300 Pelari dari 17 Negara Pastikan Turut dalam Maraton Mandalika
Oleh
Khairul Anwar
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS-Sedikitnya 300 pelari dari 17 negara mendaftar sebagai peserta lomba lari The Indonesian National Armed Forces Mandalika International Marathon 2018, yang digelar 4 November mendatang di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kute, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
“Dari 17 negara itu, pelari Kenya terbanyak mengambil kategori 42 K,” kata Kolenel Inf Kristomei Sianturi, Komandan Satuan Tugas Penerangan Lomba Lari Marathon Mandalika 2018, kepada pers, Kamis (11/10/2018) di Mataram, Lombok.
Lomba dibagi dalam tiga kategori, yakni 10 K, setengah maraton, dan maraton. Rute yang dilalui adalah di dalam KEK Mandalika, sehingga para pelari bisa berwisata sekaligus menikmati panorama pantai yang berpasir putih dan berair jernih di destinasi wisata itu.
Pelari yang ikut dalam lomba ini berusia 18 tahun-45 tahun meliputi masyarakat TNI-Polri, atlet nasional dan international. Untuk sementara pelari Kenya mendaftar untuk kategori 42 K sebanyak 76 orang dan untuk kategori 21 berjumlah 60 orang.
“Kita tahu pelari-pelari Kenya spesialis dalam full marathon,” tutur Kristomei.
Pelari luar negeri lainnya di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, Singapura, Swiss, Uni Emirat Arab, Kanada, Perancis, Australia dan Norwegia.
Jumlah peserta itu belum termasuk pelari nasional termasuk pelari anggota TNI-Polri. Untuk peserta TNI, 15 Kodam mengirim 40 pelari tiap Kodam, belum termasuk Polri dan Kesatuan lainnya, dan para atelet nasional, sehingga peserta lomba berjumlah sekitar 10.000 orang.
“Dari hadiahnya, untuk Juara pertama Rp 330 juta, jelas akan menarik minat peserta dalam lomba ini,” ujar Kristomei. Total hadiah lomba mencapai Rp 10 miliar.
Lari maraton internasional ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun TNI ke 73, mencari bakat-bakat baru pelari di Tanah Air, juga sebagai ajang promosi destinasi wisata Lombok, khusus KEK Mandalika, yang meruapaka salah satu dari empat destinasi pariwisata di Indonesia selain Danau Toba, Borobodur dan Labuan Bajo (Flores, NTT).
“Lomba maraton ini merupakan momentum sangat baik untuk mempromosikan kepada dunia luar, pariwisata Lombok Bangkit setelah gempa beruntun. Peran TNI juga menjadi luar biasa dalam membantu promosi pariwisata nasional,” kata Vinsensius Jemadu, Direktur Pemasaran Internasional Kementerian Pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, HM Faozal, mengatakan, karena terbatasnya jumlah akomodasi di KEK Mandalika, Kute, Pemprov NTB menyiapkan city hotel sebanyak lima hotel di Kota Mataram, sebagai tempat menginap para peserta. Hotel-hotel itu juga memberi tarif khusus berup diskon sebesar 40 persen-50 persen dari tarif kamar normal.
Para peserta juga disediakan 40 shuttle bus dari tempat menginap ke lokasi lomba, ditambah angkutan milik Kesatuan TNI-Polri. Sebagai rangkaian lomba ini, H minus 4, ini akan digelar berbagai acara seperti bazaar, bhakti sosial, karya bhakti, pengobatan massal, malam seni budaya, demonstrasi terjun payung, demonstrasi Yupiter Aerobatic, dan di malam hari digelar panggung hiburan.