruh untuk persiapan tuan rumah maupun daerah-daerah peserta dalam mempersiapkan diri.
”Kami pun berharap Indonesia bisa lebih berprestasi di Olimpiade Tokyo 2020. Setidaknya, Indonesia perlu juga memperjuangkan nomor andalannya masuk Olimpiade, seperti pencak silat yang masih butuh 30 negara pendukung lagi agar masuk pesta olahraga terbesar di dunia itu,” tutur anggota Komisi X DPR RI Zuhdi Yahya.
Menpora Imam Nahrawi mengakui, anggaran itu cukup terbatas. Hal itu akan menjadi tantangan untuk Kemenpora dalam mengelola anggaran yang terbatas tetapi tetap harus bisa membuahkan hasil optimal.
Menurut Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewo Broto, anggaran pada tahun 2018 berjumlah cukup besar karena diprioritaskan untuk penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games, masing-masing sebesar Rp 1,79 triliun untuk Asian Games dan Rp 835 miliar untuk Asian Para Games.
Pembinaan bersamaan
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Mulyana mengutarakan, anggaran yang terbatas itu berpengaruh terhadap besaran anggaran untuk pembinaan prestasi atlet ataupun pelatnas sepanjang 2019. Anggaran pelatnas berkurang dari Rp 735 miliar selama 2018 menjadi sekitar Rp 500 miliar pada 2019.
Namun, Kemenpora tetap berupaya optimal agar prestasi atlet Indonesia tidak melorot pada SEA Games 2019. Salah satu caranya, Kemenpora akan melakukan pembinaan bersamaan antara persiapan SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020.
Atlet-atlet yang berprestasi pada Asian Games 2018, atau atlet elite, akan disiapkan mengikuti kualifikasi Olimpiade 2020, yang juga jadi bagian pelatnas SEA Games 2019. ”Kalau bisa lolos Olimpiade Tokyo 2020, tentu atlet bersangkutan akan lebih mudah ketika bertanding di SEA Games 2019,” ujar Mulyana.
Di luar isu itu, anggaran 2019 pun akan disiapkan Kemenpora untuk memberikan anggaran operasional organisasi untuk Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia. Pada 2018, Kemenpora memberikan anggaran pelatnas sebesar Rp 130 miliar untuk NPC Indonesia. Pada 2019, anggaran sebesar itu akan dibagi dua untuk pelatnas dan operasional organisasi.
”Dengan demikian, NPC Indonesia tidak lagi mengutip uang kontribusi sebesar 30 persen dari setiap atletnya yang dapat bonus prestasi. Sebab, pengutipan uang berapapun dengan alasan apapun dari atlet tidak dibenarkan,” kata Mulyana.