Timnas sepak bola Jerman dan Belanda kompak membutuhkan kemenangan saat kedua tim bertemu di Liga Nasional Eropa, Minggu. Inilah saatnya mereka mengembalikan reputasi.
AMSTERDAM, JUMAT Sepak bola ibarat roda kehidupan. Sebuah tim terkadang juara, tidak jarang juga terpuruk. Pengalaman itulah yang dirasakan Jerman serta Belanda, dua tim raksasa, yang bakal bertarung demi reputasi mereka, Minggu (14/10/2018) pukul 01.45 WIB di Amsterdam, Belanda.
Jerman, juara dunia 2014, adalah salah satu tim yang paling disorot dengan bergulirnya kembali kompetisi antarnegara, Liga Nasional Eropa, pekan ini. Publik Jerman hingga kini belum mampu melupakan kegagalan tim itu, yaitu kandas di penyisihan grup Piala Dunia Rusia 2018.
Michael Ballack, pemain legendaris timnas Jerman, Kamis lalu, mempertanyakan alasan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) yang masih mempertahankan pelatih Joachim Loew. Ia berkata, Loew semestinya dipecat karena gagal membawa Jerman lolos ke babak gugur Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 80 tahun.
Menurut Ballack, pola pelatih yang sudah 12 tahun memimpin ”Der Panzer” itu sudah usang. ”Seperti kebanyakan orang, saya kaget dia (Loew) masih melatih tim ini. Dia telah berada di tim ini untuk waktu yang sangat lama. Terkadang, banyak hal tidak lagi bekerja jika Anda terlalu lama di sebuah pekerjaan,” ujarnya.
Kekhawatiran Ballack terbukti dari penampilan Jerman seusai Piala Dunia Rusia. Loew terlihat masih kesulitan memadukan para pemain senior dengan barisan talenta muda di timnya. Walaupun dituntut publik lebih berani mengorbitkan darah segar, Loew masih mengandalkan muka-muka lama yang penampilannya kini mulai turun, seperti Jerome Boateng, Mats Hummels, dan Thomas Mueller.
Hasilnya, Jerman tidak bertaji ketika menjamu juara dunia Perancis di pekan perdana Liga Nasional Eropa, September lalu. Lini pertahanan Jerman juga terlihat rapuh saat membekap Peru 2-1 di laga uji coba bulan lalu.
Publik Jerman pun kini kurang antusias menyaksikan langsung laga-laga Der Panzer. Pada laga kontra Peru, misalnya, hanya 25.494 penonton yang hadir. Ini adalah salah satu jumlah paling sedikit yang menonton Jerman dalam beberapa tahun terakhir.
Loew juga dipusingkan pilihan di ujung tombak serangan jelang laga kontra Belanda. Striker Timo Werner seolah dalam krisis kepercayaan diri. Meskipun telah mengemas lima gol dari sembilan laga di level klub, Werner seperti kehilangan jati diri bersama Der Panzer. Tidak satu pun gol ia buat di lima laga terakhir Jerman.
Jika Werner kembali tak bertaji, Loew agaknya akan berpaling ke Mark Uth dari klub Schalke 04 sebagai striker utamanya. Uth bakal tersanjung karena dia belum pernah membela Jerman.
Laga kontra Belanda juga bakal menjadi momen pembuktian bagi Leroy Sane. Penyerang sayap klub Manchester City itu kembali dipanggil Loew setelah dibuang menjelang Piala Dunia Rusia. Sane akan tampil habis-habisan guna membuktikan komentar Toni Kroos, gelandang senior Jerman, yang sempat menyebutnya malas-malasan adalah tidak benar.
”Tentu sangat disesalkan saya tidak tampil di Piala Dunia. Namun, itu membuat saya jadi lebih termotivasi saat ini. Saya ingin terus meningkatkan diri sehingga tidak ada lagi alasan Jogi (Loew) meninggalkan saya,” tutur Sane.
Tanpa Kluivert Di kubu Belanda, Pelatih Ronald Koeman juga masih kesulitan menentukan racikan, khususnya di lini serang. Belanda belum konsisten, terbukti dengan kekalahan dari Perancis, 1-2, di Liga Nasional dan imbang dari Italia dan Slowakia di uji coba.
Koeman, yang kini fokus untuk membangun soliditas timnya yang masih sangat muda, membuat keputusan mengejutkan dengan mencoret nama penyerang Justin Kluivert (19), anak mantan striker Belanda, Patrick Kluivert.
Padahal, Justin mencetak gol di Liga Champions musim ini bersama AS Roma. Koeman lebih memilih Steven Bergwijn yang tampil sangat eksplosif musim ini bersama PSV Eindhoven. Di pertahanan, Belanda lebih unggul dari Jerman karena punya barisan bek kuat, seperti Virgil van Dijk, Stefan de Vrij, dan Nathan Ake. (AFP/Reuters/JON)