KHARKIV, SENIN Musim ini, Manchester City dituduh memiliki kepribadian ganda. Mereka masih ganas di liga domestik, tetapi rapuh ketika bermain di panggung para juara, Liga Champions. Duel kontra Shakhtar Donetsk di Ukraina, Rabu (24/10/2018) dini hari WIB, menjadi peluang City menepis tuduhan tersebut.
Di Liga Champions, City sebetulnya tergabung di grup yang relatif enteng, bersama Olympique Lyon, Hoffenheim, dan Shakhtar Donetsk. Namun, faktanya, juara bertahan Liga Inggris itu tertatih-tatih di penyisihan Grup F.
Mereka takluk dari Lyon di kandang sendiri, September lalu. Itu adalah kekalahan beruntun keempat ”The Citizens” di Liga Champions. Tren buruk itu terhenti setelah mereka menang 2-1 atas Hoffenheim, wakil Jerman, Oktober lalu. Namun, pada laga itu, City masih terlihat rapuh.
Mereka lebih dulu kebobolan dari Hoffenheim, tim papan tengah Liga Jerman. City pun kini hanya duduk di peringkat kedua Grup F dengan koleksi tiga poin.
Ironisnya, City belum terbendung di kancah domestik. Mereka memuncaki klasemen sementara Liga Inggris dengan margin gol yang besar atas rivalnya yang mengemas poin serupa, Liverpool. City adalah tim terganas di Liga Inggris dengan rata-rata 2,9 gol per laga. Pertahanan mereka juga yang terbaik, hanya kebobolan tiga gol dari sembilan laga.
Tren itu berlanjut akhir pekan lalu saat mengalahkan Burnley, 5-0, di Stadion Etihad. Namun, Manajer Manchester City Pep Guardiola paham betul, kemenangan itu tidaklah berarti saat mereka menghadapi Shakhtar, Rabu dini hari WIB ini. Pada babak yang sama musim lalu, City kalah 1-2 dari Shakhtar di Ukraina. Laga itu mengakhiri rekor 29 laga tak terkalahkan City.
Inspirasi Zorro
Situasi tidak banyak yang berubah dari laga Desember lalu itu. City masih ditangani Guardiola, adapun Shakhtar dipimpin pelatih karismatik, Paulo ”Zorro” Fonseca.
Pelatih asal Portugal itu tampil dengan gaya unik ketika membekap City saat itu. Ia mengenakan topeng Zorro, tokoh pahlawan fiksi buatan Pulp Magazine, dalam jumpa pers seusai laga itu.
Menjelang pertemuan kembali kedua tim, Fonseca meminta pasukannya tampil gagah berani seperti Zorro. ”Saya orang yang ambisius. Saya ingin menang, tetapi itu tidak pernah cukup. Saya juga ingin tim saya bermain bagus dan berani menghadapi siapa pun juga, tidak masalah itu City atau tim lain.
Saya rela mati bersama filosofi ini,” tutur Fonseca, seperti dikutip Telegraph.
Tak ayal, militansi dan permainan keras akan diperlihatkan Shakhtar di duel kontra City. Mereka berupaya mati-matian mengalahkan City untuk menjaga kans lolos ke babak gugur. Jika menang, Shakhtar akan menyalip City di peringkat kedua. Saat ini, tuan rumah hanya tertinggal satu poin dari City.
Pertahanan City lagi-lagi dalam situasi tidak ideal menyambut laga krusial ini. Mereka terancam tidak diperkuat tiga bek sayap penting, Kyle Walker, Fabian Delph, dan Danilo. Pemain tengah Ilkay Gundogan juga berkutat dengan cedera. Persoalan cedera pemain di lini belakang ditengarai menjadi penyebab buruknya kinerja City di Liga Champions musim ini.
Namun, Guardiola—pelatih yang dikenal cerdas—memiliki cara mengatasi masalah itu. Salah satunya adalah menggeser John Stones, bek tengah, ke posisi bek sayap kanan. Cara itu terbukti efektif saat lawan Burnley, Sabtu. Jika Walker belum pulih, Stones akan kembali difavoritkan mengisi bek kanan.
”Dia (Stones) bisa bermain di berbagai posisi. Itu bagus untuk dia. Itu membantunya untuk lebih cerdas dan tampil rutin karena manajer membutuhkannya di dalam posisi dan situasi apa pun,” ujar Guardiola dikutip dari Goal.com. (JON)