TABANAN, KOMPAS Kroser Australia, Lewis Stewart, dan kroser Indonesia, Andre Sondakh, berbagi gelar pada kelas MX1 Kejuaraan Nasional Kratingdaeng Supercrosser Powertrack putaran kelima, Minggu (21/10/2018), di Tabanan, Bali. Stewart merebut gelar juara pada kelas internasional dan Andre menjadi juara nasional.
Pada kelas grasstrack 125 cc, Risky HK menjadi juara nasional kelima kali berturut-turut. Keberhasilan itu membuat Risky merebut wild card ke ajang MXGP 2019.
Lewis Stewart yang selalu mengikuti lomba motokros di Indonesia sejak 2011 menunjukkan kemampuannya pada lomba pertama. Pada tiga putaran awal, Stewart membiarkan Andre Sondakh memimpin lomba.
Namun, pada putaran keempat, Stewart mengambil alih posisi terdepan dan membuat hampir semua pebalap, termasuk Andre, tertinggal satu putaran.
Stamina prima dan teknik yang tinggi membuat Stewart sulit ditandingi. ”Saya gembira dapat merebut gelar kelas internasional dan mendapat tiket ke MXGP. Pada lomba pertama tadi, saya dapat mengoptimalkan motor sehingga dapat melaju sangat cepat,” kata Stewart.
Pada lomba itu, posisi kedua sampai kelima direbut Jayden Rykers dan Joel Evans (Australia) serta Asep Lukman Efendi dan Andre Sondakh (Indonesia).
Pada lomba kedua, keperkasaan Stewart ditumbangkan dua kroser tim Kratingdaeng Evalube, Jayden Rykers dan Joel Evans. Rykers dan Evans mendominasi lomba sejak start dan menyulitkan Stewart menyalip.
Stewart juga mengalami masalah dengan mesin motornya sehingga terseok di posisi tengah. Sampai finis, Rykers dan Evans tetap berada di posisi pertama dan kedua. Andre menempati posisi ketiga dan Stewart harus puas finis di urutan keenam.
Dengan raihan itu, Andre memastikan diri menjadi juara pada kelas nasional dan pemenang kedua pada kelas internasional. Langkah Andre untuk menjadi juara nasional semakin mudah karena Aldi Lazaroni, rival terdekatnya, absen pada seri terakhir ini karena cedera pada kaki saat latihan.
”Saya sangat senang kembali menjadi juara nasional dan mendapat tiket ke MXGP. Namun, saya harus berlatih lebih keras jika ingin berprestasi pada ajang tingkat dunia itu,” kata Andre.
Pada kelas MX2, Delvintor Alfarizi dan Yosua Pattipi bersaing keras menjadi juara nasional. Delvintor yang semula memimpin klasemen dengan 187 poin, unggul 23 poin dari Yosua, justru tampil buruk karena mengalami kecelakaan dan finis di posisi kesembilan. Yosua memanfaatkannya dengan finis terdepan.
Pada lomba kedua, Yosua kembali tampil perkasa dengan finis terdepan. Namun, Delvintor terus mengejar dan finis kedua. Dengan hasil itu, Delvintor tetap menyandang gelar juara nasional, unggul enam poin atas Yosua yang menempati posisi kedua.
Ajang ini menjadi sarana seleksi kroser Indonesia menuju ke MXGP 2019. (ECA)