JAKARTA, KOMPAS Perjuangan Asep Sutisna (47), atlet bulu tangkis nasional klasifikasi SS6 atau tubuh pendek, telah berakhir di Asian Para Games 2018. Namun, akhir perjalanan itu menjadi awal langkah Asep mengajak ”Manusia Kerdil” untuk berprestasi di olahraga.
Asep gugur setelah kalah dari pebulu tangkis China, Guo Guang Liang, 20-22, 13-21, pada Senin (8/10/2018), di Istora Senayan, Jakarta. Asep tidak lolos dari Grup B karena pada hari sebelumnya, ia juga kalah dari unggulan kedua, atlet Malaysia, Didin Taresoh.
”Tadi pas ketemu pemain China, saya sudah unggul 18-12 pada babak pertama. Tetapi, setelah jatuh, kaki saya perih, jadi mulai kehilangan konsentrasi,” kata Asep seusai laga.
Meski kalah, ratusan penonton di Istora menyambut Asep dengan hangat. Setelah pertandingan, penonton bersorak,” Pak Asep... Pak Asep.”
Perjuangan atlet asal Jawa Barat tersebut selama dua hari itu spartan. Sudah tidak terhitung, berapa kali Asep terjatuh untuk menyelamatkan kok. Dengan tinggi tubuh 147 sentimeter, Asep harus mengontrol lapangan bulu tangkis dengan format tunggal putra kelas umum, seluas 6,7 x 6,1 meter.
Pria asli Bandung itu membutuhkan 5-6 langkah untuk berpindah dari garis belakang ke depan net. Atlet umum hanya membutuhkan 2-3 langkah.
”Maafkan saya telah mengecewakan masyarakat Indonesia. Tetapi, ini bukan akhir, melainkan awal untuk saya dan orang pendek di luar sana,” kata atlet yang baru masuk pelatnas pada Januari 2018.
Asep merupakan atlet bulu tangkis pendek Indonesia yang pertama tampil dalam multicabang olahraga Paralimpiade. Ia berharap nomor SS6 menjadi populer di Indonesia.
Menurut Asep, orang pendek tidak perlu takut dengan keterbatasannya. Karena, mereka memiliki kelebihan lain, salah satunya bisa disalurkan melalui olahraga. ”Banyak yang sebenarnya berbakat, tetapi belum berani mencoba,” ujarnya.
Contohnya, Asep tidak pernah menuruti takdir hidupnya yang mengalami keterbatasan tinggi tubuh sejak lahir. Sebelum menjadi atlet, ia adalah seorang sopir yang sudah bekerja selama 20 tahun.
Awalnya tidak ada yang percaya kakinya bisa menginjak gas mobil. Akan tetapi, ia selalu membalikkan penilaian orang lain. ”Intinya percaya diri,” katanya.
Pelatih bulu tangkis Paralimpiade, Imam Kunantoro, mengatakan, pemain SS6 masih sangat sedikit di Indonesia. Asep adalah satu-satunya pemain pendek di pelatnas.
”Kemarin sempat ada satu pemain pendek di pelatnas, tetapi tidak lolos klasifikasi karena tingginya kelebihan,” kata Imam.
Atlet SS6 tidak boleh memiliki tinggi lebih dari 200 sentimeter dengan perhitungan tubuh berdiri dengan tangan terentang ke atas. Adapun Asep lolos klasifikasi dengan total tinggi 194 sentimeter.
Sedikitnya sumber daya orang pendek dalam bulu tangkis membuat SS6 belum dimainkan dalam Pekan Paralimpiade Nasional. Di sisi lain, kelas itu dimainkan dalam nomor tunggal dan ganda di kompetisi internasional. (KEL)