Pelatnas Harus Dimulai
Pengurus cabang diminta segera memulai pelatnas untuk menghadapi SEA Games 2019. Jeda latihan terlalu lama bisa memengaruhi performa atlet.
JAKARTA, KOMPAS Setelah perhelatan Asian Games 2018, Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta semua cabang olahraga segera memulai pemusatan latihan nasional untuk SEA Games 2019 di Filipina.
Menurut Kemenpora, tidak ada alasan bagi cabang untuk stop berlatih karena anggaran yang sudah digelontorkan pemerintah sejak awal 2018 adalah untuk satu tahun. Dengan demikian, dana digunakan untuk pelatnas Asian Games 2018, dilanjutkan dengan persiapan SEA Games 2019.
”Dari sekitar 40 cabang yang ikut Asian Games 2018, baru separuhnya yang sudah mulai melakukan pelatnas. Kami harap semuanya sudah melakukan pelatnas agar kemampuan atlet tidak menurun. Sekarang, jeda mereka sudah terlalu lama, yakni sudah lebih kurang satu bulan,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat ditemui di Jakarta, Senin (22/10/2018).
Gatot mengatakan, Kemenpora menggelontorkan anggaran sebesar Rp 735 miliar untuk pengurus cabang olahraga menggelar pelatnas sepanjang tahun 2018. Sebagian besar anggaran itu memang diperuntukkan bagi pelatnas Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018. Namun, sebagian lagi untuk pelatnas SEA Games 2019 dan ASEAN Para Games 2019.
”Kan, kemarin anggaran yang diberikan itu ada pola 70 persen dan 30 persen. Anggaran tahap awal diberikan 70 persen dari pengajuan setiap cabang dan 30 persen sisanya diberikan setelah mereka membuat pertanggungjawaban.
Sebagian besar, 70 persen itu, digunakan setiap cabang untuk Asian Games dan Asian Para Games lalu. Nah, sisa 30 persen tersebut bisa digunakan mereka untuk pelatnas SEA Games dan ASEAN Para Games 2019,” katanya.
Gatot menuturkan, pelatnas sudah tidak bisa ditunda sebab hal itu bisa berdampak negatif untuk atlet. Contohnya atlet angkat besi. Kalau mereka tidak berlatih lama, angkatan setiap atlet bisa turun.
”Tidak tertutup kemungkinan atlet cabang-cabang lain. Kalau jeda tidak latihan terlalu lama, nanti kemampuan mereka malah menurun. Padahal, mereka sedang berada di puncak kemampuan dan mental pasca-ikut Asian Games/Asian Para Games lalu,” ujarnya.
Menurut Gatot, Kemenpora juga tidak akan menunda anggaran untuk pelatnas agar pelatnas terus berkelanjutan. Untuk persiapan anggaran tahun depan, mereka akan tetap memberikan porsi anggaran kepada setiap cabang, tak jauh berbeda dengan tahun 2018. Pola pemberiannya pun akan sama, yakni langsung kepada para pengurus cabang olahraga.
”Pola penganggaran pelatnas yang sesuai Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional nyatanya cukup sukses di Asian Games/Asian Para Games 2018. Apa yang telah sukses itu akan terus kami lakukan pada tahun depan. Kami tidak akan bongkar pasang lagi karena terlalu berisiko,” ujarnya.
Target tinggi
Terkait dengan target prestasi di SEA Games 2019 dan ASEAN Para Games 2019, Gatot menyampaikan, pihaknya tidak berani memasang target terlalu tinggi walaupun Indonesia menjadi yang terbaik di Asia Tenggara saat Asian Games 2018. Hal ini karena cabang olahraga di SEA Games 2019 akan sangat berbeda dari Asian Games 2018. Sedikitnya 30 persen jumlah cabang olahraga di SEA Games adalah ranah tuan rumah.
”Kalau untuk ASEAN Para Games 2019, kami lebih berani pasang target tinggi sebab di ASEAN Para Games 2017, Indonesia mampu juara umum. Pada Asian Para Games 2018, Indonesia peringkat kelima Asia. Artinya, Indonesia punya potensi besar tetap berada di peringkat tertinggi pada ASEAN Para Games 2019,” katanya.
Sebelumnya, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Mulyana mengutarakan, pihaknya akan segera mengumpulkan pengurus cabang olahraga untuk membahas nomor apa saja yang berpotensi dipertandingkan saat SEA Games/ASEAN Para Games nanti. Setelah itu, baru pelatnas akan intensif dilakukan.
Adapun Indonesia akan menurunkan sekitar 600 atlet saat SEA Games 2019 nanti. ”Sekitar 40 persen adalah atlet yang berlaga di Asian Games 2018. Sisanya adalah atlet-atlet muda yang disiapkan untuk regenerasi,” kata Mulyana. (DRI)