Taktik Mercedes Gagal
Kegagalan strategi tim Mercedes, khususnya dalam pemilihan ban di Austin, Amerika Serikat, memaksa Lewis Hamilton menunda pesta gelar juara F1 2018 hingga seri Meksiko.
AUSTIN, SENIN Kemenangan yang sudah di depan mata Lewis Hamilton pada balapan Formula 1 seri Amerika Serikat, lepas akibat kesalahan pemilihan ban dan strategi dua kali pit stop tim Mercedes.
Kekacauan di tim Jerman itu membuat Hamilton finis ketiga sehingga gagal memastikan gelar juara dunia lebih awal. Pebalap asal Inggris tersebut hanya perlu lima poin pada seri Meksiko, Minggu (28/10/2018), untuk juara.
Kekacauan strategi itu bermula setelah mobil pebalap Ferrari, Sebastian Vettel, lawan terdekat Hamilton, melintir akibat bersenggolan dengan mobil pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo. Saat diberlakukan virtual safety car, Mercedes coba mengganti ban supersoft Hamilton yang kalah cepat dari ban ultrasoft rekan setim Vettel, Kimi Raikkonen. Itu terlihat saat Raikkonen memimpin balapan di tikungan pertama setelah start.
Namun, data ban dari sesi kualifikasi yang tidak lengkap membuat kekacauan dalam penentuan ban. Mercedes akhirnya memilih mengganti dengan ban soft, padahal sebenarnya ban supersoft bisa lebih tahan lama dibandingkan dengan ultrasoft.
Hamilton mengakui, dirinya merasa bingung saat diperintahkan melakukan penggantian ban pada putaran ke-11. ”Begitu kami melakukan pit stop pada lap ke-11, saya tahu saya akan melakukan dua kali pit stop.
Itu membuat kami kesulitan. Begitu kami keluar, saya harus mengejar Kimi, bisa berada di dekatnya, tetapi ban-ban sudah habis. Dia kemudian melakukan pit stop dan mengejar saya dengan ban baru.
Kemudian saya keluar setelah pemberhentian terakhir dan mempunyai 12 detik yang harus dikejar. Itu membuat kami sangat kesulitan untuk bertarung hari ini,” ujarnya, dikutip dari Motorsport.
Hamilton sempat nyaman memimpin balapan setelah Raikkonen masuk pit dan mengganti bannya dengan ban lunak (soft) pada putaran ke-21. Hamilton sempat memiliki selisih waktu lebih dari 17 detik dengan Raikkonen.
Akan tetapi, seperti diakui pemimpin tim Mercedes, Toto Wolff, ban soft yang digunakan Hamilton ternyata menurun lebih cepat dari perkiraan sehingga Raikkonen bisa terus memperkecil jaraknya dengan Hamilton. Situasi ini yang berujung kesalahan kedua Mercedes, yaitu menunda Hamilton melakukan penggantian ban kedua.
”Pemikirannya adalah jika kami bisa melarikan mobil lebih lama lagi, kami akan memiliki perbedaan ban yang lebih besar pada akhir balapan. Akan tetapi, kami mulai kehilangan daya pacu yang besar dan kemungkinan kami terlambat satu atau dua lap untuk meminta Lewis masuk karena ban menurun drastis pada pertengahan lap 38, dan kian buruk pada putaran 39 ke 41,” ujar Wolff dikutip dari Crash.
Hamilton akhirnya mengganti ban untuk kedua kali pada putaran ke-41 saat dirinya hanya terpaut sembilan detik dari Max Verstappen di belakangnya. Pebalap muda Red Bull itu kemudian bisa melebarkan jarak dengan Hamilton yang masuk kembali ke trek sekitar 12 detik di belakangnya.
”Saya berpikir akhirnya saya keluar (lintasan) dan waktu di pit sangat-sangat sempit, tetapi kemudian ternyata selisihnya 12 detik. Itu terlalu jauh untuk mengejarnya,” ungkap Hamilton.
Saat pit stop kedua, Hamilton kembali menggunakan ban lunak karena tim Mercedes sudah tidak memiliki satu set ban baru supersoft atau ultrasoft.
Dengan ban baru soft itu, pebalap Inggris tersebut masih terus memperpendek jaraknya dari Verstappen dan Raikkonen yang berada paling depan.
Namun, Hamilton kesulitan untuk bisa menyalip Verstappen pada 5 putaran terakhir karena kondisi bannya pun sudah menurun. Upaya pebalap Mercedes itu untuk menyalip Verstappen digagalkan pebalap Red Bull itu yang kondisi bannya lebih baik.
Pebalap Mercedes itu pun menyadari kondisi bannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk bisa bertarung dengan dua pebalap di depannya sehingga Hamilton finis di posisi ketiga.
Strategi kualifikasi
Kesalahan strategi tim Mercedes pada seri AS tidak hanya pada penerapan strategi dua stop dan keterlambatan mereka meminta Hamilton masuk pit untuk kedua kalinya.
Seperti dilaporkan Crash, Mercedes mungkin berpikir dengan menggunakan ban supersoft pada sesi kualifikasi, hal itu akan membantu mereka saat balapan. Memang, saat kualifikasi, Hamilton bisa merebut posisi terdepan, Namun, saat balapan, performa ban supersoft di mobilnya kalah cepat dari ban ultrasoft yang digunakan Raikkonen.
”Kami sudah tahu ada perbedaan besar dari dua ban yang berbeda itu dalam hal performa start. Jelas sekali saya kehilangan posisi terhadap dia (Raikkonen), dan kemudian tidak bisa mengimbanginya karena dia punya udara yang lebih bersih dan ban lebih baik,” paparnya.
Sejak awal musim, Mercedes bermasalah dengan ban soft sehingga lebih sering memilih ban medium. Kondisi itu berbeda dengan Ferrari dan Red Bull yang bisa mendapatkan umur ban lebih panjang dengan ban lunak.
Meski demikian, dengan keunggulan 70 poin atas Vettel dan tiga balapan tersisa, Hamilton berpeluang sangat besar menutup perburuan gelar juara dunia untuk kategori pebalap pada seri Meksiko. (OKI)