JAKARTA, KOMPAS Jakarta Football Academy dan Bina Taruna Cibubur sangat membutuhkan kemenangan untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri pada pekan kedelapan Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Kedua tim penghuni dasar klasemen sementara itu akan bertemu untuk berebut modal kepercayaan diri itu di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (21/10/2018).
Laga yang akan menjadi pembuka pekan kedelapan kompetisi untuk pemain belia ini terasa sangat penting, terutama bagi Jakarta Football Academy (JFA). Hingga pekan ketujuh atau pekan lalu, tim juara musim lalu itu sekarang menjadi satu-satunya dari 16 tim peserta Liga Kompas yang belum pernah menang.
Tim asuhan Pelatih Winaryo ini baru mengemas tiga poin dari tiga kali laga imbang. Bahkan, pekan lalu, mereka kalah 0-3 dari Big Stars Babek FA, tim yang baru pertama kali tampil di kompetisi ini. Selama tujuh pekan terakhir, JFA juga baru mencetak satu gol dan sudah kebobolan tujuh gol.
Manajer JFA Hengky Nofriandi merasa situasi ini tidak bagus bagi timnya karena tampil dalam tujuh laga tanpa kemenangan membuat timnya kehilangan rasa percaya diri. ”Satu hasil positif akan sangat bermanfaat untuk mengangkat mental dan rasa percaya diri pemain,” ujarnya, Sabtu (20/10).
Peluang untuk mendapatkan satu hasil positif itu tidak lain adalah pada laga kontra Bina Taruna Cibubur, Minggu pagi ini. Bagi JFA, target untuk memetik tiga poin sangat terasa masuk akal pada laga ini. Alasannya, Bina Taruna Cibubur juga bernasib hampir sama dengan JFA. Jika JFA berada di peringkat ke-16, Bina Taruna Cibubur ada di peringkat ke-15.
Bedanya, Bina Taruna Cibubur sudah pernah menang satu kali, yaitu pada pekan ketiga saat menjalani laga derbi melawan Buperta Cibubur. Saat itu, Bina Taruna Cibubur menang 2-0 melalui gol yang dicetak Muhammad Faiz Maulana. Namun, sejak saat itu mereka belum bisa lagi meraih tiga poin.
Minim penyerang
Penyebab utama kebuntuan JFA pada musim ini, kata Hengky, adalah krisis penyerang di timnya. ”Kami ada banyak pemain belakang, tetapi minim penyerang murni,” katanya.
Dengan kondisi seperti ini, tim hanya bisa menahan gempuran lawan dan berusaha mencuri peluang untuk menyerang sebanyak-banyaknya. Untuk menyiapkan laga kontra Bina Taruna Cibubur, JFA pun berlatih tiga kali sepekan dengan menu latihan utama berupa pematangan penyelesaian akhir.
Tidak seperti musim lalu, ketika JFA kokoh di puncak klasemen dan finis di peringkat pertama, musim ini mereka memiliki materi pemain yang berbeda. Mayoritas pemain yang sudah tampil pada musim lalu jelas tidak bisa lagi tampil pada musim ini karena usia mereka sudah melampaui batas persyaratan kompetisi Liga Kompas.
Di Liga Kompas, hal ini kerap terjadi di setiap musim sehingga sulit bagi satu sekolah sepak bola (SSB) untuk terus mempertahankan gelar juara. Namun, dari sisi pembinaan pemain muda, fenomena ini bagus karena tujuan utama kompetisi adalah memberikan kesempatan kepada lebih banyak remaja untuk tampil dan mencari pengalaman.
Hal yang sama juga dialami Mandiri Selection Soccer School, tim yang musim lalu finis di peringkat ketiga itu saat ini masih berjuang untuk keluar dari zona degradasi. Mereka tidak lagi memiliki skuad dengan kemampuan merata dan para penyerang tajam seperti musim lalu.
”Target kami musim ini adalah finis di peringkat 10 besar. Tidak muluk-muluk,” kata Pelatih Mandiri Selection Mukhsin Alatas.
Pada pekan kedelapan ini, Mandiri Selection akan menghadapi Big Stars Babek FA. Laga ini akan menyajikan pertarungan sengit di lini tengah.
Untuk menghadapi laga ini, Big Stars Babek mengasah keterampilan bertahan dan memperkuat lini tengah. Strategi latihan ini untuk menutupi pertahanan mereka yang kurang sempurna. ”Lini tengah dan sayap kanan kami perkuat karena Mandiri Selection lemah di sektor itu,” ujar Pelatih Big Stars Babek FA Bonni Safrudin Wijaya.
Bonni juga harus waspada karena Mukhsin meminta para gelandangnya untuk lebih berani menembak langsung ke gawang. Mukhsin juga meminta para pemainnya terus menekan sejak awal laga.
Berbeda dengan JFA, Bina Taruna Cibubur atau Mandiri Selection, Big Stars Babek sudah lebih percaya diri. Mereka kini berada di peringkat ke-10 dan berusaha mempertahankan tren positif. Dengan catatan, pemain tidak boleh terlalu percaya diri dan merasa puas. (IGA/DEN)